Kesal Perawat Pakai Hazmat, Keluarga Pasien Covid-19 Nekat Menganiaya
Merdeka.com - Seorang tenaga kesehatan (nakes) di Kabupaten Garut diduga menjadi korban pemukulan keluarga pasien Covid-19. Diduga, aksi penganiayaan tersebut dilakukan karena tidak terima perawat menggunakan hazmat saat melakukan penanganan kepada orang tuanya.
Komandan Kodim 0611 Garut yang juga merupakan Wakil Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut, Letkol CZi Deni Iskandar mengatakan bahwa aksi pemukulan terhadap nakes terjadi pada Rabu (23/6) malam sekitar pukul 20.07.
"Lokasi penganiayaannya di UGD (unit gawat darurat) Puskesmas Pameungpeuk. Jadi ada aksi tindak kekerasan terhadap tenaga kesehatan atas nama Guruh Gustriadi. Untuk terduga pelaku, diketahui berinisial R warga Desa Mancagahar, Kecamatan Pameungpeuk," kata Dandim, Kamis (24/6).
Dandim menjelaskan bahwa aksi pemukulan itu bermula saat nakes melaksanakan perawatan terhadap pasien yang diketahui merupakan orangtua pelaku. Karena Kecamatan Pameungpeuk masuk zona merah, maka perawatan di Puskesmas pameungpeuk harus menggunakan alat pelindung diri (APD) berupa hazmat.
"Karena perawat di UGD ini orang yang pertama merawat pasien, jadi pasti pake hazmat. Diduga, pelaku ini kesal karena perawat ini menggunakan hazmat. Perawat ini sudah dianggap teman oleh pelaku, dan pelaku merasa tidak diperhatikan sehingga kesal sehingga memukulnya," jelasnya.
Walau sudah mendapat aksi kekerasan dari anak pasien, Dandim memastikan bahwa perawat tersebut tetap melakukan tugasnya sampai selesai. Saat ini, kasus pemukulan tersebut ditangani oleh pihaknya bersama kepolisian.
Aksi pemukulan R terhadap Guruh itu, rupanya terekam CCTV. Dalam video yang beredar berdurasi 24 detik yang diterima merdeka.com, awalnya perawat yang menggunakan hazmat tampak masuk ke dalam ruang perawatan sambil menemani seorang pasien ke tempat tidur. Tidak lama setelahnya, tampak beberapa orang lainnya ikut masuk ke dalam ruangan tersebut dan mendekati tempat tidur pasien.
Dalam video, tampak terlihat percekcokan antara warga dengan petugas kesehatan ber-hazmat. Tidak lama setelahnya, warga tersebut kemudian tampak memukul petugas kesehatan sebanyak dua kali. Warga lainnya yang ada di lokasi tersebut pun kemudian berusaha melerai dan membawanya keluar.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.
Baca SelengkapnyaHal ini memungkinkan para pemudik untuk tetap mendapatkan perawatan medis yang dibutuhkan tanpa harus beralih ke fasilitas kesehatan baru.
Baca SelengkapnyaDinas Gulkarmat Provinsi DKI Jakarta mengerahkan 10 unit dan 40 personel untuk memadamkan api.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kepala puskesmas juga menahan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang menjadi hak pegawai.
Baca SelengkapnyaRinciannya, 136 orang di tingkat kecamatan atau PPK. Di tingkat PPS desa kelurahan ada 696 orang.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaAus meminta agar praduga itu harus direspons dengan cepat oleh DPR.
Baca SelengkapnyaWarga mengevakuasi mereka ke rumah sakit terdekat. Namun karena keterbatasan peralatan, keduanya dirujuk ke Palembang.
Baca SelengkapnyaKepada petugas yang sakit ini pihak KPU juga memberikan fasilitas pengobatan. Fasilitas ini berupa biaya pengobatan dan santunan.
Baca Selengkapnya