Merdeka.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendatangi 351 eks anggota ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) usai turun dari KRI Teluk Gilimanuk mendarat di Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, Jawa Tengah. Ganjar menemui mereka di ruang berkumpul para eks pengikut Gafatar mulai dari anak-anak sampai orangtua.

Salah satu yang diajak Ganjar berdialog adalah Udji Ardianto, seorang remaja berusia 18 tahun yang baru lulus SMA di School Building Jakarta Selatan yang sudah empat bulan ikut orangtuanya, Suswati (54).

Udji Ardiyanto mengaku dulu saat duduk di bangku SD dan SMP diajarkan salat. Namun mendadak setelah orangtuanya pindah ke Kalimantan Barat dan ikut Gafatar, dia mengaku langsung tidak salat.

"Kamu salat?" tanya Ganjar sambil duduk jongkok di hadapan remaja berkacamata dan bertopi itu, Senin (25/1).

"Kalau sebelum ke Kalimantan, kamu salat?" tanya Ganjar.

"Kalau dulu waktu sekolah SD dan SMP saya salat pak," jawab Udji.

"Lah kenapa jadi tidak salat," tanya Ganjar kepada anak tunggal dari pasangan Suswati dan Sabar Wibowo (58) itu.

"Saya denggak paham soal salat itu pak," aku Udji yang lahir di Jakarta dan kedua orangtuanya asli dari Wonogiri tersebut.

Usai mengunjungi para eks anggota Gafatar, Ganjar menyatakan bahwa upaya doktrinasi pengurus Gafatar sudah berhasil kepada para eks anggotanya. Terbukti, saat dirinya menanyakan beberapa hal kepada orang dewasa, hampir semua orang dewasa eks Gafatar menolak atau mengelak jawaban dari pertanyaannya.

Namun, setelah mendengarkan jawaban dari Udji Ardiyanto, Ganjar optimis bahwa telah ada upaya doktrinasi yang dilakukan oleh pengurus dan perekrut Gafatar yang masif.

"Tadi ada anak yang baru lulus SMA, saya ajak omong form betul. Apa yang mendoktrinnya sudah masuk. Kamu agamanya apa? Dulu salat? Salat. Sekarang salat? Enggak. Kenapa tidak salat? Saya tidak paham soal itu. Kamu sekolah dapat pendidikan agama enggak? Dapat. Enggak mungkin orang yang sudah mendapatkan pendidikan agama di SD, SMP dan sampai tamat SMA enggak mungkin tidak paham itu, tidak mungkin," tegas Ganjar kepada awak media.

"Dengan ajaran-ajaran itu, mengkonfirmasi sebetulnya terjadi betul. Meskipun mereka mengakui juga diajarkan untuk bertani," ungkapnya.

Usai mengunjungi 351 eks anggota Gafatar itu, suami dari Siti Atikoh Supriyanti ini kemudian melepas secara simbolis ratusan eks anggota Gafatar yang satu per satu naik ke 10 bus. Mereka dengan pengawalan ketat aparat TNI Polri meninggalkan Pelabuhan Tanjung Emas Kota Semarang untuk di karantina di Wisma Haji Donohudan, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah menyusul puluhan eks anggota Gafatar yang sudah tiba di sana sebelumnya.

Dalam berita sebelumnya, Suswati membantah keras jika ajaran Muhammad Musadeq yang dianut oleh pengikut Gafatar adalah orang yang beragama Islam tidak perlu salat. Selain itu Siswati mengaku jika tidak ada aktivitas kegiatan pengajian selama dirinya di Kalimantan dalam waktu empat bulan. Di Kalimantan, dia menghabiskan waktu untuk bercocok tani dan tinggal hanya di rumah kontrakan.