Kisah Naryo merantau ke Jakarta bermodal nekat
Merdeka.com - Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian menawarkan sejuta mimpi bagi warga daerah. Mereka kerap mengadu nasib di ibu kota walaupun sebenarnya kebutuhan sehari-hari terbilang mahal.
Naryo (26), warga Ngawi, Jawa Timur, nekat datang ke Jakarta untuk mencari pekerjaan layak. Berbekal nekat, dia ke Jakarta menggunakan kereta api dan turun di Stasiun Pasar Senen.
Dia menceritakan, dua bulan lalu mendapat kabar ada lowongan pekerjaan dari bos tempat saudaranya bekerja. Namun sesampainya di Jakarta, lowongan tersebut habis. Akhirnya dia bergegas mencari pekerjaan lain.
"Lulus SMA saya nganggur, ada saudara bilang ada kerjaan, terus saya ke Jakarta. Tapi sampai situ ternyata belum ada kerjaan. Akhirnya mau enggak mau daripada di Jakarta enggak makan saya maulah jadi OB di Serpong dulu nunggu nanti ada lowongan dari saudara," kata Naryo di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Sabtu (25/7).
Sebelum ke Jakarta, Naryo mengaku sempat bingung mencari kerja karena lapangan kerja di daerahnya minim. Di sisi lain dia takut membebani kondisi perekonomian orangtuanya.
"Mau enggak mau daripada nganggur enggak punya uang, ngerepotin orangtua di rumah. Kampung kan kerjaan susah. Mau kerja apa ikut yang penting ngasilin duit. UMR di sini sama di kampung beda jauh," tuturnya.
Dia bercita-cita ingin sperti orang-orang dekat di kampungnya yang berhasil bekerja di perantauan. Naryo ingin seperti mereka yang ketika pulang kampung kondisi perekonomiannya nampak semakin meningkat. Hal itu yang membuat tekadnya bulat untuk merantau di Jakarta walaupun tak punya keahlian dan pengalaman.
"Banyak sih yang dari Jakarta pulang ke desa bawa duit, pengen lah. Pengalaman sih belum ada, SMA soalnya," ucapnya.
Hal tersebut berbeda dengan pandangan seorang warga dari Cirebon, Rozzy harianto (31). Dia ke Jakarta hanya sepekan untuk mengunjungi sanak saudaranya dalam momentum Lebaran. Meski lowongan dan gaji tinggi ditawarkan ibu kota, namun Rozzy tetap tak tertarik bekerja di Jakarta.
"Jakarta lebih banyak lapangan kerja. Cuma enggak demen tinggal di Jakarta, terlalu banyak orang. Ribet macet. Semrawut Jakarta. Gaji gede tapi biaya hidup lebih tinggi," tegasnya.
Rozzy menyatakan dirinya tak siap mengadu nasib di Jakarta. Dia menilai Jakarta bukan tempat bagi orang-orang yang tak punya keahlian sama sekali. Sebab jika semua orang semakin tertarik untuk tinggal di Jakarta, maka dikawatirkan pemerintah daerah akan semakin sulit mengurusnya.
"Yang dimaksud keahlian itu keahlian apa dulu. Yang pantes bisa kerja lah ke Jakarta, kalau cuma nyumpek-nyumpekin Jakarta buat apa. Mending balik lagi kalau tujuannya enggak bener," pungkasnya.
Senada warga asli Surabaya, Indra Setiawan (22), mengaku singgah sementara di Jakarta guna berlebaran dengan saudaranya, bersama 9 orang keluarganya. Menurutnya mengadu nasih di ibu kota lebih rumit.
"Enggak ada keinginan kerja di Jakarta, kerja aja di Surabaya lebih enak. Susah di Jakarta," tandasnya.
(mdk/efd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Fatin (23),warga Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat mengaku masih bersedih dan belum menerima kenyataan bahwa dirinya gagal berangkat kerja ke Dubai di 2024.
Baca SelengkapnyaSempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.
Baca SelengkapnyaBapak satu anak ini kehabisan uang sehingga tidak bisa pulang naik kendaraan umum.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Berikut momen TKW Indonesia pulang ke Tanah Air diantar langsung oleh bosnya.
Baca SelengkapnyaBank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaSejak lulus sekolah, ia memang tidak mau bekerja menjadi seorang karyawan. Ia kini berhasil menekuni profesi berdagang dengan hasil jutaan rupiah dalam sehari.
Baca SelengkapnyaTinggal sendiri di rumah kontrakan, Nenek Nursi kesehariannya hanya berjualan sayur. Uangnya bahkan sempat diambil orang.
Baca Selengkapnyaseorang bos perusahaan oleh-oleh terbesar di Bali, Gusti Ngurah Anom atau lebih dikenal dengan panggilan Ajik Krisna memberikan bonus satu kali gaji.
Baca SelengkapnyaUsahanya membuka peluang lapangan pekerjaan baru bagi teman-teman ataupun lingkungan sekitar.
Baca Selengkapnya