Merdeka.com - Keributan antar mahasiswa dengan kelompok pemuda terjadi tepat di depan Universitas Moestopo (Beragama) Jalan Hang Lekir I, Jakarta Pusat, Rabu (23/10) malam. Situasi dan kondisi yang memanas antar kedua kubu tersebut pun sontak menarik perhatian warga dan para pewarta yang hendak meliput.

Ketegangan melebar manakala beberapa mahasiswa tidak senang dengan adanya kehadiran sejumlah pewarta guna meliput aksi tersebut. Alhasil, sejumlah awak media dilarang beberapa mahasiswa Moestopo yang tidak senang.

Contohnya seperti yang dialami Reza Fahrany, video jurnalis tvOne tersebut ditegur keras oleh satu mahasiswa Moestopo dan memaksanya untuk menghapus rekaman gambar yang ia ambil.

Reza yang hendak mengambil suasana di parkiran kampus tersebut langsung dihadang dua orang Mahasiswa dan juga diteriaki oleh rekan mahasiswa lainnya.

"Itu ngapain tuh pers di situ. Mundur," ujar salah satu mahasiswa yang mengenakan kaos putih seraya menunjuk Reza, di lokasi, Rabu (23/10).

"Jangan diambil gambarnya mas, enggak usah diribut-ributin. Kalau ada yang diambil sebaiknya dihapus saja mas," timpal Mahasiswa Moestopo yang mengenakan kemeja kotak-kotak lainnya.

Mendengar dirinya diteriaki dan mendapat intimidasi, Reza pun membela diri.

"Kalau saya masuk ke kampus saya salah. Tapi kan ini di luar kampus, ini ruang publik bos," jawab Reza.

Kendati sudah dijelaskan bahwa lokasi tersebut merupakan ruang publik, mahasiswa tersebut tetap bersikukuh pada pendiriannya.

"Ya pokoknya jangan diambil gambarnya. Jangan diliput!" bentaknya.

Aksi sok jagoan juga diperlihatkan sejumlah mahasiswa Moestopo manakala Reza dan rekannya Ardi dari Kompas TV yang hendak melakukan wawancara dengan Kapolsek Kebayoran Baru AKBP Anom Setiyadji di lokasi.

"Enggak usah ada wawancara-wawancara lah," ujar salah satu Mahasiswa Moestopo seraya menghampiri lokasi wawancara Reza dengan Kapolsek Kebayoran Baru.

Kedatangan mahasiswa tersebut diikuti oleh beberapa rekannya di belakang.

Mendengar hal tersebut, Kapolsek pun menegurnya. "Hei kamu jangan menghalang-halangi. Mereka juga punya hak," tegur Kapolsek.

Kepada wartawan, Anom menjelaskan kericuhan diawali perselisihan dua orang di Boxmart Cafe. Namun perselisihan berlanjut karena masing-masing membawa rekan-rekannya.

"Yang satunya bawa orang luar, yang satu lagi manggil teman-teman kampusnya (Moestopo)," terang Anom di lokasi kejadian.