Merdeka.com - Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah (Kejati Jateng) menahan Dirut PDAM Kabupaten Kudus Ayatullah Humaini terkait operasi tangkap tangan (OTT) pegawai. Modusnya, memerintah dan menerima calon pegawai dengan membayar sejumlah uang agar dipromosikan jadi pegawai.

"Jadi tersangka ini memerintahkan bawahannya untuk menyediakan uang dengan cara mengangkat pegawai dengan berbagai nominal. Ada yang sudah setor Rp10 juta sampai Rp65 juta. Tersangka sudah kami tahan untuk 20 hari ke depan," kata Asisten Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati Jateng, Ketut Sumedana, Kamis (16/7).

Dia menyebut penahanan tersangka merupakan pengembangan kasus OTT suap pegawai yang sudah ditangani dari pihak Kejari Kudus. Dari hasil penyidikan, petugas berhasil mengumpulkan bukti petunjuk lain.

"Barang bukti yang kami sita dokumen-dokumen pengangkatan pegawai, dokumen pembuktian uang suap yang diterima dengan jumlah uang yang dirinci senilai Rp720 juta," ungkapnya.

Dari hasil pemeriksaan tersangka sudah ada puluhan jadi korban pengangkatan pegawai. Aksi yang dilakukan ini sudah dilakukan sejak tahun 2019 lalu.

"Totalnya ada 27 pegawai yang sudah bekerja, ada yang sudah diangkat, dan ada beberapa hari sudah bekerja," ungkap Ketut Sumedana.

Namun, pihaknya belum bisa menjelaskan detail apakah para pegawai yang menyetor bisa dijadikan tersangka atau tidak. Kemungkinan ada unsur pemaksaan saat dimintai sejumlah uang.

"Belum sampai sana. Tapi kalau kami lihat kemungkinan ada unsur korban, jadi dugaan pemaksaan," jelasnya.

Dalam kasus ini total sudah ada tiga orang yang ditetapkan tersangka oleh Kejati Jateng. Selain Dirut PDAM Kudus, Ayatullah Humaini, ada pemilik Koperasi Simpan Pinjam (KSP), Sukma Oni Irwadani dan Kepala Seksi PDAM Kudus T.

Pengungkapan kasus ini berawal saat Kejaksaan Negeri Kudus melakukan OTT dan menyegel satu ruangan pada 11 Juni 2020. Adapun tim Kejaksaan mengamankan pegawai PDAM dan menemukan uang sejumlah uang Rp65 juta yang disimpan dalam jok sepeda motor.