Ketika layar tancap jadi ajang cari jodoh

Merdeka.com - Layar tancap di kampung-kampung pada era 90-an menjadi hiburan istimewa. Biasanya yang punya hajat (pemilik rumah) mengadakan pernikahan usai musim panen padi dan bulan haji.

Kala itu, rasanya tidak afdol jika masyarakat gelar hajatan pesta perkawinan tidak ada hiburan layar tancap. Momen ini juga jadi ajang berkumpulnya muda mudi dari berbagai kampung.

Biasanya, banyak anak muda kala itu beramai-ramai datang nonton layar tancap meski lokasinya jauh dari rumah. Penonton yang hadir antar-kampung, di situ anak muda tidak membuang kesempatan untuk saling berkenalan, bahkan dari perkenalan bisa berlanjut ke pelaminan.

"Ada juga yang nonton cari kesempatan buat saling kenal. Kan dari kampung mana saja pada datang. Anak muda biasanya banyak pada keluar nonton layar tancap," kata pemilik usaha layar tancap, Jamaludin (45) saat ditemui merdeka.com di kediamannya, Kampung Baru, Desa Gedung Pengawas, Babelan, Bekasi Utara, Kamis (27/11).

Jamal menambahkan, waktu itu layar tancap menjadi tontonan favorit bagi para remaja, karena di situlah kesempatan bagi mereka untuk saling mengenal lawan jenis.

"Ya pada nonton, anak-anak muda yang cowok dan cewek pada keluar. Kan layar tancap mah siapa aja boleh nonton, hiburan masyarakat. Kali aja mereka ketemu jodohnya waktu nonton layar tancap," ucap Jamal sambil tersenyum.

Menurutnya, waktu itu hiburan yang paling ramai adalah layar tancap. "Kalau anak muda sekarang kan pacarannya di bioskop di mal. Dulu nonton layar tancap sambil pacaran itu sudah istimewa banget," ungkapnya.

"Nonton layar tancap, ketemu jodoh di situ kan kan romantis ya buat kenang-kenangan," pungkasnya.