Kisah mantan penjual kerupuk tilep uang Rp 6 triliun
Merdeka.com - PT Trasindo Jaya Komara (TJK) yang sekarang berganti nama menjadi Koperasi Langit Biru (KLB) berdiri sejak Januari 2011. Awalnya bergerak di pengelolaan daging dan hasil peternakan. Perusahaan ini bekerja sama dengan 62 supplier daging sapi. Dalam waktu singkat, jumlah nasabahnya mencapai 125.000 orang. Sangat fantastis.
Kantor pusat dari Langit Biru berada di Perum Bukit Cikasungka Blok ADF No. 2,3,3 Desa Cikasungka Kecamatan Solear Kabupaten Tangerang. Untuk kantor cabangnya berlokasi di Jl BKT Raya Gg Swadaya 6 No 1 Rt 8 Rw 1, Rawa Bebek, Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur.
Dilihat dari struktur kepengurusan, Langit Biru terbilang rapi. Susunan dibuat dari Direksi Utama dengan atas nama Jaya Komara, juga ada Walpi selaku Komisaris, Marisa sebagai Direktur Keuangan juga beberapa jabatan lainnya, antara lain Kabag Urusan Dalam, IT/Sistem, Administrasi, Bagian Purchasing, CSO, Operator juga Kasir dan Dokumen.
Langit Biru sendiri sudah beranggotakan kurang lebih 125 ribu nasabah yang tersebar di seluruh Jabotabek. Mereka menggunakan cara kerja seperti multi level marketing (MLM). Dengan Binary System (jaringan), yaitu orang yang di atas (upline) mengajak anggota baru (downline) untuk mendapatkan bonus dari Langit Biru.
Adapun persyaratan yang harus dipenuhi jika ingin bergabung dengan koperasi yang baru mempunyai legalitas secara hukum pada bulan September 2011, yaitu dengan membawa foto kopi KTP 2 lembar, kartu keluarga, pas foto berwarna ukuran 3x4 sebanyak 2 lembar, materai Rp 6.000 2 lembar dan harus beragama Islam.
Bonus yang ditawarkan Langit Biru ialah sebesar 10 persen. Sebagai contoh, jika nasabah menginvestasikan uangnya sebesar Rp 20 juta, maka tiap bulannya akan mendapatkan keuntungan kotor sebesar Rp 2 juta, namun uang yang akan didapat sejumlah Rp 1.650.000 sisanya Rp 350.000 diberikan berupa sembako, seperti minyak goreng, daging, dan beras. Bonus pun diberikan setiap tanggal 1 hingga 5 di setiap bulan.
Koperasi Langit Biru tidak menggunakan sistem transfer dalam melakukan seluruh transaksi. Tidak ditemukan rekening primer pada perusahaan tersebut. Semuanya dengan tunai alias cash.
Awalnya semua lancar. Nasabah pun makin yakin dengan KLB. Keanggotaan KLB terus bertambah.
Permasalahan mulai terjadi pada Februari 2012. Salah seorang nasabah mengaku tidak lagi menerima bonus yang menjadi haknya. Sejumlah nasabah sepakat mengadukan persoalan tersebut ke Polres Tangerang Kabupaten.
Setelah menunggu selama tiga bulan, hak yang semestinya diperoleh tak kunjung didapat, puncaknya pada 2 Juni 2012, sekitar dua ribu orang mendatangi kantor Koperasi Langit Biru. Mereka menuntut pengembalian dana yang sudah diinvestasikan berikut dengan bonusnya. Sejumlah nasabah mengamuk, merusak bahkan menjarah barang-barang yang ada di kantor tersebut.
Terkait kerusuhan yang terjadi di lokasi, aparat Polres Tangerang Kabupaten pun segera mengambil tindakan. Sejumlah orang yang diduga mengetahui asal muasal Koperasi Langit Biru diperiksa.
Kasat Reskrim Polres Tangerang Kabupaten, Kompol Shinto Silitonga mengatakan menurut Efendi seorang sekuriti koperasi, sang pemilik Jaya Komara memulai karirnya sebagai penjual kerupuk di dalam kereta api, setelah itu profesinya berganti menjadi pengantar daging sapi yang akan dipasok ke sejumlah rumah makan.
"Ada seorang sekuriti yang telah lama berada di sana, mengatakan kalau JK dulunya jualan kerupuk untuk dijual di kereta. Lalu bekerja sebagai seorang pengantar daging," kata Shinto, kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Rabu (6/6).
Namun, untuk proses bagaimana dari seorang penjual kerupuk dan pengantar daging bisa menjadi Direksi Utama di KLB, diakui Shinto hal tersebut masih ditelusuri.
Hingga saat ini pun, kata Shinto, polisi masih terus mencari keberadaan Jaya Komara, termasuk mencari keterangan dari pihak keluarga Jaya Komara. Dijelaskan Shinto lebih lanjut, bahwa yang bersangkutan mempuyai dua orang istri, namun baru istri kedua yang dimintai keterangannya.
"Keterangan dari keluarga baru dari istri keduanya karena berada di lokasi yang sama (Tangerang.red), kalau istri pertamanya belum diketahui keberadaannya," imbuh Shinto.
Sementara itu, berdasarkan keterangan dari Zulkifli selaku manajer keuangan Koperasi Langit Biru (KLB), mantan penjual kerupuk ini sudah membawa kabur dana investasi nasabahnya yang mencapai Rp 6 triliun. Dana tersebut ialah dana yang dihimpun dari Januari 2011 hingga Oktober 2011.
"Dana senilai Rp 6 triliun itu merupakan total uang yang berhasil dihimpun hingga bulan Oktober 2011 dari sekitar 125.000 anggotanya. Pihak KLB juga sempat mengungkapkan kepada para investor bahwa uang itu akan diputar untuk bisnis KLB di Tulungagung, Jawa Timur. Tetapi, bisnis itu hanya belanja. Sama sekali tidak menghasilkan keuntungan atau profit untuk diberikan ke para anggota atau investor. Dan aliran dana yang di Tulung Agung juga tidak tercatat di laporan Zulkifli," papar Shinto.
Alhasil, untuk memberikan bonus-bonus investasi kepada investor, KLB terpaksa gali lubang tutup lubang. Artinya, bonus investor hanya didapat dari setoran investor baru yang masuk ke KLB. Hal ini berlangsung terus secara normal sampai akhirnya pada bulan Januari 2012, aliran bonus dan produk seperti daging dan bahan sembako macet.
Aparat kepolisian masih belum bisa mengetahui berapa total kerugian seluruhnya dari para investor yang tidak lagi diberikan bonus. Namun, untuk sementara, polisi berpegangan pada laporan yang diberikan oleh empat orang investor KLB yang mengaku telah menyetorkan Rp 104 juta namun macet di tengah jalan. Jumlah kerugiaan diperkirakan lebih besar lantaran anggotanya yang mencapai ratusan ribu.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku terancam hukuman penjara seumur hidup atau mati akibat perbuatannya.
Baca SelengkapnyaSeperti diketahui besok merupakan hari pemungutan suara secara serentak di seluruh Indonesia
Baca SelengkapnyaSepasang kekasih itu sudah menjual sekitar Rp100 juta uang palsu
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ia ditangkap polisi usai dilaporkan temannya sendiri.
Baca SelengkapnyaOperasi ketupat akan segera digelar Kepolisian jelang Lebaran 2024
Baca SelengkapnyaKompolnas menyarankan Angga segera melapor ke Bid Propam Polda Jawa Timur apabila jadi korban
Baca SelengkapnyaKedua tangannya diikat dengan sabuk dan mulutnya disumpal kain.
Baca SelengkapnyaAksi seorang komandan polisi langsung memberi uang tunai ke anggota di tengah apel menjadi sorotan.
Baca SelengkapnyaKisah pengusaha kerupuk kulit yang memulai bisnis dengan berjualan di pinggir jalan hingga dapat omzet ratusan juta.
Baca Selengkapnya