Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kenangan terakhir keluarga korban helikopter TNI AD jatuh di Poso

Kenangan terakhir keluarga korban helikopter TNI AD jatuh di Poso Ilustrasi Helikopter Jatuh. ©2015 Merdeka.com/Angeline Agustine

Merdeka.com - Kejadian jatuhnya helikopter milik TNI AD di Poso, Sulawesi Tengah, pada Minggu (20/3), menyisakan duka. Kenangan terhadap para mendiang terus terngiang di benak keluarga.

Banyak kisah-kisah tentang sosok para pahlawan itu diutarakan oleh pihak keluarga dan orang terdekat. Di samping itu, ada beberapa cerita soal keinginan atau perbincangan terakhir dari para korban tewas kepada ayah ibu atau sanak saudara.

Semua itu disampaikan sebagai pelipur lara bagi keluarga yang berduka. Meski begitu, mereka harus merelakan para pahlawan itu pergi selamanya.

Makam yang tak jadi diisi jasad sang putra desa di Tangerang

Kapten Corps Kesehatan Militer (CKM) dr Yanto yang tewas dalam kecelakaan helikopter TNI AD di Poso, meninggalkan istri tengah hamil enam bulan. Yanto diketahui menikah delapan bulan lalu dengan Isyana Setia Putri.Saat ini, sang istri tengah mengandung anak pertama. "Ya dia menikah tahun 2015 kemarin. Istrinya lagi hamil enam bulan. April besok rencananya mau tujuh bulanan di sini," kata tetangga korban, Imah, saat ditemui di rumah orangtua korban di Kampung Sumur, Desa Wanakarta, RT 2/5, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang, kemarin.Setelah menikah, Yanto tinggal bersama istrinya di apartemen di Jakarta. Dia jarang pulang ke rumah orangtuanya."Saya terakhir melihat dia pas Idul Adha tahun lalu. Dia memang jarang pulang sejak tugas jadi TNI," ucap Imah.Keluarga ternyata telah menyiapkan pemakaman di TPU Kampung Sumur, Desa Wanakarta, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang."Keluarga korban dapat kabar soal kecelakaan itu tadi malam. Kemudian paginya langsung nyiapin makam. Sudah digali," kata tetangga korban, Khoirudin.Makam itu berjarak sekitar 500 meter dari rumah Yanto. Namun, ketika tahu Yanto akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, pihak keluarga langsung menuju ke sana."Seitar pukul 10.00 WIb paginya, keluarga ke Bandara Halim Perdana Kusuma menunggu jenazah korban yang diterbangkan dari Makassar. Kemudian ikut dalam pemakaman di Kalibata," ujar Khoirudin.Tak hanya menyiapkan liang lahat, warga pun bergotong royong membuatkan tenda di lapangan bulutangkis di samping rumah duka, lengkap dengan kursinya. Menurut Khoirudin, warga setempat merasa kehilangan putra terbaik di desanya."Dia salah satu putra terbaik desa sini. Maka pantaslah kami sangat kehilangan," ujar Khoirudin.

Kapten Agung yang penggemar game online dan bujukan sang anak

Almarhum Kapten Agung Kurniawan, pilot helikopter TNI AD yang jatuh di Poso, Sulawesi Tengah, ternyata memiliki hobi cukup unik sebagai seorang prajurit TNI AD. Dia saban hari ternyata gemar bermain game online.Agung merupakan pilot terbaik di Satuan Skadron XI, bermarkas di Lapangan Udara Angkatan Darat (Lanumad) Ahmad Yani, Kota Semarang, Jawa Tengah. Menurut Sumedi (69), mertua almarhum Kapten Agung, di mata keluarga menantunya itu dikenal perhatian dan mudah bergaul."Sesekali waktu di luar kegiatan tugas, mendiang selalu menghabiskan waktu berkumpul dan jalan-jalan bersama keluarganya. Almarhum sangat suka game online. Biasanya selalu ngajak anak-anak, termasuk ponakan-ponakannya. Hobi itu katanya sangat mendukung kegiatan tugas," kata Sumedi di rumah duka, Jalan Casa, Blok H, Kompleks Penerbad Krapyak, Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah, kemarin.Kapten Agung meninggalkan tiga anak dan istrinya, Tri Ardiati (33). Sumedi mengaku berhubungan terakhir dengan menantunya itu sepekan sebelum kecelakaan terjadi."Tidak ada firasat apa-apa sebelum kejadian ini. Saya hanya kaget waktu diberitahu kejadian ini. Saya datang semalam dari Kulon Progo dan mencoba menenangkan anak saya," ujar Sumedi.Wafatnya Kapten Agung menyisakan duka mendalam bagi keluarga. Sebelum dia pergi berdinas, Ridwan Fadli Kurniawan (8), putra pertama Kapten Agung, ternyata meminta ayahnya tidak berangkat. Permintaan itu diajukan dua pekan lalu."Anaknya (Ridwan) sempat melarang Agung saat akan berangkat tugas. Saat mengantarkan ayahnya ke Lanumad Ahmad Yani, cucu saya bilang, 'ayah, mbok ya jangan tugas dulu'. Lalu dijawab oleh mendiang kalau enggak kerja nanti jajannya pakai apa," kata ayah Kapten Agung, Ponimin (63), sambil matanya berkaca-kaca saat ditemui di rumah duka.Ponimin mengatakan, meski sempat menjalani tugas di Makassar, putra pertamanya memang sempat pulang ke Semarang."Kepulangan anak saya itu (Kapten Agung) terakhir, dua minggu lalu sebelum insiden kemarin. Saya pribadi juga turut mengantar. Anak saya bilang kalau minta didoakan agar selamat dalam tugas. Saya pun menyatakan selalu berdoa bagi dia," ujar Ponimin.Meski berat, Ponimin dan keluarga mengaku ikhlas akan kepergian Kapten Agung. Pasalnya, kecelakaan dalam bertugas merupakan sebuah resiko dari seorang prajurit yang harus dihadapi demi mengabdi pada negara, nusa dan bangsa."Walaupun dalam hati menjerit tapi karena tugas negara, kami semua harus mengikhlaskannya demi kepentingan nusa dan bangsa," ucap Ponimin dengan nada suara berat.Kapten Agung adalah pilot helikopter yang lama bergabung dengan Skuadron XI. Kapten Agung meninggal dunia pada usia 33 tahun, dan meninggalkan seorang istri, Tri Ardiati, serta tiga anaknya.Ketiga anaknya masing-masing adalah Ridwan Fadli Kurniawan (8), Oktaviani Kurniawan (6), serta putri masih berusia lima bulan bernama Anindya Sanum Kurniawan.

Kenangan nasi kuning dan pantang menikah sebelum jadi Kapten

Kenangan juga terngiang di benak keluarga Letnan Satu CPN Wiradhy Tri Darwoko, yang gugur dalam kecelakaan helikopter di Poso, Sulawesi Tengah, Minggu (20/3) kemarin. Perwira TNI-Angkatan Darat dikenal cukup cerdas, tetapi sederhana."Dia lulusan Akmil (Akademi Militer) 2013 lalu. Anaknya memang cerdas, meskipun bukan peraih Adimakayasa. Kecerdasan sudah terlihat sejak dari SD sampai SMA karena juara terus," kata paman Almarhum Lettu Wiradhy, Asep (50), saat ditemui merdeka.com, kemarin.Asep mengatakan, meskipun lulus Akmil tak membuat perubahan sikap Lettu Wiradhy menjadi sombong atau angkuh. Bahkan, sosok sederhana masih ditunjukkan hingga pangkatnya naik menjadi balok 2."Kalau pulang enggak neko-neko. Pakaian biasa, celana pendek, kaus, pakai topi, lalu pergi bermain," kata Asep.Kesederhanaan Lettu Wiradhy juga tampak dari rumah ditinggali bersama kedua orangtuanya, Pringgono (57) dan Nung Nurhasanah (53). Yaitu rumah kecil berukuran sekitar 3x5 meter."Biasanya kalau pulang juga mengajak mancing di laut. Enggak pernah macam-macam. Sangat menurut kepada orang tuanya," ujar Asep.Karir Wiradhy dikenal mulus. Meski baru berusia 26 tahun, perwira TNI Angkatan Darat itu sudah merengkuh pangkat Letnan Satu.Meski demikian, anak bungsu dari tiga bersaudara itu berjanji tidak menikah sebelum pangkatnya menjadi Kapten. Ayah Wiradhy, Pringgono mengatakan, anaknya pernah memperkenalkan seorang perempuan akan menjadi calon istri."Calonnya ada, dari kalangan sipil biasa, bukan militer. Orangnya sederhana, sama seperti anak saya," kata Pringgono saat berbincang dengan merdeka.com.Menurut Pringgono, anaknya baru akan menikah tiga tahun lagi setelah pangkatnya Kapten. Sebab, kata dia, anaknya baru naik pangkat menjadi Letnan Satu pada Oktober 2015 silam.Wiradhy kabarnya belum sempat menikmati nasi kuning buatan ibunya buat merayakan ulang tahun ke-26. Sebabnya, Wiradhy sudah lebih dulu dikirim ke Poso menjalankan tugas."Dia ulang tahun tanggal 14 Maret, kemudian tanggal 15 sudah berangkat ke Poso untuk menjalankan tugas," kata kakak kandung Almarhum Lettu Wiradhy, Suci Utami (35).Ketika sampai di Poso, kata Suci, adik bungsunya itu meminta dibuatkan nasi kuning, dan meminta didoakan karena sedang bertugas demi negara di Poso, Sulawesi Tengah. Ternyata, itu merupakan permintaan terakhir Wiradhy."Belum sempat makan bareng, karena memang biasanya setiap tahun ketika ulang tahun minta dibuatkan nasi kuning," ujar Suci.Nenek Wiradhy berkeras ingin cucunya disemayamkan lebih dulu di rumah duka, di Kompleks Sapta Taruna 3, Kementerian Pekerjaan Umum RT 3/RW 34, Kelurahan Bojongrawalumbu, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi."Tapi instruksi dari negara tidak bisa, karena langsung dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta Selatan," lanjut Pringgono.Bahkan, kata Pringgono, keluarga telah menyiapkan makam di Taman Pemakaman Umum Poncol, di Jalan Kartini, Bekasi Timur. Keluarga ingin memakamkan Almarhum Lettu Wiradhy di samping makam kakeknya. Namun, negara menolak karena Lettu Wiradhy dianggap gugur sebagai pahlawan dan harus dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata."Makam sudah dipesan, bahkan sudah digali hingga seperempat. Tapi, ada instruksi dari negara, akhirnya keluarga nurut dimakamkan di TMP Kalibata," ujar Pringgono.Pringgono juga tak menyangka bakal ditinggalkan sang anak selamanya."Terakhir Kamis saya masih ngobrol bersama dia lewat sambungan telepon," tambah Pringgono.Pringgono mengatakan, ketika itu dia sengaja menelepon anaknya sedang bertugas di Poso sejak 15 Maret. Dia menanyakan kabar anaknya sejak berdinas di daerah itu. Kebetulan dia juga sedang berdinas di Makassar, Sulawesi Selatan, bersama pegawai Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat."Ngobrol biasa, bercanda seperti biasa. Enggak ada firasat apapun sebelum ada kejadian ini," kata Pringgono.Ternyata obrolan itu merupakan yang terakhir. Soalnya, Pada Minggu tengah malam, dia mendapat kabar langsung dari komandan Wiradhy kalau anak bungsunya meninggal karena kecelakaan di Poso. Keluarga sempat syok mendengar kabar itu, tetapi tetap mengikhlaskan kepergiannya.

(mdk/ary)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sosok para Pilot Pesawat & Helikopter TNI yang Atraksi di HUT RI Istana Negara, Pangkatnya Tak Kaleng-kaleng 2 Langkah lagi Jadi Jenderal
Sosok para Pilot Pesawat & Helikopter TNI yang Atraksi di HUT RI Istana Negara, Pangkatnya Tak Kaleng-kaleng 2 Langkah lagi Jadi Jenderal

Aksi pesawat dan Helikopter TNI-Polri menghiasi langit Jakarta sekaligus memeriahkan Upacara HUT ke-78 RI pada Kamis (17/8) lalu.

Baca Selengkapnya
Momen Jokowi dan Prabowo Meneropong Pesawat Tempur di Pangkalan TNI AU Iswahjudi Jatim
Momen Jokowi dan Prabowo Meneropong Pesawat Tempur di Pangkalan TNI AU Iswahjudi Jatim

Selain meninjau kesiapan pesawat tempur, Presiden Jokowi juga menyaksikan penampilan atraksi udara.

Baca Selengkapnya
Kisah Letkol Atang Sendjaja, Prajurit Kebanggan Jawa Barat yang Namanya Dijadikan Lapangan Terbang di Bogor
Kisah Letkol Atang Sendjaja, Prajurit Kebanggan Jawa Barat yang Namanya Dijadikan Lapangan Terbang di Bogor

Atang gugur saat mengawal helikopter raksasa yang didatangkan langsung dari negara tirai besi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Penampakan Helikopter Ambulans Polri untuk Mudik Lebaran 2024, Siap Evakuasi Pemudik saat Kondisi Darurat
Penampakan Helikopter Ambulans Polri untuk Mudik Lebaran 2024, Siap Evakuasi Pemudik saat Kondisi Darurat

Helikopter tersebut dipersiapkan agar dapat menjangkau beberapa wilayah di Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya
Jokowi Serahkan Pesawat Super Hercules, Heli Serbu & Helikopter Pendeteksi Kapal Selam ke Menhan Prabowo,
Jokowi Serahkan Pesawat Super Hercules, Heli Serbu & Helikopter Pendeteksi Kapal Selam ke Menhan Prabowo,

Penyerahan tiga alutsista udara ini guna memperkuat pertahanan negara

Baca Selengkapnya
Diserang KKB Dekat Kantor Bupati Intan Jaya, Satu Prajurit TNI dan Warga Sipil Tertembak
Diserang KKB Dekat Kantor Bupati Intan Jaya, Satu Prajurit TNI dan Warga Sipil Tertembak

Keduanya telah dievakuasi dengan helikopter ke Timika

Baca Selengkapnya
Cak Imin Ngaku Relawan di Gresik Diintimidasi Aparat, Bakal Lapor Jokowi
Cak Imin Ngaku Relawan di Gresik Diintimidasi Aparat, Bakal Lapor Jokowi

Anies disebutnya kesulitan mendaratkan helikopter yang ditumpanginya, karena mendapat penolakan mendarat diberbagai tempat.

Baca Selengkapnya
Gagah Berkacamata Hitam, Jenderal Bintang 4 TNI Polri Sama-Sama Lulusan 91 Kompak Pantau Situasi dari Heli
Gagah Berkacamata Hitam, Jenderal Bintang 4 TNI Polri Sama-Sama Lulusan 91 Kompak Pantau Situasi dari Heli

Momen Panglima TNI bersama Kapolri lakukan patroli udara dengan helikopter.

Baca Selengkapnya
Prabowo Cerita Dua Mesin Helikopternya Gangguan saat Menuju ke Sukabumi
Prabowo Cerita Dua Mesin Helikopternya Gangguan saat Menuju ke Sukabumi

Prabowo menyebut bantuan air ini terealisasi berkat kerja Universitas Pertahanan.

Baca Selengkapnya