Kemampuan Deteksi Virus Corona Lembaga Penelitian di Indonesia Berbeda-beda
Merdeka.com - Pakar virus Lembaga Eijkman, Herawati Sudoyo menjelaskan Indonesia saat ini mampu mendeteksi munculnya virus corona atau COVID-19. Tetapi dia menjelaskan deteksi ini tidak dilakukan merata setiap lembaga penelitian.
"Apakah kemampuan deteksi ini merata disetiap lembaga penelitian? Universitas maupun lembaga lain? jawabannya tidak," kata Herawati di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (1/3).
Dia menjelaskan dengan melibatkan lembaga lain. Cara tersebut juga dilakukan oleh Cina dan Korea. Sebab dengan hal tersebut, kata Hera, akan mendeteksi munculnya virus lebih mudah. Sehingga tidak menunggu observasi selama 14 hari.
"Saya kira kemampuan deteksi yang melibatkan lembaga yang mampu dan mumpuni itu perlu," ungkap Herawati.
Indonesia Sudah Siap Hadapi Pandemi Virus Corona pada 2017
Kementerian Kesehatan menyebut pemerintah Indonesia sudah siap menghadapi pandemi virus. Termasuk virus corona atau Covid-19 yang baru muncul. Kesiapan itu sudah sesuai standar badan kesehatan dunia atau WHO.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan, kesiapan menghadapi pandemi virus sudah sejak dua tahun silam. Karena itu, ia meminta masyarakat percaya terhadap pemerintah dan tetap rasional menyikapi virus Corona.
Kesiapan menghadapi pandemi termasuk Covid-19 itu mengacu instrumen Joint External Evaluation (JEE) full dari WHO sejak Desember 2017 silam. Saat itu tim ahli badan kesehatan dunia tersebut memberi skor Indonesia 3,15 dari skala 5.
Artinya Indonesia memiliki kapasitas menghadapi pandemi dengan catatan ada penguatan sarana dan prasarana. Pemerintah juga sudah meluncurkan dokumen National Action Plan on Security Health (NAPSH) pada 20 Desember 2019.
Dokumen itu sebagai pedoman bersama antar kementerian untuk berintegrasi dan kolaborasi ketahanan kesehatan nasional. Acuan bersama dalam menangani wabah virus termasuk virus Corona termasuk soal anggarannya.
"Jadi semua yang kita lakukan sudah sesuai pedoman WHO, itu kan juga sudah terakreditasi. Memang belum sempurna, tapi sudah lumayan," ujar Terawan.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaDari penelitian yang dilakukan, melibatkan beragam keluarga dari berbagai negara, salah satunya Indonesia.
Baca SelengkapnyaSelesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaWHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaGejala radang tenggorokan adalah kondisi yang umum terjadi di mana tenggorokan mengalami peradangan akibat infeksi virus atau bakteri.
Baca SelengkapnyaKantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mengantisipasi lonjakan Covid-19 dan temuan mycoplasma pneumonia di luar negeri.
Baca Selengkapnya