Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Keluarga menduga Shinta diculik kelompok radikal

Keluarga menduga Shinta diculik kelompok radikal foto shinta. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Shinta Kumoyowati Santosa (20) mahasiswi semester dua Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) menghilang dari rumah sejak lima bulan yang lalu. Keluarga menduga, Shinta diculik oleh kelompok radikal.

Shinta menghilang dari rumahnya di Kampung Bulak Entin, RT 2/6, Desa Gempol Sari, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang. Anak tunggal dari pasangan suami istri Teguh Santoso (45) dan Warti (41) ini awalnya pamit pergi untuk mencuci seprai kasurnya di laundry pada bulan Oktober 2012 silam. Shinta pergi sendiri menggunakan sepeda motornya tanpa membawa STNK.

Namun sampai malam dia tidak pulang-pulang. Dihubungi nomor ponselnya tidak bisa. Beberapa jam kemudian dia mengirim SMS, dan mengaku sedang berada di Tangerang City Mall untuk bertemu temannya yang pulang dari Amerika. Setelah itu Shinta tidak bisa dihubungi lagi.

"Saya sudah berusaha tapi tidak ada hasil. Saya curiga dia dicuci otak oleh kelompok radikal, karena biasanya korbannya mahasiswi muslimah. Yah upaya terakhir saya akan lewat jalur hukum," kata Teguh, ayah korban, Minggu (31/3).

Menurut Teguh, ketika pergi, anaknya menggunakan kaos lengan panjang warna kuning, blus hitam, rok, kerudung dan sepatu sendal. Dia pun membawa beberapa baju dari lemari kamarnya.

"Saat saya cek lemarinya ternyata ada baju yang hilang, kemungkinan dia sembunyikan di dalam seprai. Kalau uang saya tidak tahu, dia bawa atau tidak. Tapi dia tidak minta uang saat pergi," ujar Teguh.

Pihaknya sempat mencari anaknya ke Tangerang City Mall, namun dia hanya menemukan sepeda motor Shinta terparkir di basement dengan kunci kontak masih menggantung. "Motornya ada tapi anak saya tidak ditemukan," katanya.

Teguh menambahkan, pada 15 Februari 2013 lalu, Shinta sempat menelepon ibunya sambil menangis. Dia juga meminta uang Rp 2,5 juta untuk ongkos pulang. Namun saat ditanya keberadaannya, Shinta langsung mematikan ponselnya.

"Dia ngomong sambil nangis, katanya saya akan pulang, sekarang lagi ngumpet-ngumpet. Hal itu bikin saya khawatir, pasti ada yang disembunyikan. Saya juga sempat mentransfer uang ke Rp 1,5 juta ke rekeningnya, tapi sampai sekarang dia tidak juga pulang," terangnya.

Teguh mengaku, setelah Shinta menghilang, dirinya belum melaporkan ke polisi. Dia masih berupaya mencari ke tempat teman-teman anaknya. Dia juga sempat mencari ke orang pintar, namun tidak juga menemukan titik terang.

Ibu korban, Warti mengaku sebelum menghilang, anaknya tidak pernah menceritakan masalah yang berarti. Shinta dikenal sebagai anak yang baik, rajin ibadah dan jarang main keluar rumah. "Ya kalau curhat biasanya soal pelajaran kuliah atau minta uang untuk ongkos. Tidak ada cerita yang macam-macam, seperti pacar, karena dia tidak pernah pacaran," katanya.

Sementara Kapolsek Sepatan AKP Sunaryo mengatakan, pihaknya belum mendapat laporan soal hilangnya Shinta, sehingga belum bisa melakukan upaya apapun. "Belum ada laporan resmi, tapi kita sudah tahu informasinya. Kita juga minta agar pihak keluarga membuat laporan supaya bisa kita selidiki," paparnya.

(mdk/hhw)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jangan Termakan Hasutan Kelompok Intoleran Jelang Nataru

Jangan Termakan Hasutan Kelompok Intoleran Jelang Nataru

Jangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.

Baca Selengkapnya
Perempuan Harus Waspadai Doktrin Sesat Kelompok Radikal Intorelan

Perempuan Harus Waspadai Doktrin Sesat Kelompok Radikal Intorelan

Musdah menyayangkan jika masih banyak perempuan terjebak doktrin mengharuskan mereka tunduk dan patuh tanpa memiliki hak bertanya atau menolak.

Baca Selengkapnya
4 Sekeluarga Tewas Diduga Dirampok di Musi Banyuasin, Rumah Korban Jauh dari Permukiman

4 Sekeluarga Tewas Diduga Dirampok di Musi Banyuasin, Rumah Korban Jauh dari Permukiman

Korban HR merupakan pedagang ponsel keliling. Dia tinggal bersama tiga korban lain, yakni ibunya dan dua anaknya sejak bercerai dengan istrinya dua tahun lalu.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jadikan Perbedaan Kekuatan Cegah Masuknya Paham Radikal Intoleran

Jadikan Perbedaan Kekuatan Cegah Masuknya Paham Radikal Intoleran

Masyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.

Baca Selengkapnya
Sengketa Lahan Berujung Maut, Bapak dan Dua Anak di OKU Tega Bunuh Wanita Tua

Sengketa Lahan Berujung Maut, Bapak dan Dua Anak di OKU Tega Bunuh Wanita Tua

Seorang pria dan dua anaknya tega membunuh seorang wanita tua HA (62) di Kedaton, Ogan Komering Ulu. Pembunuhan ini dilatarbelakangi sengketa lahan.

Baca Selengkapnya
Pertama Kali Memilih, Sekelompok Anak Muda dan Santri di Yogya Putuskan Dukung AMIN

Pertama Kali Memilih, Sekelompok Anak Muda dan Santri di Yogya Putuskan Dukung AMIN

Mereka baru pertama kali akan menggunakan hak pilih dan hak suaranya di Pilpres 2024

Baca Selengkapnya
Tradisi Kearifan Lokal Mampu Depankan Toleransi

Tradisi Kearifan Lokal Mampu Depankan Toleransi

Menurutnya, ketupat pernah digunakan oleh Sunan Kalijaga dalam penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya
Satu Keluarga Tertimpa Tembok Runtuh di Jaksel Saat Lagi Tidur, Empat Orang Terluka

Satu Keluarga Tertimpa Tembok Runtuh di Jaksel Saat Lagi Tidur, Empat Orang Terluka

Tiba-tiba tembok tetangga yang lebih tinggi runtuh dan menimpa rumah Suyoto

Baca Selengkapnya
Masyarakat Diminta Perkuat Toleransi & Hindari Prasangka Buruk Terhadap Perbedaan

Masyarakat Diminta Perkuat Toleransi & Hindari Prasangka Buruk Terhadap Perbedaan

Memperkuat toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Masyarakat tidak boleh semena-mena melanggar hak dari mereka yang dianggap berbeda.

Baca Selengkapnya