Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisruh Kebun Binatang Surabaya, siapa bermain?

Kisruh Kebun Binatang Surabaya, siapa bermain? Kebun Binatang Surabaya. ©2013 Merdeka.com/Moch. Andriansyah

Merdeka.com - Bermimpi mengembalikan kejayaan Kebun Bintang Surabaya (KBS) di Jawa Timur, Pemkot Surabaya justru dihadapkan pada sejumlah persoalan. Sejumlah satwa di kebun binatang terlengkap se-Asia Tenggara itu satu per satu menunggu ajal. Lantas apa penyebabnya?

Menurut Ketua Tim Pengelola Sementara (TPS) KBS, Tony Sumampau menilai adanya ketidakmampuan Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) bentukan Pemkot Surabaya dalam mengurus satwa di KBS.

"Kita harus melihat ke belakang dulu. Sebelum dikelola Pemkot, KBS itu dikelola oleh sekelompok orang kemudian membentuk perkumpulan. Itu sudah ada sejak zaman Belanda," papar Tony, Sabtu malam (18/1).

Selanjutnya, cerita Tony, ada persoalan di internal KBS. "Pak Said, mantan pengurus, disuruh mundur. Dan dia mengambil sertifikat KBS untuk diserahkan kepada Cak Narto (Sunarto Sumoprawira), yang waktu itu masih menjabat sebagai wali kota, dan sampai sekarang sertifikat itu dikuasai Pemkot."

Sebenarnya, kata Tony, kepemilikan aset tanah KBS itu bukan milik Pemkot Surabaya, tapi pemerintah ikut campur. "Jadi tidak bisa dialihfungsikan ke yang lain," tegas Ketua TPS KBS non-aktif itu.

Karena terjadi konflik internal antar-pengurus Kementerian Kehutanan (Kemenhut) membentuk TPS, yang terdiri dari empat unsur, yaitu dari pihak Kemhut, Pemprov Jawa Timur, Pemkot Surabaya dan para perkumpulan.

"Kelemahan di KBS sendiri pengurusnya sedikit. Saat rapat untuk mencari dukungan mereka merangkul karyawan. Ini yang akhirnya merusak mental karyawan. Mereka juga ikut saling berebut menjadi ketua, mereka lupa mengurus binatang. Mereka justru membuat warung, bikin lapak dan sebagainya di area KBS," beber Direktur Taman Safari tersebut.

Karena masalah tersebut, kata Tony, menjadi penyebab kematian demi kematian hewan di KBS. Dia juga menilai, kematian satwa di KBS merupakan bukti kegagalan Pemkot Surabaya mengelola kebun binatang.

"SDM (sumber daya manusia) pengelola baru (PDTS) KBS kurang menguasai pengelolaan satwa sehingga mengakibatkan banyak satwa yang kurang terurus dengan baik," sesal dia.

Belakangan tersiar kabar jika kematian sejumlah dilakukan secara sengaja. Para pelaku bisnis melirik lahan KBS untuk dijadikan tempat komersil. Kalau sudah begini siapa ikut bermain?

(mdk/did)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menegangkan, Tuna Wicara Gelut Lawan Beruang di OKU hingga Kaki Putus

Menegangkan, Tuna Wicara Gelut Lawan Beruang di OKU hingga Kaki Putus

Peristiwa itu terjadi saat korban berada di kebun bersama ayahnya di Desa Mendingin, Kecamatan Ulu Ogan, Ogan Komering Ulu (OKU).

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok Mbah Wo, Bintang 1 TNI AU yang Kini Jualan Bakmi Jawa

Mengenal Sosok Mbah Wo, Bintang 1 TNI AU yang Kini Jualan Bakmi Jawa

Usai purna tugasnya di tubuh militer tanah air, Mbah Wo memilih tak berdiam diri.

Baca Selengkapnya
Kisah Burung Berpangkat Letnan Paling Berjasa Bagi Pejuang Indonesia Sampai Tewas Ditembak di Hadapan Komandan

Kisah Burung Berpangkat Letnan Paling Berjasa Bagi Pejuang Indonesia Sampai Tewas Ditembak di Hadapan Komandan

Bukan hanya manusia, ini sosok binatang paling berjasa dalam kemerdekaan Indonesia. Siapa yang dimaksud?

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sangar Berbaret Merah, Anggota Kopassus Ini Bisa Menirukan Suara Binatang 'Tetap Semangat Komando'

Sangar Berbaret Merah, Anggota Kopassus Ini Bisa Menirukan Suara Binatang 'Tetap Semangat Komando'

Sosok sangar anggota Kopassus yang unjuk kebolehan bisa menirukan ragam suara binatang.

Baca Selengkapnya
Jangan Sampai Berkepanjangan, Kenali 5 Macam Sakit Kepala dan Penyebabnya

Jangan Sampai Berkepanjangan, Kenali 5 Macam Sakit Kepala dan Penyebabnya

Kenali penyebab sakit kepala yang dialami agar bisa melakukan penanganan yang tepat.

Baca Selengkapnya
Berukuran Seperti Tikus, Hewan Ini Sempat Dianggap Jenis Primata Tapi Ternyata Bukan

Berukuran Seperti Tikus, Hewan Ini Sempat Dianggap Jenis Primata Tapi Ternyata Bukan

Selama 50 tahun, hewan ini dianggap jenis primata.

Baca Selengkapnya
60 Pantun Jawa Lucu yang Kocak, Cocok untuk Hiburan Sehari-hari

60 Pantun Jawa Lucu yang Kocak, Cocok untuk Hiburan Sehari-hari

Merdeka.com merangkum informasi tentang 60 pantun Jawa lucu yang kocak dan bikin ngakak. Pantun-pantun ini cocok untuk hiburan sehari-hari.

Baca Selengkapnya
9 Burung Terpintar di Dunia, Bahkan Ada yang Doyan Tipu-Tipu

9 Burung Terpintar di Dunia, Bahkan Ada yang Doyan Tipu-Tipu

Eksplorasi perilaku sembilan burung terpintar ini membuka pintu untuk lebih memahami kompleksitas kehidupan hewan dan keajaiban alam.

Baca Selengkapnya
Tak Seperti Binatang Lain, Lumba-Lumba Ternyata Punya Indera Ketujuh

Tak Seperti Binatang Lain, Lumba-Lumba Ternyata Punya Indera Ketujuh

Selain dikenal cerdas, lumba-lumba ternyata punya indera ketujuh.

Baca Selengkapnya