Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Tenaga Medis Berjuang Lawan Covid-19 dan Kecemasan hingga Stigma Negatif

Kisah Tenaga Medis Berjuang Lawan Covid-19 dan Kecemasan hingga Stigma Negatif Tenaga Medis Berjuang Lawan Covid-19. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Pandemi Covid-19 yang kini masih berlangsung menjadi medan perang bagi tenaga medis di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Tak mudah bagi mereka untuk berjuang dalam menangani pasien Covid-19, mengingat virus ini memiliki risiko penularan yang sangat tinggi dan tidak terkendali. Menangani pasien Covid-19 tak hanya menjadi tugas utama para tenaga medis ini—mulai dari dokter, perawat, dan pekerja rumah sakit. Mereka pun harus memastikan diri mereka agar tetap sehat dan meminimalisir risiko penularan Covid-19, sekalipun mereka berada di zona merah.

Terlepas dari itu, di tengah berlangsungnya pandemi, para tenaga medis yang sebenarnya merupakan pejuang yang bertempur melawan Covid-19 di garda terdepan, justru kerap dikaitkan dengan stigma negatif bahwa mereka adalah pembawa virus.

Munculnya stigma dan diskriminasi di masyarakat terhadap para tenaga medis ini terjadi di beberapa kota di Indonesia, termasuk Jakarta. Berada di zona merah dan menangani pasien Covid-19 setiap harinya, membuat banyak pejuang medis tak diterima di tempat tinggal mereka, selain mereka juga khawatir untuk pulang karena takut membawa virus dekat dengan keluarga mereka. Akhirnya, selama menjalankan tugas mulianya, banyak dari tenaga medis terpaksa tinggal di rumah sakit dan berpisah berbulan-bulan dari keluarganya. Sayangnya, ruangan-ruangan yang tersedia di rumah sakit bukanlah tempat yang ideal bagi para pejuang medis ini untuk melepas rasa lelah fisik dan mental.

Denda Sopiyatna, salah satu perawat di RSPAD Gatot Subroto yang sehari-hari menangani pasien Covid-19, merasakan sendiri adanya stigma negatif masyarakat terhadap tenaga medis yang menangani Covid-19.

"Stigma itu membuat kami merasa dipinggirkan. Saya harus berbesar hati menghadapi stigma masyarakat dan juga berjuang dengan rasa takut berhadapan dengan Covid-19," ujar Denda. Ia dan rekan-rekannya sesama pekerja medis memahami bahwa pekerjaan mereka sangat berisiko.

"Yang kami takutkan adalah pulang ke rumah dan akan menularkan penyakit ini kepada keluarga kami. Selama ini, beberapa tim medis dari kami ada yang tinggal sementara di rumah sakit. Mereka terus berjuang agar pandemi ini selesai. Saya akan merasa lega jika ada pihak yang tergerak membantu menyediakan penginapan bagi kami, agar kami dapat beristirahat dengan nyaman tanpa khawatir menularkan virus kepada keluarga sehingga kami bisa tetap semangat melanjutkan perjuangan di garda terdepan melawan Covid-19," ungkap Denda.

Menurutnya, ketersediaan tempat beristirahat untuk tenaga medis di masa pandemi menjadi salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi. Ia berharap permasalahan ini dapat terjawab melalui program-program seperti #TempatSinggahPejuangMedis yang diinisiasi oleh Yayasan Habitat for Humanity Indonesia, bekerja sama dengan dompet digital DANA serta platform crowdfundingKitabisa.com dan BenihBaik.com.

Sementara itu, dr. Hendrawan Kantawijaya, salah satu dokter di RSPAD Gatot Subroto yang sehari-hari menangani pasien Covid-19 juga mengakui kekhawatirannya untuk pulang ke rumah. "Sebagai dokter yang menangani pasien Covid-19 di kala pandemi ini, kami memang tidak dianjurkan untuk kembali ke rumah karena tenaga medis lebih rentan dan lebih berisiko terpapar Covid-19," ujarnya.

Senada dengan Denda dan dr. Hendrawan, Puji, perawat yang juga bekerja di RSPAD Gatot Subroto, mengakui bahwa dirinya sempat merasakan terpaksa pulang ke rumahnya di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan. Karena tak bisa menggunakan transportasi publik, ia mau tak mau harus mengendarai motor untuk pergi bekerja dan pulang ke rumahnya.

"Di awal masa pandemi, saya biasa pulang ke rumah di waktu subuh. Ada ketakutan jika di jalan ada begal. Lain lagi sesampai di rumah, saya harus menjaga jarak karena Ibu saya punya riwayat penyakit diabetes dan Ayah saya punya hipertensi. Mereka sangat berpotensi terserang Covid-19. Saya sedih, tapi akhirnya saya bersyukur karena sekarang sudah mendapatkan tempat singgah. Meski harus sahur dan berbuka puasa tanpa keluarga, setidaknya saya merasa lebih tenang," ujar Puji.

Meski beberapa tenaga medis telah mendapatkan tempat singgah yang layak dan aman untuk beristirahat, tapi perjuangan belum selesai. Hingga saat ini, donasi #TempatSinggahPejuangMedis yang terkumpul baru mengakomodasi sekitar 30% dari total tempat singgah untuk 600 tenaga medis yang menjadi target awal. Dukungan bagi gerakan #TempatSinggahPejuangMedis masih terus diharapkan untuk menyediakan tempat beristirahat yang layak dan nyaman, serta memenuhi standar keamanan dan kesehatan bagi para tenaga medis Indonesia yang bertugas menangani pasien Covid-19.

Masyarakat dapat ikut serta dalam aksi sosial untuk mewujudkan #TempatSinggahPejuangMedis dan turut menjaga kesehatan fisik dan mental para tenaga medis dalam menjalankan tugas mereka memerangi Covid-19 dengan berdonasi melalui aplikasi dompet digital DANA, atau lewat platform Kitabisa.com dan Benihbaik.com.

(mdk/hhw)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023

Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023

Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.

Baca Selengkapnya
Penjelasan Polisi Soal 9 Petani Digunduli Usai Jadi Tersangka Mengancam Pekerja IKN

Penjelasan Polisi Soal 9 Petani Digunduli Usai Jadi Tersangka Mengancam Pekerja IKN

Tahanan digunduli guna pemeriksaan identitas, badan atau kondisi fisik dan menjaga atau memelihara kesehatan serta mengidentifikasi penyakit.

Baca Selengkapnya
IDI: Perlu Kerja Sama Strategis Mewujudkan Pemerataan Dokter di Indonesia

IDI: Perlu Kerja Sama Strategis Mewujudkan Pemerataan Dokter di Indonesia

IDI mengungkapkan tidak seimbangnya rasio dokter umum dan spesialis di Indonesia sangat berdampak terhadap kualitas kesehatan di setiap daerah.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Mengaku Dicabuli Dokter, Istri Pasien Serahkan Bukti Penting Ini ke Polisi

Mengaku Dicabuli Dokter, Istri Pasien Serahkan Bukti Penting Ini ke Polisi

TA dan suaminya langsung meninggalkan lokasi. Hanya tim kuasa hukumnya yang menemui awak media untuk menyampaikan keterangan pers.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Ditemukan pada 11 Daerah di Jateng

Kasus Covid-19 Ditemukan pada 11 Daerah di Jateng

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.

Baca Selengkapnya