Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah dua siswa madrasah peraih emas Olimpiade Sains Nasional

Kisah dua siswa madrasah peraih emas Olimpiade Sains Nasional Mahbub dan Ahmad Humaidi, peraih Olimpiade Sains Nasional. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Sejak duduk di bangku kelas XI Madrasah Aliyah Negeri (MAN), M Mahbub Syah sudah disiapkan sekolahnya untuk ikut serta dalam olimpiade sains. Dia mulai didaftarkan mulai dari tingkat sekolah hingga berhasil lolos ke tingkat nasional.

Perjuangan yang dilakukannya tidak sedikit, apalagi sekolahnya MAN 3 Malang sempat dipandang sebelah mata oleh Dinas Pendidikan setempat. Akan tetapi, keraguan itu terbantahkan dengan prestasi yang diberikannya.

"Ini pertama MAN 3 bisa ikut OSN, tahun-tahun sebelumnya enggak boleh ikut sama diknas. Sekali ikut perjuangan berat, soalnya digelar serentak. Lolos sembilan orang, tapi karena ada anggapan prestasi MAN tidak konsisten, diknas adakan ujian ulang khusus Malang. Dari 9 anak tinggal 4 anak," kenang Mahbub di Kementerian Agama, Jakarta, Senin (9/9).

Setelah lolos, ternyata perjuangan belum berhenti. Dengan dukungan dari sekolah, dia diberikan kompensasi agar fokus menghadapi OSN. Berbagai pelajaran yang diberikan pun ia peroleh dari guru-gurunya.

"Ketika dalam pelajaran jelang OSN, kami diberi waktu khusus untuk pelajari soal OSN. Pelajaran sekolah akan diganti di belakang, kami fokus di OSN. Setelah OSN baru kejar ketertinggalan dari awal. Alhamdulillah guru-guru bersedia memberi waktu tambahan," tambah siswi kelas XII ini.

Menjadi siswa pertama yang baru pertama kali terjun mewakili madrasah membuat sekolahnya tidak memiliki parameter untuk menentukan wakilnya. Mereka yang terpilih pun dinilai dari rekomendasi guru masing-masing mata pelajaran serta melihat motivasi siswa dalam mempelajarinya.

"Setelah terpilih, baru sekolah melaksanakan seleksi umum untuk cari anak yang penuhi kuota," tandasnya.

Setelah terpilih, dia dan ketiga rekannya dikirim untuk mengikuti karantina bersama perwakilan sekolah lainnya di Malang. Selama proses itu pula, dirinya menghadapi banyak kesulitan, yakni menjaga konsistensi dan konsentrasi sebelum menghadapi OSN.

Tak hanya berkonsentrasi pada OSN saja, fokus juga harus diberikannya agar prestasi serta nilai di sekolah tidak turun. Kondisi itu membuatnya beberapa kali melalui titik jenuh dan beberapa kali menyerah.

"Tapi, saya minta motivasi dari guru-guru, terus dari teman. Alhamdulillah mereka terus menyemangati saya agar saya bisa," ujarnya.

Dengan mengambil bidang geografi, usai melalui tes teori, ia dan rekannya ditugaskan untuk menganalisis peta dengan beberapa ketentuan yang diberikan panitia. Kemudian, dilanjutkan dengan membuat peta tata guna lahan dari area yang dilihatnya secara langsung.

Ternyata, kinerja dan semangatnya itu membuat panitia memberikan nilai yang lebih baik di banding lawan-lawannya. Dia pun berhasil menyabet emas di bidang geografi.

"Geografi itu ilmu yang komplit, selain fisik dan batuan, kita juga pelajari efek dan dampaknya pada manusia, dan bisa menyelesaikan masalah yang terjadi di sekitar kita," paparnya.

Mimpi ke luar negeri lewat jalur Olimpiade Sains Nasional

Salah satu peraih emas OSN adalah siswa kelas XII Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia, Ahmad Humaidi. Hasil emas ini makin membuatnya lebih semangat untuk bisa meraih prestasi di dunia internasional. Dia pun bercita-cita dapat berpergian ke luar negeri melalui prestasi yang dicapainya.

"Bagi saya, dapet emas itu awal dari perjuangan supaya ke olimpiade internasional. Ini bukan akhir, tapi permulaan karena ingin madrasah ke internasional," ungkap Humaidi di Kementerian Agama, Jakarta, Senin (9/9).

Motivasi itu muncul setelah Humaidi diterima masuk di MAN Insan Cendekia Gorontalo melihat kakak kelasnya berhasil dan lolos mengikuti perlombaan serupa di luar negeri. Dia pun terpacu untuk meneruskan jejaknya dengan bertanding mulai dari olimpiade sains tingkat kabupaten hingga nasional.

"Tahun 2012 saya berhasil lolos ke tingkat nasional walaupun belum dapat medali, sekarang ikut serta, alhamdulillah dapat emas, perlu waktu satu tahun mendapatkannya," ujarnya dengan bangga.

Menjelang keikutsertaannya di OSN 2013, kesulitan yang dihadapinya adalah memperoleh soal-soal sulit sebagai media untuk belajar. Namun, teknologi saat ini membuatnya tidak menemui banyak kesulitan, soal-soal yang diinginkan pun dengan mudah didapatnya melalui internet.

"Belajarnya mencari soal yang sulit. Saya cari dari internet, dan browsing," lanjut lelaki yang menggemari matematika ini.

Cara itu dilakukannya agar saat menghadapi soal teori dan praktek tidak banyak menemui kesulitan. Dari sejumlah soal yang dihadapinya, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada olimpiade justru memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi.

(mdk/war)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Siswa SMA Labschool Cibubur Borong Medali Emas di Penemu Internasional

Siswa SMA Labschool Cibubur Borong Medali Emas di Penemu Internasional

Ajang IPITEX atau juga dikenal dengan Thailand Inventor’s 2024 digelar di Bangkok 2-6 Februari 2024

Baca Selengkapnya
Pernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat

Pernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat

Namanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda

Baca Selengkapnya
Siswa SMK 2 Palembang Ini Bikin Bangga Sumsel, Bawa Pulang Piala Kejuaraan Robotic Dunia

Siswa SMK 2 Palembang Ini Bikin Bangga Sumsel, Bawa Pulang Piala Kejuaraan Robotic Dunia

Mereka berhasil membawa kemenangan pada ajang Championship of World Robotic Center Competition 2024 di Multimedia University, Cyberjaya Malaysia.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
11 Februari, Peringati Hari Internasional Perempuan dan Anak Perempuan dalam Sains

11 Februari, Peringati Hari Internasional Perempuan dan Anak Perempuan dalam Sains

Hari Perempuan dan Anak Perempuan Internasional dalam Sains merupakan pengingat akan pentingnya keberagaman dan inklusivitas dalam komunitas ilmiah.

Baca Selengkapnya
14 Mahasiswa Penerima Beasiswa Otsus Papua di AS Terancam Dipulangkan, Orang Tua Lapor Komnas HAM

14 Mahasiswa Penerima Beasiswa Otsus Papua di AS Terancam Dipulangkan, Orang Tua Lapor Komnas HAM

14 Mahasiswa Penerima Beasiswa Otsus Papua di AS Terancam Dipulangkan, Orang Tua Lapor Komnas HAM

Baca Selengkapnya
Viral Dosen Traktir Mahasiswa Siomay, Pedagang Dibawa Masuk Kelas

Viral Dosen Traktir Mahasiswa Siomay, Pedagang Dibawa Masuk Kelas

Bukan kali pertama, ternyata dosen ini memang kerap bertingkah baik pada mahasiswanya.

Baca Selengkapnya
Madrasah Adabiah Minangkabau, Sekolah Islam Pertama di Indonesia Sejak Tahun 1909

Madrasah Adabiah Minangkabau, Sekolah Islam Pertama di Indonesia Sejak Tahun 1909

Jauh sebelum adanya Taman Siswa yang didirikan Ki Hajar Dewantara, sudah ada sekolah dari Minangkabau yang memasukkan pelajaran Islam kepada siswa.

Baca Selengkapnya
Mahasiswa UI Ditemukan Tewas di Kamar Kos

Mahasiswa UI Ditemukan Tewas di Kamar Kos

Korban diketahui bernama SA (21) yang merupakan mahasiswa jurusan Geofisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA).

Baca Selengkapnya