Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Haji Agus Salim jadi pemred tak mau tunduk kemauan pemilik

Kisah Haji Agus Salim jadi pemred tak mau tunduk kemauan pemilik Haji Agus Salim. ©buku seratus tahun haji agus salim/sinar harapan

Merdeka.com - Selain sebagai ulama dan diplomat handal, Haji Agus Salim juga sangat dikenal sebagai wartawan berintegritas. Sebuah cerita yang dituturkan salah satu orang dekatnya, M Roem menunjukkan betapa Haji Agus Salim tidak mudah tunduk pada pemilik media saat dia menjabat sebagai pemimpin redaksi.

Ceritanya, pada 1925 Haji Agus Salim menjadi pemimpin redaksi harian Hindia Baroe. Harian ini didirikan oleh sekelompok orang, termasuk orang Belanda yang mempunyai pendapat maju terhadap jajahan Hindia Belanda. Mereka para pemilik Hindia Baroe mengenal kemampuan dan sepak terjang Haji Agus Salim hingga kemudian ditawari sebagai pemimpin redaksi. Saat itu namanya adalah hoofredacteur.

Tugas pemimpin redaksi saat itu, tiap hari mengisi tajuk rencana, mengisi ruang Mimbar Jumat dan mengatur cara dan bentuk pemberitaan harian. Saat menerima jabatan sebagai pemimpin redaksi, Haji Agus Salim mensyaratkan, bahwa dia akan mengerjakan dengan kebebasan.

Maka, Haji Agus Salim memimpin Hindia Baroe bukan sebagai koran partai politik. Padahal saat itu Haji Agus Salim adalah pimpinan Sarekat Islam yang sangat terkemuka.  Pemberitaan mengenai partai politik, hanya dimuat jika perlu diketahui oleh umum. Isi tajuk rencana dan mimbar Jumat saat itu kental dengan pendapat buah pikiran Haji Agus Salim.

Tampak dari tulisan-tulisannya, Haji Agus Salim bebas mengeluarkan suara, memuji atau menyalahkan pihak lain menurut pendapatnya. Siapa saja termasuk pemerintahan Belanda dia kritik. Inilah yang lama kelamaan membuat gerah para pemiliknya. Harian Hindia Baroe maju dan disukai pembaca tetapi tidak sejalan dengan pemiliknya.

Para pemilik lantas minta agar kritik-kritik terhadap pemerintahan kolonial Belanda dikurangi dan diperlunak. Setelah diberitahu, esok harinya Haji Agus Salim meletakkan jabatannya sebagai hoofredacteur.

Dalam bukunya Bunga Rampai Sejarah, M Roem menanyakan kepada Haji Agus Salim alasannya meletakkan jabatan. Haji Agus Salim menjawab, bahwa saat sebagai pemimpin redaksi, yang ada di hadapannya adalah perhatian rakyat Indonesia pada umumnya. "Selama saya menjadi pemimpin Hindia Baroe, saya tidak berbuat seperti pemimpin Sarekat Islam dan kalau saya menulis tajuk rencana, saya tidak berpikir seperti dalam rapat partai. Saya melihat di hadapan saya rakyat Indonesia pada umumnya. Saya memikirkan apa yang menjadi perhatiannya, apa yang umumnya disukai atau tidak, apa yang dipandang tidak adil. Saya berusaha benar-benar agar Hindia Baroe menjadi harian umum," ujar Haji Agus Salim.

Banyak karangan dari teman separtai yang tidak dimuatnya karena jelek mutunya atau hanya bagus mutunya bagi partai. Atas sikap tegasnya Haji Agus Salim mengaku sering mendapat kritik dari teman-temannya di Sarekat Islam.

"Kalau saya terus menulis, maka hanya ada dua kemungkinan: Saya tidak peduli dengan permintaan pemilik harian atau saya menyerah, dan akan berkompromi dengan hati nurani saya," ujar Haji Agus Salim. 

(mdk/tts)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cak Imin Curhat: Ada Kawan Saya 'Dibeli' Paslon Lain Sampai Lupa Punya Teman Bernama Muhaimin

Cak Imin Curhat: Ada Kawan Saya 'Dibeli' Paslon Lain Sampai Lupa Punya Teman Bernama Muhaimin

Cak Imin mengatakan, temannya beralih dukungan ke pihak lain lantaran telah diiming-imingi sesuatu.

Baca Selengkapnya
Sadis! Cerita Lengkap Pelajar SMK Bunuh Keluarga Pacarnya Pakai Parang 60 Cm, Termasuk Balita 3 Tahun

Sadis! Cerita Lengkap Pelajar SMK Bunuh Keluarga Pacarnya Pakai Parang 60 Cm, Termasuk Balita 3 Tahun

pelaku beralibi bukan sebagai sebagai pelaku, malah mencurigai pihak lain.

Baca Selengkapnya
Cak Imin Ajak HMI Hadirkan Perubahan: Jangan Menyesal Seperti Tetangga Sebelah

Cak Imin Ajak HMI Hadirkan Perubahan: Jangan Menyesal Seperti Tetangga Sebelah

Kata Cak Imin, kader HMI diminta jangan menyesal tidak ikut gerbong perubahan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kisah Gereja Tua Kaliceret, Bangunan Kayu Tanpa Paku yang Telah Berusia Ratusan Tahun

Kisah Gereja Tua Kaliceret, Bangunan Kayu Tanpa Paku yang Telah Berusia Ratusan Tahun

Bangunan ini dulunya sempat miring karena tertiup angin, namun bisa tegak kembali karena tertiup angin dari arah yang berbeda

Baca Selengkapnya
Kisah Pilu Pria Tua Tukar Dagangan Sama Beras Sedapatnya, Demi Sang Ibu Usia 103 Tahun Bisa Makan

Kisah Pilu Pria Tua Tukar Dagangan Sama Beras Sedapatnya, Demi Sang Ibu Usia 103 Tahun Bisa Makan

Sejak istrinya meninggal, Abah Ucup merawat sang ibu yang sudah berusia 103 tahun seorang diri.

Baca Selengkapnya
Dagangan Tak Laku Sama Sekali, Pasangan Paruh Baya Ini Menangis Haru saat Ada Pembeli Borong Jualannya

Dagangan Tak Laku Sama Sekali, Pasangan Paruh Baya Ini Menangis Haru saat Ada Pembeli Borong Jualannya

Setiap orang memiliki besaran rezekinya masing-masing.

Baca Selengkapnya
Cerita Warga Purwakarta yang Rumahnya di Samping Makam, Buka Pintu dan Jendela Kamar Langsung Lihat Kuburan

Cerita Warga Purwakarta yang Rumahnya di Samping Makam, Buka Pintu dan Jendela Kamar Langsung Lihat Kuburan

Sang pemilik mengaku jika makam sudah ada sejak masa lampau.

Baca Selengkapnya
Cak Imin: Ada Teman Bilang Kita Tidak Perlu Pilkada Lagi Kalau Pelaksanaannya Ancam Kepala Desa

Cak Imin: Ada Teman Bilang Kita Tidak Perlu Pilkada Lagi Kalau Pelaksanaannya Ancam Kepala Desa

Muhaimin atau Cak Imin pada siang harinya juga mencuitkan soal slepet.

Baca Selengkapnya
Mengenal Uniknya Padi Salibu yang Dilirik Pemprov Jabar, Sekali Tanam bisa Panen hingga 5 Kali

Mengenal Uniknya Padi Salibu yang Dilirik Pemprov Jabar, Sekali Tanam bisa Panen hingga 5 Kali

Padi jenis ini bisa tumbuh kembali setelah dipanen, tanpa harus menanam benih baru.

Baca Selengkapnya