Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah pendeta wakafkan tanah untuk dirikan pesantren di Papua

Kisah pendeta wakafkan tanah untuk dirikan pesantren di Papua Guru ngaji di Papua Ismail Asso. ©repro buku Mendidik Tanpa Pamrih

Merdeka.com - Pesantren Al-Hidayah di daerah Koya Koso, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Papua adalah salah satu bukti toleransi antarumat baragama di Papua. Kendati demikian, sejarah pendirian masjid ini telah menempuh lika liku masalah dan perjuangan yang mengharukan.

Kisah dimulai saat Ismail, guru ngaji di daerah Walesi berkonflik dengan warga sekitar karena warga enggan mengakui keberadaan surau selebar 500 meter yang dia bangun. Tanah tersebut akhirnya diserobot warga di sana.

Tak terima, Ismail mendatangi warga tersebut untuk meminta tanah tersebut dikembalikan. Meski adu mulut sempat terjadi, Ismail disarankan mengalah.

Kabar tersebut sampai ke telinga pendeta Elly dari Keondoafian Leseng, Papua. Pendeta Elly memutuskan memberikan tanah Ondoafi selebar 2 hektar untuk membangun kembali pesantren milik Ismail.

"Hilang 500 meter, dapat 2 hektar," kata Ismail dikutip dari buku Mendidik Tanpa Pamrih Kisah Para Pejuang Islam, terbitan Kemenag, Kamis (26/3).

Ismail amat bersyukur dengan pemberian tanah tersebut, apalagi tanah di daerah Koya Koso terbilang mahal. Kendati sudah memiliki tanah, mulanya kondisi pesantren ini juga memprihatinkan. Maklum, Ismail harus membangun pesantren ini dari awal. Beruntung banyak warga transmigran yang bersimpati padanya, menyumbang uang untuk pembangunan pesantren ini.

Sementara untuk mencari murid-murid, Ismail banyak merekrut anak-anak dari wilayah pegunungan. "Saya minta untuk saya didik dari Yahokimo, Yalemo, Yale jaya, Pegunungan Bintang, kabupaten Nduga, Paniai, Dogiai, dan Nabire," jelas dia.

Kesulitan ini bukan lah hal baru di dalam kehidupan Ismail. Dulu untuk menimba ilmu agama Islam, dirinya harus menempuh jarak yang jauh dan sulit diakses. Diapun terpaksa belajar di rerumputan bersama ayah dan ibunya.

Oleh karena itu, menurutnya cobaan dan pengalaman dulu semakin membuatnya semangat mendirikan pesantren yang dapat menjadi pusat pendidikan Islam di Jayapura.

"Ketika memikirkan itu mudah, tapi dilaksanakannya sulit," tambah Ismail.

Ke depannya dia ingin agar pesantren ini dibangun dengan arsitektur dan nuansa Papua. Dengan ini budaya Papua dan Islam bisa hadir dan saling mengisi.

(mdk/rep)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Momen Ribuan Warga Blitar Naik Kereta Menuju Sumatra, Diminta Pindah dari Pulau Jawa dengan Iming-iming Lahan Pertanian Luas
Momen Ribuan Warga Blitar Naik Kereta Menuju Sumatra, Diminta Pindah dari Pulau Jawa dengan Iming-iming Lahan Pertanian Luas

Minimnya lapangan pekerjaan dan upah buruh yang rendah membuat warga Blitar rela meninggalkan kampung halamannya

Baca Selengkapnya
Penghormatan Terakhir Rakyat Papua untuk Lukas Enembe, Arak Peti Jenazah Sejauh 2,5 KM ke Persemayaman
Penghormatan Terakhir Rakyat Papua untuk Lukas Enembe, Arak Peti Jenazah Sejauh 2,5 KM ke Persemayaman

Ribuan mahasiswa dan masyarakat secara mengarak peti jenazah Lukas Enembe menuju persemayaman.

Baca Selengkapnya
Menembus Kampung Terdalam Papua Dikelilingi Pemandangan Indah, Tanpa Listrik & Aspal, Warganya Damai
Menembus Kampung Terdalam Papua Dikelilingi Pemandangan Indah, Tanpa Listrik & Aspal, Warganya Damai

Di pedalaman Papua, ada pemandangan alamnya yang menakjubkan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
2 Tahanan Kabur dari Rutan Polsek Tanah Abang Ditangkap, Total 13 Orang Dijebloskan Kembali ke Bui
2 Tahanan Kabur dari Rutan Polsek Tanah Abang Ditangkap, Total 13 Orang Dijebloskan Kembali ke Bui

Mereka memotong teralis itu setelah mengetahui kondisi teralis besi ventilasi di kamar mandi yang sedikit terbuka.

Baca Selengkapnya
Dengan Kekuatan Senjata, Mayjen Izak Pangemanan Akui Sangat Mudah Menghancurkan OPM Papua
Dengan Kekuatan Senjata, Mayjen Izak Pangemanan Akui Sangat Mudah Menghancurkan OPM Papua

Pernyataan Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen Izak Pangemanan.

Baca Selengkapnya
Jenderal Bintang Tiga Ini Ungkap Sosok Sersan Asal Papua yang Berani Bentak Dirinya
Jenderal Bintang Tiga Ini Ungkap Sosok Sersan Asal Papua yang Berani Bentak Dirinya

Cerita Prabowo Subianto saat masih menjadi Danjen Kopassus dan memimpin operasi penting di Papua.

Baca Selengkapnya
Perusahaan yang Bantu Hijaukan IKN Bisa Dapat Pengurangan Pajak 200 Persen
Perusahaan yang Bantu Hijaukan IKN Bisa Dapat Pengurangan Pajak 200 Persen

Otorita IKN Nusantara akan membangun kawasan hijau atau lindung seluas 177 ribu hektare.

Baca Selengkapnya
Menguak Jejak Kejayaan Perkebunan Kapuk di Tanah Jawa, Dulu Mampu Memenuhi 85 Persen Kebutuhan Kapuk Dunia
Menguak Jejak Kejayaan Perkebunan Kapuk di Tanah Jawa, Dulu Mampu Memenuhi 85 Persen Kebutuhan Kapuk Dunia

Industri kapuk mengalami kemunduran karena masyarakat lebih suka memakai Kasur dengan bahan dasar busa dan pegas.

Baca Selengkapnya
Sejarah Pemilu Indonesia dari Masa ke Masa Sejak Tahun 1955
Sejarah Pemilu Indonesia dari Masa ke Masa Sejak Tahun 1955

Mengetahui sejarah Pemilu di Indonesia dari masa ke masa sejak tahun 1955 sampai 2024.

Baca Selengkapnya