Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kiai Jateng tak sepakat gelar khalifatullah Sultan Yogya dihapus

Kiai Jateng tak sepakat gelar khalifatullah Sultan Yogya dihapus Sri Sultan Hamengku Buwono X. ©2013 Merdeka.com/Dwi Narwoko

Merdeka.com - Ulama Jawa Tengah berharap Sri Sultan Hamengku Buwono X meninjau kembali penghapusan gelar Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah, telah disandang para Sultan Hamengku Buwono pertama hingga ke sembilan.

Para kyai menyatakan sebetulnya tidak mempermasalahkan terhadap sabda raja soal pengangkatan putri Sultan sebagai Putra Mahkota, atau ihwal penggantian nama Buwono menjadi Bawono. Namun gelar Khalifatullah yang secara substansi merupakan warisan tradisi Jawa Islam telah melekat pada gelar Sultan, perlu dipertimbangkan lagi untuk tetap disandang.

Pernyataan itu disampaikan oleh Wakil Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH M Dian Nafi' melalui siaran pers yang diterima merdeka.com, Jumat (22/5). "Penghilangan gelar Khalifatullah oleh Sri Sultan HB X itu perlu ditinjau kembali," tutur pengasuh Pondok Pesantren Al-Muayyad Windan Sukoharjo ini.

Pendapat itu KH M Dian Nafi sampaikan usai berkomunikasi dan bertemu dengan sejumlah ulama di tlatah Surakarta Hadiningrat maupun di Jawa Tengah.

Dian Nafi mengatakan, pernyataannya itu bukan sikap resmi PWNU Jawa Tengah, karena PWNU Jateng belum mengadakan musyawarah ihwal tersebut.

"Sebagai wong Solo yang merasa bagian dari Mataram Islam, kami merasa telah nyaman dinaungi Keraton yang menjaga tradisi Islam Jawa," ujar Dian.

Apabila gelar khalifatullah itu dicabut, maka KH M Dian Nafi khawatir Islam Jawa tidak lagi menjadi pengayom umat.

"Selama ini kita sudah nyaman dinaungi tradisi Islam Jawa. Kalau gelar khalifatullah itu hilang, saya kuatir tidak lagi terayomi," tambah Dian.

Sebab, menurut KH Dian Nafi, saat ini banyak tersebar gerakan Islam berideologi transnasional, yang membawa budaya dan pemikiran dari luar negeri yang mengusung ide khilafah Islam. "Mereka mengampanyekan penegakan khilafah yang artinya hendak membuat khalifah versi mereka," lanjut Dian.

Dian Nafi mengaku sangat kuatir, momen ini dijadikan alat oleh kelompok tersebut untuk mengklaim diri sebagai khalifatullah. "Padahal klaim kelompok tersebut tidak cocok dengan tradisi Islam yang telah melekat dalam budaya Jawa," ucap Dian.

(mdk/ary)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengulik Lebaran Ketupat, Tradisi Penting dalam Budaya Masyarakat Muslim Jawa
Mengulik Lebaran Ketupat, Tradisi Penting dalam Budaya Masyarakat Muslim Jawa

Lebaran Ketupat dilaksanakan satu minggu setelah perayaan Idul Fitri, tepatnya pada 8 Syawal.

Baca Selengkapnya
Momen Hangat Ulama Kondang Buka Puasa Bersama Jenderal AU, Beri Pesan 'Teruslah jadi Muslim Baik Jenderal'
Momen Hangat Ulama Kondang Buka Puasa Bersama Jenderal AU, Beri Pesan 'Teruslah jadi Muslim Baik Jenderal'

Bersama dengan jajaran dan keluarga besar TNI, ternyata sang ulama kondang itu menghadiri undangan acara buka bersama Kepala Staf TNI AU (Kasau).

Baca Selengkapnya
Mengenal Sederet Keistimewaan Sunan Gunung Jati, dari Dakwah Pakai Gamelan sampai Bisa Operasi Tanpa Bedah
Mengenal Sederet Keistimewaan Sunan Gunung Jati, dari Dakwah Pakai Gamelan sampai Bisa Operasi Tanpa Bedah

Ulama dari tanah Jawa Barat ini dulunya merupakan salah satu wali yang mensyiarkan Agama Islam di pulau Jawa.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Lezatnya Ketupat Colet, Hidangan Khas Melayu yang Wajib Disajikan Saat Lebaran di Kalimantan
Lezatnya Ketupat Colet, Hidangan Khas Melayu yang Wajib Disajikan Saat Lebaran di Kalimantan

Lebaran menjadi momen hadirnya hidangan-hidangan khas daerah yang mungkin jarang ditemukan serta menambah suasana Idul Fitri semakin terasa.

Baca Selengkapnya
Menistakan Agama dan Hina Ulama, Pria Asal Gowa Ditangkap
Menistakan Agama dan Hina Ulama, Pria Asal Gowa Ditangkap

Z merupakan pimpinan kelompok yang menamakan Taklim Makrifat.

Baca Selengkapnya
Mengulik Tradisi Ruwatan, Ritual Buang Sial dan Penyucian Diri ala Masyarakat Jawa
Mengulik Tradisi Ruwatan, Ritual Buang Sial dan Penyucian Diri ala Masyarakat Jawa

Masyarakat Jawa masih rutin melaksanakan tradisi tersebut sebagai bentuk penyucian diri.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Piring Terbang di Jamuan Pernikahan Adat Jawa, Ternyata Ada Sejak Era Kerajaan Mataram
Mengenal Tradisi Piring Terbang di Jamuan Pernikahan Adat Jawa, Ternyata Ada Sejak Era Kerajaan Mataram

Para tamu undangan diperlakukan secara terhormat melalui tradisi piring terbang.

Baca Selengkapnya
Dalil Sholat Jumat dan Sejarahnya, Laki-Laki Wajib Baca
Dalil Sholat Jumat dan Sejarahnya, Laki-Laki Wajib Baca

Sebagai ibadah wajib, maka penting bagi umat muslim untuk memahami berbagai dalil tentang sholat Jumat, terutama bagi laki-laki.

Baca Selengkapnya
35 Kata-Kata Minta Maaf Idulfitri Bahasa Jawa, Tulus Menyentuh Hati
35 Kata-Kata Minta Maaf Idulfitri Bahasa Jawa, Tulus Menyentuh Hati

Ungkapan minta maaf dalam bahasa Jawa tidak hanya sekedar formalitas, melainkan juga mencerminkan kearifan lokal dan nilai-nilai budaya yang kaya.

Baca Selengkapnya