'Kenapa Moeldoko pilih Tahir, bukan konglomerat lain?'
Merdeka.com - Pengangkatan Dato Sri Tahir, konglomerat pemilik jejaring bisnis Mayapada Grup sebagai penasihat Panglima TNI Jenderal Moeldoko jadi sorotan publik. Pengangkatan itu dinilai menabrak aturan, serta ada motif lain dibalik itu.
Pengamat kepolisian dan militer, Aqua Dwipayana berpendapat, pengangkatan Tahir sebagai penasihat begitu sensitif sehingga memicu polemik. Terlebih, status Tahir yang masuk dalam nomor urut 12 orang tajir se-Indonesia versi Forbes, April 2014.
"Kenapa harus Dato Sri Tahir, kenapa bukan pengusaha lain, bukan konglomerat lainnya? Pertanyaan itu yang sekarang muncul. Saya kira wajar. Pak Moeldoko agar menjelaskan alasan pengangkatan tersebut," kata Aqua di Jakarta, Minggu (21/9).
Bagi Aqua, pengangkatan seorang pengusaha sebagai penasihat, tidak ada yang salah. Namun memang Moeldoko, perlu menjelaskan secara lengkap, kenapa Dato Sri Tahir yang dipilih. Bahkan, Aqua menyarankan, Panglima TNI, tak sekedar mengangkat penasihat di bidang kesejahteraan, tapi juga dibidang lain, seperti bidang ekonomi atau komunikasi.
"Saya kira tak salah. Malah saya mengusulkan, ada juga penasihat bidang ekonomi dan komunikasi misalnya," kata Aqua.
Terkait niat Dato Sri Tahir, yang akan menyumbang pundinya membangun 1.000 rumah bagi prajurit, menurut Aqua, juga tidak ada yang salah. Harusnya memang tradisi filantropis di negeri ini terbangun kuat.
Sebelumnya, Moeldoko beralasan anggaran yang disiapkan oleh negara untuk meningkatkan kesejahteraan TNI sangat terbatas. Dia butuh mitra untuk membantu meningkatkan kesejahteraan prajurit.
"Anggaran dari pemerintah terbatas, untuk itu saya mengangkat seseorang. Pengangkatan ini saya lakukan secara terbuka dan transparan agar semuanya tahu. Kalau nanti kita dapat bantuan, itu bukan untuk Panglima TNI. Kalau pengangkatan itu untuk kepentingan pribadi saya, silakan dipermasalahkan," kata Moeldoko.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kolonel TNI Ajudan Presiden Tolak Dijadikan Jenderal, Ternyata ini Alasannya
Presiden sudah akan menaikkan pangkatnya bulan Agustus. Tapi dia menolak kesempatan langka menjadi jenderal.
Baca SelengkapnyaMoeldoko Nilai Pernyataan Jokowi Bukan Semerta-merta Mempersiapkan Diri untuk Kampanye
Jokowi mengatakan, seorang presiden boleh memihak juga melakukan kampanye. Pernyataan Jokowi itu menuai pro dan kontra.
Baca SelengkapnyaTak Hadir Pelantikan AHY, Ternyata Moeldoko Ada di Sini 'Yang Cari Saya, Tenang'
Moeldoko mengunggah tengah menjadi pembicara dalam suatu pertemuan bilateral
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jabat Tangan di Istana, AHY Bicara Hubungannya dengan Moeldoko
Menteri AHY ungkap hubungannya dengan Moeldoko yang pernah berseteru terkait Partai Demokrat.
Baca SelengkapnyaMoeldoko soal Presiden Boleh Kampanye & Memihak: Hukum Jangan Diukur Pakai Perasaan
Moeldoko menjelaskan dalam UU Pemilu sudah diatur bahwa presiden, wakil presiden yang melakukan kegiatan kampanye tidak boleh menggunakan fasilitas negara, kecu
Baca SelengkapnyaGanjar: Saya Tebak Pak Jokowi Pasti Pilih Nomor 2
Ganjar menilai Presiden Jokowi akan memilih pasangan calon nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabumingraka.
Baca SelengkapnyaMoeldoko Minta PPATK Selidiki Dana PSN Masuk Kantong ASN-Politikus: Jangan Diam!
Moeldoko menekankan instansi terkait tak boleh diam saja apabila ada praktik korupsi.
Baca SelengkapnyaUsai Salaman dengan AHY, Moeldoko: Namanya Rekan Satu Kabinet
Ini kali pertama Moeldoko bertemu dan bersalaman dengan AHY, usai konflik di Partai Demokrat.
Baca SelengkapnyaJelang Mudik 2024, Ini Daerah-Daerah yang Butuh Perhatian Khusus karena Diprediksi Dipadati Pemudik
Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri memetakan beberapa wilayah yang perlu mendapat perhatian khusus pada saat musim mudik 2024.
Baca Selengkapnya