Kisah buruh pulang kampung naik gerobak nangis ketemu Dedi Mulyadi
Merdeka.com - Abdul Gani (47) warga Kelurahan Kembangan, Kota Surabaya, Jawa Timur nekat membawa serta keluarganya berjalan kaki dari Kampung Aren, Lampung Selatan, Lampung untuk pulang kampung.
Berbekal gerobak berisi pakaian dan beberapa perlengkapan keluarga, dia menempuh perjalanan selama 20 hari sebelum akhirnya sampai di Purwakarta.
Selama menempuh perjalanan antar pulau tersebut, Abdul beserta istri, Nurhayati (33) dan keempat orang anaknya, Dani (8), Fitra (5), Andi (4) dan Udin, balita yang baru berusia 10 bulan hanya mengandalkan belas kasihan orang yang melintas di jalan untuk makan.
Untuk beristirahat, Abdul mengaku kerap menggunakan masjid atau kantor desa yang kebetulan mereka lintasi. "Uang saya tidak cukup untuk membeli tiket perjalanan, saya hanya punya uang Rp 870 ribu, jadi saya belikan gerobak saja seharga Rp 650 ribu, yang penting keluarga saya bisa terangkut semua. Sudah 20 hari jalan Pak, untuk makan, sering ada yang memberi, kami jalan sekuatnya saja, biasanya istirahat di masjid atau kantor desa yang kami lewati," kata Abdul Gani, di Purwakarta Sabtu (11/3).
Abdul yang berprofesi sebagai buruh bakar arang di Lampung Selatan itu. Semula tinggal di mess kontrakan, dia hanya mendapat Rp 5 ribu saja untuk satu karung arang bakar yang dia produksi. Dalam sehari, rata-rata dia bisa menyelesaikan sebanyak 12 karung arang bakar. Abdul memiliki keinginan, kelak di Surabaya, dia bisa membuka usaha pembakaran arang sendiri.
"Sudah 1 tahun 8 bulan saya kerja di Lampung, sehari mendapat Rp 60 ribu, untuk membeli gerobak itu pun saya harus menabung. Kalau bisa pulang, saya ingin buka usaha sendiri di Surabaya," ucapnya.
Kisah yang tidak disangka terjadi di tengah perjalanan keluarga Abdul Gani terjadi. Mereka dipertemukan dengan Bupati Purwakarta di salah satu ruas jalan di daerah itu saat Kang Dedi, sapaan akrab Dedi Mulyadi tengah berolah raga untuk kemudian dibawanya ke rumah dinasnya.
Abdul Gani dan keluarga ©2017 Merdeka.com/bram salam
Kepada Dedi, Abdul kemudian meminta agar dibantu biaya untuk pulang dengan menggunakan bus. Mendengar permintaan itu Dedi justru menawari Abdul dan keluarganya tiket pesawat. Namun, karena dia dan keluarga tidak membawa identitas, tawaran itu urung terlaksana.
"Saya pilih naik bus saja Pak, saya takut naik pesawat, naik kereta pun gak ada identitas," ujar Abdul sambil menitikkan air mata.
Tak hanya bisa pulang ke kampung halaman, Abdul Gani pun diberikan modal usaha sebesar Rp 5 juta oleh Bupati Dedi untuk membuka usaha pembakaran arang. Sementara gerobak miliknya, akan dikirim melalui jasa pengiriman paket.
Atas apa yang terjadi pada dirinya dan keluarga, sontak tangis histeris Abdul dan keluarganya pun pecah. Mereka menangis sejadi-jadinya, mereka tidak menyangka ada sosok pejabat yang masih peduli dengan kehidupannya.
"Allahu Akbar, masya Allah terima kasih pak, terima kasih," ucap Abdul di tengah tangisnya sambil berulang kali merangkul badan Dedi Mulyadi.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Teguhkan Keragaman, Upacara HUT Banyuwangi Diwarnai Busana Khas Suku Nusantara
Bupati Ipuk dalam upacara tersebut mengenakan busana adat suku Bugis.
Baca SelengkapnyaDi Tengah Guyuran Hujan Deras dan Basah Kuyup, Momen Komandan Brimob Beri Pesan Penting Kepada Tamtama dan Bintara
Kendati diguyur hujan deras, komandan hingga deretan anggota Brimob tak bergeming dan tetap berdiri tegak.
Baca SelengkapnyaKisah Pilu Gadis di Surabaya: Mengadu Dicabuli Kakak, Malah Digilir Ayah Kandung dan 2 Paman
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Hendro Sukmono menyatakan, keempat pelaku sudah ditangkap pihaknya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
“Terpaksa” Pulang ke Kampung Halaman Demi Mertua, Pria Bantul Ini Teruskan Usaha Ayah Jadi Pembuat Keris
Untuk memudahkan koordniasi, Giyatono membuat paguyuban pembuat keris. Paguyuban itu telah terdaftar sebagai salah satu kluster BRI
Baca SelengkapnyaMimpi Sunarto Bangun Agrowisata Buah Kelengkeng di Bantul, Ingin Kurangi Pengangguran
Mimpinya mulia, Sunarto ingin kampungnya menjadi Desa BRILian dan angka pengangguran berkurang.
Baca SelengkapnyaTragis! Ibu Muda Nekat Ajak Anak Tenggak Racun Tikus Usai Diancam Cerai, Berujung Balitanya Tewas
Pada awal kejadian (31/1), tersangka sempat mengaburkan penyebab kematian korban dengan mengaku tidak tahu terkait penyebab meninggalnya sang anak.
Baca SelengkapnyaTidak Terima Proyeknya Dipalak, Dedi Mulyadi Sambangi Rumah Preman, Ending-nya Istrinya Diberi Uang Buat Modal
Politikus Partai Gerindra, Dedi Mulyadi, kesal mengetahui pembangunan jembatan di Desa Cijunti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta, diganggu preman.
Baca SelengkapnyaPulang Kampung, Prabowo: Kapan Lagi Ada Putra Minahasa Masuk Istana
Prabowo Subianto mengajak masyarakat Minahasa untuk membantu memenangkan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaBayi 16 Bulan Meninggal Setelah Ditinggal Ibunya Pergi Liburan Bareng Pacar, 10 Hari Sendirian Tanpa Makan dan Minum
Ibu bayi malang ini divonis penjara seumur hidup karena menelantarkan bayinya hingga tewas.
Baca Selengkapnya