Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kemenangan Ganjar & ritual duduki kursi peninggalan raja Demak

Kemenangan Ganjar & ritual duduki kursi peninggalan raja Demak Kampanye Ganjar. ©2013 Merdeka.com/parwito

Merdeka.com - Dua hari lalu, Jumat Pon (24/5), terjadi perdebatan seru antara dua teman dekat Ganjar Pranowo yang sekaligus menjadi tim sukses pemenangan Ganjar. Mereka saat tengah malam berdebat soal rencana kepergian Ganjar ke Masjid Demak, yang dikenal sebagai pusat kerajaan penyebar agama Islam yang dilakukan Walisongo bersama Raja Demak Raden Fatah.

Rencana itu awalnya diketahui oleh salah satu ajudan berinisial WW yang mengetahui bahwa Ganjar Pranowo menjelang hari H pencoblosan akan melakukan ritual tidur di sekitar makam salah satu tokoh Walisongo yaitu Sunan Kalijogo.

Protes yang dilakukan WW itu terjadi pada sore hari. Terutama terhadap seorang asisten dan kawan dekat Ganjar yang berinisial WD. Protes ini terjadi disaat agenda atau acara untuk mengunjungi Masjid Demak terdengar di beberapa telinga tim sukses yang tinggal di tempat Ganjar Pranowo mengontrak rumah, di Jl. Anggrek VIII Nomor 7A, Kecamatan Semarang, Kota Semarang, Jateng.

Artikel terkait Ganjar Pranowo juga bisa dibaca di Liputan6.com

"Arep ngeloni kijing kuburan. Kuwi jenenge syirik (Mau tidur di tempat kuburan. Itu namanya syirik)," ungkap WW kepada beberapa rekan tim sukses lainnya saat itu.

Namun, protes yang dilakukan WW terbukti tidak mempan. Buktinya, sekitar pukul 23.45 WIB, Ganjar dengan ditemani tiga orang, yaitu WD kemudian seorang pengurus DPD PDI Perjuangan Jateng dan seorang sopir berangkat dan meluncur menuju ke Masjid Demak yang berada di Kompleks Alun-alun Kabupaten Demak Jateng.

Usai melakukan ritual, keempat orang itupun akhirnya pulang pada Sabtu (25/5) dini harinya. Asisten Ganjar yang berinisial WD yang ikut dalam rombongan itupun bercerita bahwa Ganjar saat di dalam Masjid Demak, oleh sang juru kunci diminta untuk menjalankan ritual, yaitu duduk di atas kursi raja Demak.

Anehnya, saat melakukan ritual, Ganjar diminta oleh sang juru kunci setelah dipersilakan duduk di kursi yang saat ini dalam posisi tertutup oleh kaca. Kemudian kaca yang mengitari benda bersejarah itu dibuka dan Ganjar diberikan secarik kertas yang bertuliskan doa untuk dibaca selama duduk di kursi antik itu.

"Pak Dhe (panggilan akrab Ganjar) disuruh duduk. Setelah dibuka kacanya, dikasih rapalan untuk dibaca selama duduk di kursi. Lampu langsung dimatikan sekitar lima belas menit sampai setengah jam. Katanya Pak Dhe dia takut dan merinding," ungkap WD.

Konon, ungkap WD barang siapa yang duduk di kursi peninggalan Raja Demak Raden Fatah itu, maka keinginannya untuk menjadi pemimpin akan tercapai dan terkabulkan.

Untuk mengetahui sejarah dan siapa saja yang pernah menduduki kursi peninggalan sejarah itu, merdeka.com mengkonfirmasikan hal itu ke salah satu seorang ahli metafisika kejawen Subarno. Dia merupakan salah seorang paranormal kejawen yang di dunia metafisika sering dipanggil Kyai Bolong.

Menurutnya, tidak sembarang orang bisa duduk dengan gampang di kursi yang usianya sudah berabad-abad. Pasalnya, dalam sejarah hanya dua orang tokoh nasional yang pernah melakukan ritual seperti apa yang dilakukan oleh Ganjar Pranowo . Kedua tokoh itu adalah Soekarno dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX .

"Itu bukan kebetulan. Tetapi itu sudah bisa dikatakan bahwa Ganjar mendapatkan wahyu dari Gusti Allah Ingkang Murbing Dumadhi (Tuhan Yang maha Kuasa). Tidak sembarang orang bisa dengan mudah duduk di kursi mistis itu," katanya.

Subarno menceritakan, pernah seorang ratu Keraton Yogyakarta, yaitu Gusti kanjeng Ratu (GKR) Hemas yang merupakan premaisuri Sri Sultan Hamengkubuwono X , mencoba hal itu, tapi tak bisa. "Karena tidak mendapatkan Wahyu, GKR. Hemas pun tidak diperkenankan menduduki dan melakukan ritual di kursi bersejarah tinggi tersebut," katanya.

"Wong bukan jatah dan wahyunya dia. Ratu Hemas sampai sekarang, kalau bukan wahyu dan jatahnya tidak mungkin dia boleh duduk dan melakukan ritual permohonan di kursi itu," tambahnya.

Subarno akhirnya membuka rahasia soal kursi peninggalan bersejarah itu kepada merdeka.com. Di sisi kanan tempat sandaran tangan pada kursi bersejarah itu terdapat rajah yang ditulis oleh mendiang Raja Demak Raden Patah.

Rajah yang ditulis sang raja Demak itu dengan menggunakan cakaran kukunya itu diyakini mempunyai kekuatan metafisika yang sangat ampuh luar biasa. Barang siapa yang memegang rajah itu dan memanjatkan doa permohonan kepada Tuhan yang maha kuasa, maka dirinya akan menjadi pemimpin bangsa di negeri ini.

"Buktinya, Paduka (sebutan Soekarno baginya) menjadi pemimpin bangsa yang besar. Termasuk Sri Sultan Hamengkubuwono ke IX. Mereka berdua dikenal sebagai pemimpin yang mempunyai kharisma dan kepemimpinan yang luar biasa," tuturnya.

Percaya tidak percaya, kekuatan kursi bersejarah itu membuktikan bahwa kini Ganjar Pranowo berpeluang besar menjadi pemimpin setelah menang sementara di Pilgub Jateng yang pemilihannya digelar Minggu (26/5).

Namun demikian, Subarno menyatakan tidak cukup hanya ritual untuk memenangkan pertarungan politik. Penting juga kerja keras partai, relawan dan pendukungnya untuk memenangkan Ganjar.

Baca juga:

Ini pesan ayah dan ibu untuk Ganjar Pranowo

Akhirnya, kampanye Jokowi di Pilkada berujung kemenangan

Demokrat dan Golkar akui kekalahan di Pilgub Jawa Tengah

Hanura: Pak Ganjar harus bawa perubahan bagi warga Jateng

(mdk/did)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Bertemu Sultan HB X, Ganjar: Jangan-Jangan Beliau Datang untuk Menguatkan Saya

Jokowi Bertemu Sultan HB X, Ganjar: Jangan-Jangan Beliau Datang untuk Menguatkan Saya

Ganjar menyebut dirinya menjadi orang pertama yang diterima oleh Sultan HB X ketimbang orang lain.

Baca Selengkapnya
Menilik Rumah Fatmawati di Bengkulu, Jadi Saksi Bisu Kisah Percintaan Bersama Presiden Soekarno

Menilik Rumah Fatmawati di Bengkulu, Jadi Saksi Bisu Kisah Percintaan Bersama Presiden Soekarno

Peninggalan rumah Fatmawati di Bengkulu ini dulunya menjadi saksi bisu pertemuan dirinya dengan Presiden Soekarno saat pengasingan.

Baca Selengkapnya
Jokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI

Jokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI

Usulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jokowi Ungkap Isi Pembicaraan dengan Sri Sultan HB X

Jokowi Ungkap Isi Pembicaraan dengan Sri Sultan HB X

Pertemuan tertutup tersebut dilakukan di Keraton Klien Yogyakarta, pada Minggu (28/1).

Baca Selengkapnya
Terungkap, Ini Sosok Jenderal TNI Usulkan Prabowo Jadi Bintang Empat ke Jokowi

Terungkap, Ini Sosok Jenderal TNI Usulkan Prabowo Jadi Bintang Empat ke Jokowi

Presiden Jokowi sebut sosok jenderal ini yang usulkan Prabowo mendapat pangkat Jenderal Kehormatan bintang empat.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Pesanggrahan Kotanopan Mandailing, Saksi Bisu Presiden Soekarno Persatukan Rakyat Sumatra

Mengunjungi Pesanggrahan Kotanopan Mandailing, Saksi Bisu Presiden Soekarno Persatukan Rakyat Sumatra

Di pesanggrahan ini terpajang bingkai foto Presiden Soekarno saat melakukan pidato di tangga pintu masuk.

Baca Selengkapnya
Sosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5

Sosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5

Dua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.

Baca Selengkapnya
Jokowi Akui Minta Bertemu Megawati: Namanya Silaturahmi dengan Tokoh Bangsa Itu Sangat Baik

Jokowi Akui Minta Bertemu Megawati: Namanya Silaturahmi dengan Tokoh Bangsa Itu Sangat Baik

Jokowi tak membantah dirinya meminta Sri Sultan HB X untuk menjembatani pertemuan dengan Megawati.

Baca Selengkapnya
Presiden Jokowi Boleh Memihak dan Kampanye, Airlangga Singgung Soekarno dan Soeharto

Presiden Jokowi Boleh Memihak dan Kampanye, Airlangga Singgung Soekarno dan Soeharto

Menurut Airlangga, berkampanye juga merupakan hak konstitusional seorang presiden.

Baca Selengkapnya