Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Keluarga TKW yang divonis mati di UEA berharap uluran tangan Jokowi

Keluarga TKW yang divonis mati di UEA berharap uluran tangan Jokowi Jokowi. ©2014 merdeka.com/fikri faqih

Merdeka.com - Keluarga Cicih (34), TKW asal Karawang yang divonis mati lantaran dituduh membunuh anak majikannya di Uni Emriat Arab (UEA), meminta kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk turun tangan membebaskan. Keluarga berharap adanya jaminan presiden, hukuman mati yang membayangi Cicih sejak tahun 2013 bisa diampuni oleh pemerintah setempat.

"Saya mohon kepada bapak presiden agar bisa menyelesaikan kasus ini. Supaya kakak saya cepet pulang ke Indonesia dan berkumpul bersama keluarga," kata Nurhayati, adik Cicih, saat melapor ke BNP2TKI, Rabu (5/6).

Nurhayati mengatakan, kakaknya divonis mati karena dipaksa pihak kepolisian untuk mengaku membunuh anak majikannya, dengan iming-iming akan dipulangkan ke Indonesia secara gratis.

"Katanya bakal dipulangin kalau ngaku membunuh. Karena kakak saya polos, dia ngikut aja kata polisi. Eh, hasilnya malah dipenjara dan divonis mati," kata Nurhayati.

Sementara itu Kepala BNP2TKI, Nusron Wahid mengatakan, pemerintah sudah berusaha melakukan diplomasi dengan pemerintah Uni Emirat Arab untuk segera membebaskan Cicih. Rencananya, dalam waktu dekat ini Menteri Luar Negeri Retno Sulistiowati akan berangkat ke Timur Tengah menemui Menlu Uni Emirat Arab.

"Kami sudah koordinasi dengan Menlu, rencananya akan terbang ke sana, membawa surat dari Presiden Jokowi soal pembebasan Cicih ini. Mudah-mudahan ini bisa selesai secepat," kata Nusron.

Sebelumnya diberitakan, Cicih binti Aing (34), seorang TKW di Abudhabi, Uni Emirat Arab, terancam hukuman mati karena tak sengaja membunuh anak majikannya yang masih berusia 3 bulan. Cicih dipaksa mengaku membunuh, oleh pihak kepolisian setempat, agar kasus ini segera masuk ke pengadilan.

Nurayati, adik Cicih, menceritakan kejadian ini terjadi pada tahun 2013 lalu. Saat itu, kakaknya yang menjadi seorang pembantu rumah tangga tak sengaja membunuh anak majikannya.

"Kaka saya itu kerjanya sebagai pembantu rumah tangga yang ngurusin dapur sama rumah. Dia gak biasa ngurusin anak majikannya. Nah waktu itu di rumah kosong cuma ada kakak saya, anak majikannya nangis terus, lalu digendong sama kakak saya biar diam," ujarnya.

"Karena kaka saya gak biasa gendong bayi, bayinya jatuh, terus di bawa ke rumah sakit, terus meninggal di sana," kata Nurayati.

(mdk/ren)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Terima Surat Kepercayaan 9 Duta Besar Negara Sahabat

Jokowi Terima Surat Kepercayaan 9 Duta Besar Negara Sahabat

Presiden Jokowi menerima surat kepercayaan dari sembilan duta negara-negara sahabat

Baca Selengkapnya
AHY Bantah Ditawari Jokowi Jadi Menko Polhukam

AHY Bantah Ditawari Jokowi Jadi Menko Polhukam

Setiap tugas yang diberikan oleh negara harus dijaga dan dijalankan dengan sebaik-baiknya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
ICW Desak Jokowi Tunda Kepres Pemberhentian Firli Bahuri dari Ketua KPK

ICW Desak Jokowi Tunda Kepres Pemberhentian Firli Bahuri dari Ketua KPK

Peneliti ICW Kurnia Ramadhana meminta Jokowi menundanya hingga Dewan Pengawas KPK menyelesaikan sidang dugaan tiga pelanggaran etik Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya
Unair Memanggil, Guru Besar dan Akademisi Minta Jokowi Hentikan Politik Kekeluargaan

Unair Memanggil, Guru Besar dan Akademisi Minta Jokowi Hentikan Politik Kekeluargaan

Saat akan mengakhiri pemerintahannya, Presiden bisa mengambil sikap yang tidak menodai prinsip-prinsip utama.

Baca Selengkapnya
Jokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI

Jokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI

Usulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.

Baca Selengkapnya
Jokowi Akui Butuh Nyali Besar Jadikan Indonesia Negara Maju: Kadang Saya Malah Dibully

Jokowi Akui Butuh Nyali Besar Jadikan Indonesia Negara Maju: Kadang Saya Malah Dibully

Jokowi mengungkapkan tidak mudah mewujudkan generasi Indonesia emas pada 2045 mendatang.

Baca Selengkapnya
Jokowi Bertemu Suya Paloh, Kubu Ganjar Duga Upaya Ajak NasDem Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Jokowi Bertemu Suya Paloh, Kubu Ganjar Duga Upaya Ajak NasDem Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Jokowi bertemu Suya Paloh pada Minggu (18/2) kemarin.

Baca Selengkapnya