Kemenkes soal Ibu Hamil Meninggal usai Ditolak RSUD Subang: Satu Nyawa Berharga
Merdeka.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merespons kejadian pilu seorang ibu hamil yang meninggal dunia akibat tak ditangani Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Subang, Jawa Barat. RSUD Subang menolak memberikan penanganan dengan alasan ruangan sudah penuh.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, seharusnya peristiwa tersebut tidak terjadi. Setiap fasilitas kesehatan harus memberikan pelayanan kepada pasien.
“Seharusnya tidak perlu hal seperti ini, karena satu nyawa pun berharga,” tegas Nadia kepada merdeka.com, Selasa (7/3).
Nadia memastikan kasus ibu hamil meninggal dunia karena tak ditangani RSUD Subang sedang ditangani Dinas Kesehatan Jawa Barat.
“Ini di Dinkes dan Pemda setempat dulu,” ujar Nadia.
Ibu hamil yang meninggal dunia tersebut bernama Kurnaesih (39). Sebelum dirujuk ke RSUD Subang, Kurnaesih dibawa ke puskesmas karena mengalami panas dan kejang. Suami Kurnaesih, Juju Junaedi, menceritakan kondisi yang dialami sang istri.
Pada Kamis (16/2) malam lalu, kondisi istrinya tidak berangsur baik usai ditangani tenaga kesehatan di puskesmas. Sehingga akhirnya harus dirujuk ke RSUD Subang, karena khawatir bisa berefek pada sang bayi yang sudah dikandung sembilan bulan.
Dia pun dibantu Bidan Desa Buniara untuk mengurus segala kebutuhan dan koordinasi dengan pihak RSUD Subang. Sekira pukul 21.00 WIB, Kurnaesih masuk ke ruang IGD. Di sana dia mendapat perawatan sebentar dan dipindahkan ke ruang Ruangan Khusus Ibu Melahirkan (PONEK).
Hanya saja, di ruang tersebut Kurnaesih tidak mendapat perawatan maksimal padahal keadaannya sudah kritis ditambah sudah waktunya melahirkan. Alasannya yang diberikan, ruangan tersebut penuh sehingga pihak keluarga diminta untuk mencari fasilitas Kesehatan lain.
Bidan desa yang menemani keluarga Juju akhirnya memutuskan untuk mencari rumah sakit di Kota Bandung. Namun, di tengah perjalanan, Kurnaesih beserta anak yang sudah memasuki usia dilahirkan akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
"Istri saya ngedrop, panas kejang. Akhirnya dibawa ke Puskesmas, tapi enggak ada perubahan. Akhirnya dibawa ke (RSUD) Subang. Di IGD diterima, tapi ketika mau dibawa ke ruangan (PONEK) ditolak, sebab tidak ada konfirmasi pasien dari Tanjungsiang," ucap Juju.
"Kondisinya sudah mengkhawatirkan, kasihan. Akhirnya diputuskan dibawa ke Bandung menggunakan ambulans puskesmas, tapi di perjalanan enggak kuat, akhirnya meninggal dunia," dia melanjutkan seraya menyebut bahwa anak yang di kandungnya itu harusnya anak keempatnya.
Juju mengapresiasi dukungan dan bantuan dari bidan desa dan puskesmas dalam upaya menyelamatkan istrinya. Ia berdoa semoga kebaikannya bisa diganti dengan hal yang jauh lebih baik.
Di sisi lain, Ia tidak bisa menyembunyikan kesedihan dan kekecewaan pelayanan dari pihak RSUD Subang. Meski demikian, Juju tidak berencana membawa kasus ini ke jalur hukum. Menurut dia, hal tersebut tidak bisa dilakukan oleh rakyat kecil.
"Dari pihak puskesmas dan bidan desa pelayanannya sangat baik, mereka mengurus dan menelepon ke rumah sakit, hingga memutuskan membantu membawa istri saya ke Rumah Sakit di Bandung," ucap dia.
"Saya menerima ini sebagai takdir. Pasrah saja. Kecewa mah pasti, tapi apa boleh buat, masyarakat kecil seperti saya mana mungkin didenger. Atos weh pasrah (udah pasrah aja). Mudah-mudahan ini kejadian terakhir dan ada perbaikan layanan (dari RSUD Subang). (Enggak akan bawa ke jalur hukum) saya enggak bisa bayangin ribetnya. Masyarakat kecil dan dari kampung harus menerima takdir," pungkasnya.
Pihak RSUD Subang hingga berita ini ditulis belum dapat dikonfirmasi. Nomor ponsel humas berinisial M tidak aktif.
(mdk/tin)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nasib Naas Satu Keluarga Tertimpa Pohon saat Liburan ke Ragunan
pihak keluarga langsung dievakuasi ke RSUD terdekat guna mendapat pertolongan pertama
Baca SelengkapnyaFakta Pemuda Nias Selatan Dijanjikan Masuk TNI AL, Malah Dibunuh Dibuang ke Jurang Keluarga Diperas
Keluarga diminta setor Rp200 juta agar anaknya lulus, padahal sudah dibunuh
Baca SelengkapnyaMengenang Ade Irma 'Perisai' Jenderal Nasution Lewat Monumen
Ade Irma menjadi perisai yang melindungi tubuh sang Ayah dari bidikan pasukan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ibu Hamil di Jambi Diterjang Peluru Nyasar saat Polisi Tangkap Kurir Narkoba
Penyergapan kurir narkoba di Tanjung Jabung Barat, Jambi diwarnai insiden tak diinginkan. Seorang ibu hamil terluka akibat diterjang peluru petugas.
Baca SelengkapnyaKisah Pilu Anak Difabel Terbaring di Samping Jasad Ibu Sudah Meninggal Beberapa Hari
Peristiwa ini memilukan ini terjadi di sebuah rumah yang ada di Jalan Raung RT 4, RW 3, Kelurahan Singotrunan, Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaNasib Malang Menimpa Fikoh LIDA, Rumah Masa Kecil Terbakar Habis
Rumah Fikoh LIDA di Bangka Belitung baru saja habis terbakar. Berikut kondisinya yang sudah tak tersisa.
Baca SelengkapnyaKetua Majelis Hakim Dirawat di Rumah Sakit, Sidang Eksepsi Syahrul Yasin Limpo Ditunda
Sidang kemudian bakal kembali digulir dengan agenda yang sama pada pekan depan.
Baca SelengkapnyaKasus Ibu Lahiran di Pinggir Jalan Karena Ditolak Bidan, Faskes di Jember jadi Sorotan
Buntut kejadian itu, Apdesi Jember hari ini akan melakukan aksi ke Dinas Kesehatan dan DPRD Jember untuk mencari solusi konkret.
Baca SelengkapnyaTinggal di Rumah Seharga Rp200 Miliar, Begini Penampakan Dapur Mewah Nia Ramadhani yang Bersih Banget
Kehidupan Nia yang kini dipenuhi dengan kemewahan benar-benar mencuri perhatian masyarakat.
Baca Selengkapnya