Ketua PBNU: Mesir harus mencontoh Indonesia
Merdeka.com - Ketua PBNU Said Aqil Siroj kecewa berat terhadap konflik Mesir. Reformasi pemerintahan dan politik menimbulkan efek kekerasan berantai, misalnya penembakan yang dilakukan militer terhadap rakyat.
"Yang di Mesir, yang di Timur Tengah, kami kecewa berat, kita berharap ada peran ulama. Khusus Al Azhar di Mesir seharusnya berperan, di sana (Mesir) jelas ada kekosongan ulama," kata dia, Senin (19/8).
Dia menjelaskan, di Mesir ada universitas dengan ulama-ulama besar dengan tingkat keilmuan hebat. Tapi peran ulama-ulama itu tidak ada sama sekali, sehingga kondisi negeri Piramida itu sampai kini terus berdarah-darah.
Ada kevakuman peran ulama di Mesir, kata dia. Coba saja, dia melanjutkan, kalau ulama diperankan pasti tidak seperti itu. Kisruh Mesir akibat kudeta militer, itu sebenarnya masalah politik. Namun demikian ulama harus bicara.
Dia pun membandingkan dengan gejolak di Indonesia. Menurut dia, meski ada korban, tapi kerusuhan yang pernah terjadi di era pemerintahan Soekarno sampai Soeharto, tidak sampai berlarut-larut seperti Mesir.
"Alhamdulillah, dari Soekarno ke Pak Harto selalu ada peran civil society, walaupun ada korban, tapi selalu ada organisasi non politik berperan, yaitu ormas; NU, Muhammadiyah, adalah kekuatan masyarakat untuk meredam kekuatan politik," terangnya.
Artinya Mesir harus mencontoh indonesia? Dia menjawab, "iya dong. Jelas sekali Al Azhar tidak berperan. Kosong. Kalau Al Azhar berperan, Insya Allah tidak separah ini. Karena kan sudah 3000 lebih orang yang meninggal. Ikhwanul Muslimin terus melawan."
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) menetapkan 1 Ramadan 1445 Hijriah jatuh pada tanggal 12 Maret 2024
Baca SelengkapnyaMunir berharap agar masyarakat tetap damai dan rukun meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.
Baca SelengkapnyaIndonesia ke depan butuh sosok pemimpin yang memahami problem kebangsaan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gus Fahrur mengimbau masyarakat di Indonesia agar tetap tenang menikmati masa pencoblosan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaBulan Ramadan harus jadi momentum untuk meningkatkan kesabaran dan pengendalian diri
Baca SelengkapnyaMenurut dia, pandangan Muhammadiyah sebagai organisasi terhadap Indonesia masih sama yaitu netral dan independen dari kekuatan politik.
Baca SelengkapnyaGuru Besar-Dosen ITB Mendukung pilpres yang jujur, adil, dan damai, serta menjunjung hak asasi setiap pemilih.
Baca SelengkapnyaMuhadjir menduga potensi pelanggaran tersebut berhubungan dengan preferensi ASN terhadap kontestan pilihannya.
Baca SelengkapnyaGibran menampik jika Presiden Joko Widodo menitipkan nama di kabinte pemerintahan selanjutnya.
Baca Selengkapnya