Kisah Asep Arsyad, Mantan Kombatan yang Kembangkan Koperasi Mantan Teroris
Merdeka.com - Asep H Arsyad al Sadaad (50) sudah meninggalkan masa lalunya yang hitam. Dia dulu pernah terlibat dalam aksi terorisme dan kekerasan. Tapi itu dulu, kini dia tengah mengembangkan berbagai usaha bersama para mantan gerakan radikal lainnya.
Sejak beberapa tahun lalu, Asep Arsyad memutuskan tidak lagi terlibat aksi terorisme. Saat ini, dia bersama 200 orang mantan teroris dan gerakan radikal mendirikan badan usaha berupa Koperasi Komunitas Mantan Narapidana Teroris dan Gerakan Aktivis Radikal yang disingkat Kontantragis.
"Koperasi ini didirikan tahun 2017 lalu, tepatnya pada tanggal 28 Oktober. Yang kita kembangkan adalah usaha bidang produksi kopi, sabun cuci muka, sabun pembersih lantai, dan cokelat bubuk," kata dia di Nusa Indah, Kelurahan Jayaraga, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Kamis (16/5).
Menurutnya, setiap koperasi memiliki ciri khas tersendiri, namun yang menyatukan adalah kepentingan dan kemajuan bersama. Koperasi Kontantragis terbentuk usai dirinya bertemu dengan Budi, korban pengeboman Hotel JW Marriot, Jakarta.
"Kepada para mantan narapidana, kami mengajak untuk bergabung dan mengubah paradigma tidak dengan kekerasan atau pedang. Mari kita mengubah paradigma dengan usaha yang baik, memberikan contoh layaknya seorang muslim," ucapnya.
Koperasi yang didirikan sudah berjalan di beberapa kota. Mulai dari Garut, Tasikmalaya, dan Purwokerto. Untuk produk yang dihasilkan koperasinya selama ini dipasarkan ke sejumlah pesantren yang berada di beberapa daerah.
Dia mengakui, tidak jarang antara produksinya tak seimbang dengan permintaan pasar karena beberapa persoalan. "Permintaan pasar selalu tinggi, tapi modal yang dimiliki terbatas sehingga butuh dukungan lebih," ucapnya.
Dia mencontohkan, untuk bisa memproduksi 5.000 bungkus kopi setidaknya dibutuhkan modal hingga Rp60 juta. "Alhamdulillah kalau di sisi pemasaran kami tidak menemukan masalah, dan saat ini angka permintaan masih banyak. Tapi masalah kami di kemampuan produksi yang disesuaikan dengan ketersediaan modal saja," ungkapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
21 Agustus Hari Peringatan dan Penghargaan Korban Terorisme, Berikut Sejarahnya
Aksi terorisme memberi dampak buruk, maka setiap 21 Agustus ditetapkan Hari Peringatan dan Penghargaan Korban Terorisme
Baca SelengkapnyaKesaksian Anggota KKO TNI AL Ditangkap Inggris saat Operasi 'Ganyang Malaysia', Disiksa Siang Malam di Luar Batas Kemanusiaan
Berikut kesaksian pilu anggota KKO TNI AL saat berjuang di operasi Dwikora hingga nyaris meregang nyawa. Simak informasinya.
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Eks Casis Bintara Iwan Dihabisi Serda Adan, Korban Dicekik, Ditusuk Lalu Dibuang ke Jurang
Polisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
1 Tahun Bebas Berkeliaran, Serda Adan Pembunuh Casis Bintara Asal Nias Kini Ditahan Lantamal II Padang
Mirisnya, kondisi Iwan diketahui keluarga usai satu tahun wafat.
Baca SelengkapnyaBersenjata Lengkap, Begini Aksi Jenderal TNI Maruli Simanjuntak di Satgultor 81 Kopassus Taklukan Target Teror
Kasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak terima Brevet Anti Teror Kehormatan. Begini aksinya bersenjata lengkap.
Baca SelengkapnyaArsjad Rasjid Kembali Jabat Ketum Kadin Usai Cuti Dukung Ganjar-Mahfud
Arsjad fokus terhadap penguatan organisasi serta mendorong pencapaian Kadin.
Baca SelengkapnyaSosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5
Dua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.
Baca SelengkapnyaAda Warga Ricuh di Tengah Kampanye Akbar, Puan hingga Cak Lontong Turun Tangan
Arsjad hingga Cak Lontong mencoba untuk meredakan suasana agar tenang dan tak ricuh dari atas panggung.
Baca SelengkapnyaKasus Mutilasi ASN Semarang, Keluarga Ingin Bertemu Mahfud Tagih Progres Penyelidikan yang Mandek
Keinginan keluarga bertemu Mahfud itu setelah Mahfud mengungkapkan progres pengusutan kasus pembunuhan pegawai Bapenda Pemkot Semarang tersebut.
Baca Selengkapnya