Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah buruh pulang kampung naik gerobak nangis ketemu Dedi Mulyadi

Kisah buruh pulang kampung naik gerobak nangis ketemu Dedi Mulyadi Abdul Gani dan keluarga. ©2017 Merdeka.com/bram salam

Merdeka.com - Abdul Gani (47) warga Kelurahan Kembangan, Kota Surabaya, Jawa Timur nekat membawa serta keluarganya berjalan kaki dari Kampung Aren, Lampung Selatan, Lampung untuk pulang kampung.

Berbekal gerobak berisi pakaian dan beberapa perlengkapan keluarga, dia menempuh perjalanan selama 20 hari sebelum akhirnya sampai di Purwakarta.

Selama menempuh perjalanan antar pulau tersebut, Abdul beserta istri, Nurhayati (33) dan keempat orang anaknya, Dani (8), Fitra (5), Andi (4) dan Udin, balita yang baru berusia 10 bulan hanya mengandalkan belas kasihan orang yang melintas di jalan untuk makan.

Untuk beristirahat, Abdul mengaku kerap menggunakan masjid atau kantor desa yang kebetulan mereka lintasi. "Uang saya tidak cukup untuk membeli tiket perjalanan, saya hanya punya uang Rp 870 ribu, jadi saya belikan gerobak saja seharga Rp 650 ribu, yang penting keluarga saya bisa terangkut semua. Sudah 20 hari jalan Pak, untuk makan, sering ada yang memberi, kami jalan sekuatnya saja, biasanya istirahat di masjid atau kantor desa yang kami lewati," kata Abdul Gani, di Purwakarta Sabtu (11/3).

Abdul yang berprofesi sebagai buruh bakar arang di Lampung Selatan itu. Semula tinggal di mess kontrakan, dia hanya mendapat Rp 5 ribu saja untuk satu karung arang bakar yang dia produksi. Dalam sehari, rata-rata dia bisa menyelesaikan sebanyak 12 karung arang bakar. Abdul memiliki keinginan, kelak di Surabaya, dia bisa membuka usaha pembakaran arang sendiri.

"Sudah 1 tahun 8 bulan saya kerja di Lampung, sehari mendapat Rp 60 ribu, untuk membeli gerobak itu pun saya harus menabung. Kalau bisa pulang, saya ingin buka usaha sendiri di Surabaya," ucapnya.

Kisah yang tidak disangka terjadi di tengah perjalanan keluarga Abdul Gani terjadi. Mereka dipertemukan dengan Bupati Purwakarta di salah satu ruas jalan di daerah itu saat Kang Dedi, sapaan akrab Dedi Mulyadi tengah berolah raga untuk kemudian dibawanya ke rumah dinasnya.

abdul gani dan keluarga

Abdul Gani dan keluarga ©2017 Merdeka.com/bram salam

Kepada Dedi, Abdul kemudian meminta agar dibantu biaya untuk pulang dengan menggunakan bus. Mendengar permintaan itu Dedi justru menawari Abdul dan keluarganya tiket pesawat. Namun, karena dia dan keluarga tidak membawa identitas, tawaran itu urung terlaksana.

"Saya pilih naik bus saja Pak, saya takut naik pesawat, naik kereta pun gak ada identitas," ujar Abdul sambil menitikkan air mata.

Tak hanya bisa pulang ke kampung halaman, Abdul Gani pun diberikan modal usaha sebesar Rp 5 juta oleh Bupati Dedi untuk membuka usaha pembakaran arang. Sementara gerobak miliknya, akan dikirim melalui jasa pengiriman paket.

Atas apa yang terjadi pada dirinya dan keluarga, sontak tangis histeris Abdul dan keluarganya pun pecah. Mereka menangis sejadi-jadinya, mereka tidak menyangka ada sosok pejabat yang masih peduli dengan kehidupannya.

"Allahu Akbar, masya Allah terima kasih pak, terima kasih," ucap Abdul di tengah tangisnya sambil berulang kali merangkul badan Dedi Mulyadi.

(mdk/ded)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Teguhkan Keragaman, Upacara HUT Banyuwangi Diwarnai Busana Khas Suku Nusantara

Teguhkan Keragaman, Upacara HUT Banyuwangi Diwarnai Busana Khas Suku Nusantara

Bupati Ipuk dalam upacara tersebut mengenakan busana adat suku Bugis.

Baca Selengkapnya
Di Tengah Guyuran Hujan Deras dan Basah Kuyup, Momen Komandan Brimob Beri Pesan Penting Kepada Tamtama dan Bintara

Di Tengah Guyuran Hujan Deras dan Basah Kuyup, Momen Komandan Brimob Beri Pesan Penting Kepada Tamtama dan Bintara

Kendati diguyur hujan deras, komandan hingga deretan anggota Brimob tak bergeming dan tetap berdiri tegak.

Baca Selengkapnya
Kisah Pilu Gadis di Surabaya: Mengadu Dicabuli Kakak, Malah Digilir Ayah Kandung dan 2 Paman

Kisah Pilu Gadis di Surabaya: Mengadu Dicabuli Kakak, Malah Digilir Ayah Kandung dan 2 Paman

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Hendro Sukmono menyatakan, keempat pelaku sudah ditangkap pihaknya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kisah Pilu Anak di Surabaya Disiksa Ibu, Dipaksa Minum Air Panas hingga Dicabut Giginya Pakai Tang

Kisah Pilu Anak di Surabaya Disiksa Ibu, Dipaksa Minum Air Panas hingga Dicabut Giginya Pakai Tang

Seorang ibu di Surabaya menyiksa anak kandungnya sendiri yang masih berumur 9 tahun secara sadis.

Baca Selengkapnya
Pulang Kampung, Prabowo: Kapan Lagi Ada Putra Minahasa Masuk Istana

Pulang Kampung, Prabowo: Kapan Lagi Ada Putra Minahasa Masuk Istana

Prabowo Subianto mengajak masyarakat Minahasa untuk membantu memenangkan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya
Pulang dari Transmigrasi, Pria Gunungkidul Ini Memilih Hidup Sendiri di Gubuk Pinggir Jurang Tepi Laut

Pulang dari Transmigrasi, Pria Gunungkidul Ini Memilih Hidup Sendiri di Gubuk Pinggir Jurang Tepi Laut

Walaupun keluarganya sudah membujuknya untuk tinggal bersama mereka, namun Mbah Subeno tetap memilih tinggal menyendiri di sana.

Baca Selengkapnya
Meninggal Dunia, Balita Dipatuk Kobra Saat Masukkan Tangan ke Lubang

Meninggal Dunia, Balita Dipatuk Kobra Saat Masukkan Tangan ke Lubang

Peristiwa memilukan itu terjadi minggu petang sekitar pukul 18.30 WIB.

Baca Selengkapnya
Perjalanan Hidup Anak Pemulung Hingga Punya 47 Cabang Kedai Cokelat, Gagal Berkali-kali tapi Tak Pernah Menyerah

Perjalanan Hidup Anak Pemulung Hingga Punya 47 Cabang Kedai Cokelat, Gagal Berkali-kali tapi Tak Pernah Menyerah

Irham memulai perjalanan karirnya saat masih kuliah. Saat itu dia senang mempelajari ilmu yang berkaitan dengan pengembangan diri.

Baca Selengkapnya
Menegangkan, Detik-Detik Heru Gundul Evakuasi Buaya Muara di Bantul Milik Mendiang Pencinta Satwa

Menegangkan, Detik-Detik Heru Gundul Evakuasi Buaya Muara di Bantul Milik Mendiang Pencinta Satwa

Sebelumnya, buaya ini dipelihara oleh sosok pencinta satwa.

Baca Selengkapnya