Merdeka.com - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan jumlah penduduk miskin terbanyak di provinsi Jawa Timur adalah kaum Nahdliyin. Dia menilai kaum nahdiyin lebih didominasi oleh masyarakat pedesaan.

"Di Indonesia, secara jumlah dan presentasinya, kalau secara jumlah, ternyata ‎yang ndeso (masyarakat desa), yang terbanyak miskinnya dari seluruh provinsi di Indonesia adalah Jawa Timur. Yang ndeso di Jawa Timur, Insya Allah mayoritas Nahdlatul Ulama," kata Khofifah di Surabaya, Minggu (29/11).

Khofifah berharap lembaga perekonomian di organisasi NU bisa berjalan dengan baik sehingga bisa menyelesaikan persoalan umat.

"Ini PR kita bersama. Kalau di NU, lembaga perekonomiannya jalan, lembaga ekonominya jalan, lembaga pertaniannya jalan, saya rasa ini akan bisa menjadi lembaga penyelesaian masalah umat," paparnya.

Saat ini, sambung Khofifah, tidak banyak sarjana-sarjana NU yang konsen di bidang pertambangan, bidan ekonomi, bidang teknologi dan bidang lainnya. Sehingga tenaga-tenaga NU yang bisa diandalkan untuk ikut menyelesaikan masalah umat sangat kurang.

"Sekarang kita hitung, berapa warga kita (NU) yang memiliki pakar-pakar yang spesifik dengan profesinya?, Jika Allah menganugerahkan, mulai dari Banyuwangi sampai Sumenep (Madura), di darat maupun di laut, Allah menganugerahi sumber minyak yang luar biasa, sumber gas yang luar biasa. Bahkan di Banyuwangi ada empat tambang emas yang sudah dieksplorasi." ungkapnya.

Menurutnya, masih bisa dihitung dengan jari jumlah alumni NU yang ahli pada bidang ilmu umum semisal ilmu pertambangan, perminyakan dan ilmu umum lainnya.

"Ayo kita ngitung, berapa banyak anak NU yang sudah ahli di bidang pertambangan. Berapa banyak?, Berapa yang mengambil spesifikasi tambang emas, yang mengambil spesifikasi minyak dan seterusnya. Sehingga kita sangat kekurangan tenaga ahli," tanya Khofifah.

Tahun 1975, kata Khofifah, banyak sarjana-sarjana dari warga NU. Kemudian di Tahun 2000, sudah banyak doktor-doktor lahir dari alumni NU. "Saat ini, lulusan dari Kanada, banyak. Dari Autralia banyak, lulusan dari Amerika juga banyak, lulusan dari Eropa banyak. Apa yang kita butuhkan banyak," bebernya.

‎Khofifah berharap, sarjana-sarjana NU bisa ikut menjadi bagain dalam menyelsaikan berbagai persoalan umat. "Ini bukan persoalan sederhana. Yang ndeso di Jawa Timur, mayoritas orang NU, berarti yang miskin mayoritas NU. Semua harus iku menjadi bagian," pintanya.

Khofifah juga mengaku, Sabtu kemarin (28/11) apa yang menjadi kegelisahannya tersebut, juga sempat disampaikan pada acara pengajian Muslimat NU di Kabupaten Kediri.