Kisah Oplet di Jakarta, diabadikan lewat lagu Iwan Fals
Merdeka.com - Berjalan tersendat
Di antara sedan sedan licin mengkilat
Dengan warna pucat
Dan badan penuh cacat sedikit berkarat
Hei oplet tua dengan bapak sopir tua
Cari penumpang di pinggiran ibu kota
Sainganmu mikrolet, bajaj dan bus kota
Kini kau tersingkirkan oleh mereka
Itulah penggalan lirik lagu dengan judul lagu 'Barang Antik', yang dibuat dan dipopulerkan oleh Iwan Fals, penyanyi balada yang sarat dengan kritik sosial. Cerita angkutan umum Jakarta ini ada dalam album studio yang dirilis 1984.
Oplet, itulah sebutan pada kendaraan yang melayani warga Jakarta di era tahun 1970-an sampai akhirnya digantikan mikrolet atau Kopaja dan bus yang saat ini melayani warga Jakarta. Bagi mereka yang lahir setelah tahun 90-an, Oplet kembali dipopulerkan lewat sinetron Si Doel Anak Sekolah.
Kendaraan umum ini memiliki satu pintu di bagian belakang. Pintu itu menjadi tempat masuk dan keluar penumpang. Di bagian depan juga ada pintu, yakni di bagian kanan dan kiri. Satu penumpang boleh duduk di samping sopir. Beda dengan angkutan kota saat ini yang pintu naik turun penumpang ada di samping.
Yang unik dari oplet adalah hampir seluruh badan oplet terbuat dari kayu. Begitu pun jendela. Untuk menutup dan membuka jendela, penumpang tinggal mengangkat atau menurunkannya. Jendela tidak terbuat dari kaca atau plastik tetapi dari kayu dan semacam kulit sehingga tidak transparan. Tangki bensin ada di bagian dalam, persis di antara kaki-kaki penumpang.
Satu kendaraan yang saat ini ada di Museum Transportasi Taman Mini Indonesia, memiliki lampu sen yang juga unik, berada di luar sisi kanan dan kiri. Kalau akan berbelok ke kanan, maka tongkat kecil berwarna kuning jreng akan naik seperti portal. Begitu juga yang sebelah kiri. Bunyi klakson kendaraan ini pun beda dengan suara klakson kendaraan buatan saat ini. Untuk mengeluarkan bunyi harus dipencet-pencet oleh tangan karena terbuat dari karet. Suaranya teot..teot..teot..teot. Oplet bermerk Morris dan Austin.
Ketua Dewan Transportasi Kota Azas Tigor Nainggolan mengenang masa-masa menggunakan oplet sewaktu sekolah dulu. Bahkan, saat itu ongkos dari Cililitan ke Senen hanya sekitar Rp 5 rupiah. "Nyaman banget tidak berdebu, dan unik karena dari kayu," katanya saat berbincang dengan merdeka.com lewat sambungan telepon, Jumat (21/6).
Dia mengatakan mulai sekitaran 1970 an, oplet yang tadinya berada di pusat kota mulai bergeser ke pinggiran seiring hadirnya mikrolet di Jakarta. Keberadaan oplet saat itu, menjadi kendaraan utama yang melayani masyarakat Jakarta.
"Saya ingat dulu bukan hanya oplet, tapi di jakarta masih ada becak. Saya selalu naik becak kalau mau ke Taman Ismail Marzuki. Dan ada trem juga dari Matraman ke Senen," kenangnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jakarta dikepung kemacetan panjang jelang Rabu tengah malam.
Baca SelengkapnyaBanyaknya pepohonan dan area hijau membuat kawasan ini jadi wajah lain Ibu Kota Jakarta
Baca SelengkapnyaKorban saat berenang di Pantai Ciantir tiba-tiba terseret ombak besar hingga ke tengah laut
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Selayaknya warga sipil biasa, seorang jenderal bintang dua Polri ini nampak tampil sederhana.
Baca SelengkapnyaDilansir dari Liputan6, ocah 6 tahun, AJ disunat jin yang memicu perhatian warga Mereka berbondong-bondong ke rumah AJ, . Simak kronologi selengkapnya!
Baca SelengkapnyaJakarta Macet Parah Jelang Tengah Malam, Ternyata Penyebabnya Karena Hal Ini
Baca SelengkapnyaAda ratusan bendera parpol terpasang di pembatas plastik jalur sepeda (stick cone) di Jalan Rasuna Said.
Baca SelengkapnyaLebih dari 42 ribu penumpang telah diberangkatkan dari Stasiun Gambir, Pasar Senen dan beberapa stasiun lainnya di wilayah Daop 1 Jakarta.
Baca SelengkapnyaSementara itu, Ishak pemudik asal Tangerang mengaku sudah terjebak macet selama 3 jam mulai dari Tol Cikande hingga saat ini di Tol Cilegon.
Baca Selengkapnya