Merdeka.com - Dalam rangka Hari Kartini aktivis aliansi peduli perempuan dan anak kediri turun ke jalan melakukan refleksi, Senin (21/04). Mereka menggelar aksi simpati menolak kekerasan terhadap perempuan dan anak yang akhir-akhir ini marak terjadi.

Aksi diawali Dengan membentangkan baliho berukuran besar berisi petisi 21 april 2014. Sebanyak 50 orang aktivis Aliansi Peduli Perempuan dan Anak Kediri (APPAK) menggelar aksi simpatik di depan Alun-Alun Kota Kediri Jawa Timur. Massa menyatakan secara tegas kekerasan terhadap perempuan dan anak adalah kejahatan kemanusiaan.

Aksi ini sendiri dilatarbelakangi perkara tindak pidana yang menempatkan perempuan dan anak seperti yang dialami oleh siswi TK Jakarta International School (JIS) menjadi kado duka dalam momentum Hari Kartini.

Dalam orasinya Sri Rambat Widodo selaku Ketua Paguyuban Peduli Perempuan Kota Kediri menyatakan, kasus kekerasan yang menimpa perempuan dan anak terjadi karena kurangnya kepedulian semua pihak, baik orang tua maupun pemerintah, "Dari kasus yang ada ini menjadi pembelajaran, oleh karena itu kami meminta para orang tua untuk tidak teledor dan pemerintah bisa lebih dalam menegakkan hukum," ungkap Sri Rambat dalam orasinya.

Masih menurut Sri Rambat, pihaknya mendesak pengaktifan Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) yang selama ini mandul. Sebab Kota Kediri pernah mendapat predikat sebagai kota layak anak tahun 2005, "Ini harus ditunjang dengan menempatkan sdm birokrasi yang kompeten dan profesional dalam bidang perlindungan perempuan anak," tambahnya.

Kekerasan anak di Kediri cukup tinggi

Sementara itu Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kediri mencatat pada tahun 2013 telah terjadi 14 perkara kekerasan yang dialami anak. Sementara di awal tahun ini sudah ada 4 kasus kekerasan terhadap anak, yang semuanya adalah kekerasan seksual. Satu kasus selesai dengan restorasi justice sementara tiga kasus segera masuk ke persidangan.

"Kekerasan terhadap anak merupakan fenomena gunung es yang belum terbongkar banyak. Oleh karena itu LPA selalu mengkampanyekan kepada masyarakat, apabila mengetahui kejahatan terhadap anak agar segera melaporkan ke pihak kepolisian atau lembaga swadaya masyarakat," kata Ketua LPA Kediri Heri Nurdianto.

Aksi yang yang dilatarbelakangi kasus di Jakarta International School (JIS) ini diakhiri dengan membagikan brosur dan gelang pencegahan kekerasan pada anak kepada para pengguna jalan yang melewati Jl.Panglima Sudirman Kota Kediri. Sebelumnya para aktivis menandatangani petisi itu bersama dengan sejumlah elemen dan pelajar.