Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kenapa di Indonesia makin banyak anak memerkosa SMP dan membunuh?

Kenapa di Indonesia makin banyak anak memerkosa SMP dan membunuh? Saya bersama Yuyun. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Yuyun (15), pelajar SMP Negeri 5 Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu, meregang nyawa dengan tragis. Dia diperkosa oleh 14 lelaki mabuk di tengah hutan usai pulang sekolah. Kejadian kelam itu berlangsung pada Sabtu (2/4) lalu.

Dari keterangan para tersangka, pemerkosaan bermula saat empat tersangka membeli tuak dan kemudian diminum beramai-ramai. Setelah mabuk, para tersangka kemudian nongkrong di jalanan yang biasa dilewati Yuyun saat pulang sekolah.

Satu jam kemudian, Yuyun pulang dari sekolahnya berada di Dusun V, Desa Kasie Kasubun, menuju ke rumahnya di Dusun IV dengan berjalan kaki. Di bawah pengaruh alkohol, para tersangka memperkosa Yuyun secara bergiliran.

Salah satu pelaku pembunuhan pada Eno, karyawati pabrik di Tangerang pun seorang anak SMP. R baru berusia 16 tahun. Dia tega memperkosa dan membunuh gara-gara keinginannya berhubungan intim ditolak Eno.

Sosiolog dari Universitas Indonesia Paulus Wirutomo mengatakan, kejahatan tersebut menunjukkan krisis pendidikan yang tengah melanda masyarakat. Sebab kebanyakan, kejadian pemerkosaan hingga berakhir dengan kematian di kawasan yang notabenenya memiliki tingkat pendidikan rendah.

"Menurut saya itu ya krisis di pendidikan kita, jadi misalnya orang-orang yang tidak terjangkau pendidikan yang memadai. Kalau isinya kosong makanya bisa terjadi seperti itu. Karena mahasiswa saja masih banyak yang macem-macem. Pendidikan kita masih banyak yang salah," katanya saat dihubungi merdeka.com, Selasa (17/5) malam.

Dia mencontohkan pendidikan gender yang disampaikan ke khalayak umum. Menurutnya, masyarakat masih sering menyalahkan perempuan dalam kasus perkosaan. Entah apakah karena pakaian digunakan terlalu terbuka atau jalur pulang mereka rawan kejahatan.

Seharusnya semua orang, baik perempuan ataupun laki-laki memiliki penilaian yang sama. Bukan malah menyalahkan salah satu pihak, dalam hal ini perempuan, karena apa yang mereka kenakan ataupun lakukan.

"Misalnya gini, ada yang bilang perempuan yang diperkosa malah perempuannya yang disalahkan. Itu prinsip yang salah. Karena perempuan mau jalan di mana aja berhak seperti orang lain bagaimana orang laki-laki berjalan. Jadi itu penjelasan enggak bener, jika memakai perempuan berpakaian seperti ini dan itu. Tidak ada hak laki-laki memperlakukan perempuan seperti itu (diperkosa)," jelasnya.

Selain itu, Paulus menyayangkan persepsi negatif masyarakat akan pendidikan seks di sekolah. Kebanyakan orang tua akan marah saat mengetahui anak mereka mendapatkan pendidikan tentang reproduksi.

Padahal, tegas dia, di dunia yang sudah serba canggih ini, anak-anak bisa saja mengakses video porno tanpa pengawasan.

Adanya informasi secara langsung kepada anak-anak, tidak berbanding lurus dengan informasi tentang reproduksi dan seks. Alhasil mereka hanya menerima dari satu sisi, tanpa mengetahui bahaya dan bencana yang bisa terjadi jika melakukan tindakan tersebut.

"Tangan anak-anak ada handphone yang bisa melihat apa saja. Jadi sudah cukup ekspose (seks), tapi orang tua tidak rela pendidikan tentang seks. Bahwa reproduksi seperti apa itu enggak pernah diajarkan. Kalau diajarkan dianggap sebagai hal yang tabu. Tetapi anak-anak tahu lebih jauh dari itu dan tidak baik. Bangsa kita sudah salah, kalau kita tetap takut maka terjadi ketidakseimbangan antara yang benar dan tidak benar," ujarnya.

Menurutnya, masih banyak faktor lain juga mendukung tumbuhnya rasa ingin tahu dari anak-anak akan tindakan yang berujung pada pelecehan seksual. Faktor pengangguran dan kurangnya tempat yang baik untuk beraktivitas juga menjadi penyumbang potensi adanya tindakan tercela tersebut.

Dan ini semakin diperparah karena belum adanya pendidikan yang mampu menjelaskan masa depan mereka akan seperti apa.

"Karena enggak ada pengembangan kreativitas jadi mereka bisa melihat pornografi dan tidak melakukan pendidikan seimbang. Kemudian pendidikan tidak memberikan bagaimana mereka akan menjadi seperti apa dari pendidikan itu," terangnya.

Paulus mengungkapkan, pemerintah juga harus bertindak tegas kepada pelaku pelecehan seksual, walaupun disaat bersamaan tengah melakukan perbaikan dari berbagai sektor. Karena tanpa adanya pemberian efek jera akan membuat bibit-bibit pelaku kekerasan ini akan kembali muncul.

"Kemudian harus ada hukum yang tegas. Hukum kita juga pincang. Kalau ada hal serius hukumannya ringan, kalau nyuri ayam malah berat. Hukum kita tidak mendidik," tutupnya.

(mdk/sho)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Berkas 6 Penyekap dan Pemerkosa Siswi SMP Segera Dilimpahkan ke Kejari, 3 Tersangka di Bawah Umur
Berkas 6 Penyekap dan Pemerkosa Siswi SMP Segera Dilimpahkan ke Kejari, 3 Tersangka di Bawah Umur

Berkas perkara tiga tersangka anak di bawah umur dipercepat prosesnya guna mempercepat persidangan di peradilan.

Baca Selengkapnya
Begini Kondisi Terkini Siswi SMP di Lampung yang Disekap dan Diperkosa 10 Remaja
Begini Kondisi Terkini Siswi SMP di Lampung yang Disekap dan Diperkosa 10 Remaja

Sejak ditemukan, korban menjalani pemulihan baik fisik maupun psikologinya.

Baca Selengkapnya
Kekerasan Anak di Lingkup Pendidikan Kian Marak, Salah Siapa?
Kekerasan Anak di Lingkup Pendidikan Kian Marak, Salah Siapa?

Dari laporan 141 kasus yang diterima KPAI, 35 persen di antaranya terjadi pada satuan pendidikan

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat
Pernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat

Namanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda

Baca Selengkapnya
Sosok Polisi Nabung di Toko Bangunan Demi Bangun Sekolah Bikin Jenderal Polisi Takjub
Sosok Polisi Nabung di Toko Bangunan Demi Bangun Sekolah Bikin Jenderal Polisi Takjub

Demi menebus asa membangun sekolah, seorang polisi rela menyisihkan gaji untuk menabung.

Baca Selengkapnya
Tetap Harus Berangkat Sekolah Meski Terdampak Banjir, Perempuan Ini Bocorkan Aksi Manis Kakaknya yang Bikin Iri
Tetap Harus Berangkat Sekolah Meski Terdampak Banjir, Perempuan Ini Bocorkan Aksi Manis Kakaknya yang Bikin Iri

Sebagian wilayah Indonesia belakangan ini dilanda hujan lebat hingga menyebabkan terjadinya banjir.

Baca Selengkapnya
Menkes: Masyarakat Harus Sehat dan Pintar Kalau Mau RI Jadi Negara Maju
Menkes: Masyarakat Harus Sehat dan Pintar Kalau Mau RI Jadi Negara Maju

Budi menyebut kesehatan dan pendidikan berkualitas merupakan dua kunci penting agar Indonesia bisa menjadi negara maju pada 2030.

Baca Selengkapnya
SEMENIT PAHAM: Ajak Orang Golput di Pemilu Bisa Dipidana, Ini Aturannya
SEMENIT PAHAM: Ajak Orang Golput di Pemilu Bisa Dipidana, Ini Aturannya

Jangan sembarangan memprovokasi orang untuk tidak memilih di pemilu. Karena hal itu bisa melanggar pidana

Baca Selengkapnya