Keluarga desak polisi ungkap pembunuh sadis ibu dan anak di Papua
Merdeka.com - Yulius Hermanto mendesak Kepolisian mengusut tuntas pembunuh sadis yang menghabisi nyawa istri dan dua anaknya pada akhir Agustus lalu. Yulius meminta jika pelaku sudah ditangkap agar dihukum seberat-beratnya.
"Saya minta agar pelaku yang diduga oknum anggota TNI tersebut diadili secara terbuka dan kalau bisa diadili di Kabupaten Teluk Bintuni," kata Yulius di Manokwari, Senin (21/9), seperti dilansir antara.
Yulius pun meminta Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise ikut mengawal kasus pembunuhan yang menimpa keluarganya pada akhir Agustus silam.
Permintaan itu disampaikan kepada Menteri Yasonna usai mengutus staf khusus ke Kabupaten Teluk Bintuni memberikan dukungan kepada pihak kepolisian setempat untuk menuntaskan kasus pembunuhan sadis.
"Kami minta pula kepada Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengawal proses hukum kasus ini supaya pelaku dihukum sesuai perbuatannya bila perlu hukuman seumur hidup," ujar Herman Staf Khusus Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Fernandez Hutagalung yang memberikan keterangan terpisah.
Fernandez berjanji permintaan keluarga korban akan disampaikan langsung kepada Ibu Menteri Yohana. Dia pun menyampaikan, pihaknya sudah bertemu dengan penyidik Kepolisian Resor Kabupaten Teluk Bintuni untuk mengetahui sejauh mana proses hukum kasus pembunuhan itu.
Sementara itu, Polres Teluk Bintuni melaporkan bahwa hasil penyelidikan mereka berdasarkan keterangan saksi-saksi serta barang bukti yang ditemukan sudah menjurus kepada siapa pelaku pembunuhan itu.
Hanya saja, menurut Fernandez, penyidik Polres Bintuni mengalami kendala untuk memeriksa yang diduga sebagai pelaku karena yang bersangkutan dari institusi negara yang tidak bisa diperiksa oleh pihak kepolisian.
Oleh karena itu, akan dilaporkan kepada Ibu Menteri Yohana Yembise agar diberikan pressure kepada institusi terkait sehingga pelaku diperiksa dan kasus ini diproses hukum seadil-adilnya.
Sebelumnya diberitakan, kasus pembunuhan tersebut terjadi di Jalan Raya Bintuni Kilometer 7, Distrik Bintuni, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, Selasa (25/8) lalu. Istri Kepala Sekolah, Julius Hermanto, yakni Frelly Dian Sari (26) dan dua anaknya Cicilia Putri Natalia (6,8) dan Andika (2,11) dibunuh orang tak dikenal.
Pembunuhan ini terjadi ketika Julius bertugas di pulau, yakni di SD Inpres Yensei. Julius adalah Kepala Sekolah di sekolah yang bisa ditempuh 5 jam naik perahu dari daratan Teluk Bintuni.
Dua hari atau tepatnya Kamis (27/8), kasus pembunuhan ini baru diketahui setelah salah seorang anggota keluarga menengok rumah korban. Kecurigaan keluarg karena lampu di rumah korban tak menyala, dan setelah dicek ternyata penghuninya sudah tak bernyawa.
Saat ditemukan, jenazah Frelly Dian Sari dan dua anaknya sangat mengenaskan. Ferry diketemukan di ruang tengah lantai atas dengan kondisi tubuh korban penuh luka dan tusukan.
Sementara dua anaknya berada di dua tempat terpisah juga dengan kondisi luka mengenaskan. Tubuh kedua anaknya ditemukan penuh luka. Hingga kini pelaku belum juga tertangkap.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Teror di Papua: Satu Warga Meninggal Terkena Tembakan dan Dua Warga Luka Tembak
Baca SelengkapnyaTNI Ungkap Peran 13 Prajurit Tersangka Penganiayaan Anggota KKB di Papua
Baca SelengkapnyaPolisi meminta kedua calo diduga menganiaya dan memeras calon penumpang menyerahkan diri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Korban HR merupakan pedagang ponsel keliling. Dia tinggal bersama tiga korban lain, yakni ibunya dan dua anaknya sejak bercerai dengan istrinya dua tahun lalu.
Baca SelengkapnyaBukan TNI dan Polri, ini adalah satuan yang menjadi garda terdepan dalam mengawal KPu di tahun pemilu 2024.
Baca Selengkapnya4 Sekeluarga Tewas di Musi Banyuasin Diduga Korban Perampokan, Polisi Temukan Petunjuk
Baca SelengkapnyaPolisi menyebut, ada dua motif pelaku hingga nekat menikam korban sampai 32 kali. Apa itu?
Baca SelengkapnyaCerita Prabowo Subianto saat masih menjadi Danjen Kopassus dan memimpin operasi penting di Papua.
Baca SelengkapnyaPetugas KPPS yang harus mendapatkan perawatan di rumah sakit jiwa itu berjenis kelamin laki-laki dan usianya masih muda.
Baca Selengkapnya