Keluh kesah politikus Banten dengan Dinasti Ratu Atut
Merdeka.com - Anggota Komisi II DPR, Jazuli Juwaini , menilai wajar jika seorang politikus mengajak keluarganya untuk berpartisipasi dalam dunia politik. Namun, hal itu harus didasarkan dari pertimbangan kemampuan seseorang untuk terjun ke politik.
"Bapaknya polisi, anaknya jadi polisi, boleh enggak? Boleh saja. Bapaknya DPR, anaknya jadi DPR. Tapi harus mengacu pada kapasitas dan kemampuan," jelas Jazuli di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (10/10).
Meski tak mengatakan secara tegas bahwa dinasti Ratu Atut Chosiyah yang terjadi di Banten tidak berdasarkan kemampuan. Politikus asal PKS ini menyindir jika dalam segi pembangunan, Banten dinilai sangat lambat.
"Kalau mengacu pada kemampuan dan kapasitas kemudian jelas pembangunannya, terasa oleh masyarakat, orang tidak akan komplain. Yang jadi masalah gerak laju pembangunan di Banten itu lambat," tegas dia.
Jazuli menambahkan, jika dinasti yang terjadi di Banten terkesan hanya mementingkan kepentingan pribadi ketimbang rakyat Banten. Terlebih, banyak masyarakat Banten yang masih hidup susah.
"Sehingga orang terkesan kepentingan kelompok dan keluarga yang dikedepankan dibandingkan kepentingan masyarakat. Seperti anak sekolah nyeberang dengan jembatan gantung, jalan rusak," jelas dia mencontohkan.
Dia pun mempertanyakan proses pilkada yang selama ini berjalan di Banten dan menyatakan jika dinasti Ratu Atut berkuasa. Bahkan dia menyebut, masyarakat merasa terancam lewat jalan birokrasi penguasa.
"Orang berdalih semua berjalan proses pemilihan, pertanyaannya proses pemilihan fair atau tidak. Pemilihan akan fair kalau penyelenggaraannya netral, tidak ada tekanan kepada masyarakat, orang diancam lewat birokrasi dan ancaman lewat uang. Kan itu tekanan namanya, yang harusnya tidak terjadi," pungkasnya.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sosok Ratna Ani Lestari, Bupati Perempuan Pertama Banyuwangi yang Memutuskan Berhenti dari Dunia Politik
Selama menjadi bupati, ia diterjang cobaan besar akibat melanjutkan program bupati pendahulunya yang bermasalah
Baca SelengkapnyaSerahkan Bantuan Beras di Bantul, Jokowi: Setelah Juni Kalau APBN Cukup akan Dilanjutkan
Jokowi menjelaskan bahwa bantuan pangan berupa beras bisa dilanjutkan setelah bulan Juni jika anggaran negara mencukupi.
Baca SelengkapnyaJokowi Peringatkan KPU: Keteledoran Berbahaya, Berdampak Besar pada Politik!
Jokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ini Peta Jalur Rawan Kecelakaan dan Bencana di Bantul saat Arus Mudik
Polres Bantul memetakan jalur rawan kecelakaan dan bencana jelang persiapan menyambut arus mudik Lebaran 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi dan Prabowo-Gibran Intens Blusukan di Jawa Tengah, Puan Targetkan Jateng Tetap Kandang Banteng
Ketua DPP PDIP Puan Maharani menargetkan Jawa Tengah tetap menjadi kandang banteng di tengah blusukan Jokowi dan Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaWali Kota Balikpapan Anggap Membangun IKN Lebih Realistis daripada Buat 40 Kota Setara Jakarta
Dia juga menyoroti keberanian Gibran sebagai sosok pemuda yang ingin menghadirkan perubahan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSuara Penghayat Kepercayaan dalam Pusaran Politik Indonesia
Mereka adalah kelompok rentan yang sering dimanfaatkan untuk mendulang suara. Ragam perjuangan mereka lakukan guna mendapatkan hak-haknya.
Baca SelengkapnyaPj Kepala Daerah Dicopot karena Tak Netral Jelang Pemilu, BKN Beri Penjelasan Begini
BKN terus mengimbau seluruh pegawai ASN untuk berhati-hati di tahun politik, karena banyak hal yang dapat menyebabkan pegawai ASN terlibat politik praktis.
Baca SelengkapnyaTPN Ganjar Minta Bansos Tak Diklaim Kebaikan Hati Pemerintahan Jokowi yang Untungkan Satu Paslon
Selain itu, ditengarai juga ada peluang politisasi bansos yang bisa ditafsirkan sebagai menguntungkan paslon tertentu.
Baca Selengkapnya