Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kejar demonstran hingga masuk musala, akhirnya polisi minta maaf

Kejar demonstran hingga masuk musala, akhirnya polisi minta maaf ilustrasi polisi. ©wordpress.com

Merdeka.com - Aksi protes terhadap keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menaikkan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi oleh mahasiswa terus berlangsung. Para mahasiswa menggelar sejumlah aksi di berbagai daerah termasuk di Riau.

Sekitar 500 lebih mahasiswa dari Universitas Riau (UNRI) melakukan unjuk rasa di depan kampus negeri tersebut, Rabu (26/11). Aksi unjuk rasa para mahasiswa itu sekaligus memprotes kedatangan Presiden Jokowi karena telah menaikkan BBM.

Namun aksi mahasiswa tersebut berakhir ricuh dengan aparat kepolisian. Polisi yang mengamankan jalannya demonstrasi tersebut memukul mundur para mahasiswa dan mengejar mereka hingga ke sebuah musala.

Berikut ini fakta penyerbuan polisi dan pukuli mahasiswa hingga ke dalam musala.

Mahasiswa tidak gubris himbauan polisi

Bentrokan antara aparat kepolisian dan mahasiswa dipicu ketika para mahasiswa tidak ingin membubarkan diri setelah menyampaikan aksi lewat RRI. Anggota polisi yang meminta para mahasiswa bubar malah tidak diindahkan oleh para mahasiswa. Padahal setelah melakukan aksi lewat Radio Republik Indonesia ratusan mahasiswa berjanji akan membubarkan diri."Anggota saya yang berada di lapangan hanya meminta komitmen dan janji para mahasiswa untuk membubarkan diri setelah permintaannya dituruti, tetapi ketika diminta membubarkan diri malah ratusan massa yang lain datang dan saat ditanyakan dan diminta untuk bubar mereka malah tetap bertahan," ungkap Robert kepada merdeka.com Kamis (27/11).

Mahasiswa bajak siaran RRI

Polri berkilah disalahkan menjadi pelaku tunggal. Korps Bhayangkara itu menilai tindakan yang dilakukan polisi karena ulah demonstran telah menguasai objek vital. Padahal objek itu jelas-jelas dilarang untuk didemo.Menurut Kabag Penum Mabes Polri Kombes Agus Rianto, peristiwa itu bermula pada pukul 14.00 WIB Selasa (25/11). Saat itu ada sekitar 150 mahasiswa dari gabungan Badan Eksekutif Mahasiswa Pekanbaru melakukan unjuk rasa. Mereka bergerak dari Kampus UNRI, menuju gedung DPRD dan kantor gubernur Riau.Pada pukul 15.30 WIB, kata dia, massa mengalihkan tujuan ke kantor RRI. "Massa sempat ambil alih siaran RRI Pekanbaru sore hari itu," ungkap Agus di Humas Mabes Polri, Jumat (28/11).Agus menjelaskan, menurut Undang-undang nomor 9 tahun 1998 khususnya pasal 9 sudah mengatur bahwa ada beberapa tempat yang tidak boleh untuk kegiatan unjuk rasa atau penyampaian pendapat di muka umum. Antara lain Istana Presiden, tempat ibadah, rumah sakit, pelabuhan udara dan objek vital nasional. "RRI objek vital, ini tidak boleh," tegas Agus.Menurut dia, petugas saat itu sudah berupaya meminta mereka keluar, tapi tak diindahkan. Sehingga polisi menerobos masuk musala.

Polisi masuk musala pakai sepatu

Aparat kepolisian terpaksa membubarkan aksi para mahasiswa lantaran tidak mengindahkan himbauan polisi untuk membubarkan diri. Kericuhan pun terjadi lantaran mahasiswa tidak ingin aksinya dibubarkan. Polisi berupaya memukul mundur para mahasiswa demonstran tersebut sampai mengejar ke sebuah musala.Dalam jepretan sebuah foto yang beredar, polisi yang masih mengenakan sepatu seenaknya masuk ke kawasan suci. Publik langsung mengecam.Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Robert Harianto Waratan mengkui, saat masuk ke dalam musala, anggota Polisi memang menggunakan sepatu."Anggota kita memang tidak membuka sepatu, dan itu sangat disayangkan," katanya.

Mahasiswa laporkan kebrutalan polisi

Pasca bentrok dengan aparat kepolisian, para mahasiswa demonstran yang berasal dari berbagai kampus seperti Universitas Riau (UNRI), Universitas Islam Riau (UIR), Universitas Islam Negeri (UIN) Suska, dan Universitas Tabrani Rab itu,  melaporkan tindak kekerasan aparat kepolisian ke Propam Polda Riau, Jumat (28/11)."Meski sudah meminta maaf dan dialog dengan mahasiswa dan MUI, namun itu tidak menghentikan proses hukum. Maka dari itu, kita melaporkan ke Polda Riau, yakni di SPKT dan Propam Polda Riau," kata kuasa hukum mahasiswa, Armailis SH.Laporan itu berupa dugaan tindak penganiayaan dan pengeroyokan oleh sejumlah anggota Kepolisian."Sekarang sedang dalam proses laporan. Kita mengutuk tindakan polisi di dalam rumah ibadah tersebut. Kita minta pelaku dijerat hukum pidana, bukan disiplin," kata Armailis.

Polisi minta maaf pakai sepatu ke musala

Mabes Polri langsung menyatakan permohonan maafnya kepada kaum muslim atas insiden hari Selasa lalu, mulai dari pemukulan terhadap mahasiswa hingga pengejaran ke musala."Menyikapi situasi yang terjadi Selasa 25 November 2014 di Kompleks RRI Pekanbaru, seluruh keluarga besar Polri mohon maaf pada saudara-saudara saya penganut Agama Islam," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri, Kombes Agus Rianto di Gedung Humas Mabes Polri, Jumat (28/11)."Dalam hal ini terkait adanya beberapa temen saya di wilayah Pekanbaru yang masuk musala untuk melakukan tindakan tegas pada mereka (mahasiswa) masih menggunakan pakaian lengkap," lanjutnya.Agus menegaskan, tidak ada maksud pihaknya untuk merendahkan muslim. Agus pun mengakui tindakan sejumlah anggotanya itu salah."Bukan maksud kami tidak menghormati atau tidak menghargai ketentuan dan kewajiban bagi kita semua, umat muslim harus lepas sepatu dan sandal," ucap Agus.

(mdk/eko)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mahasiswa Bekasi Gelar Aksi Demonstrasi dan Bakar Foto Presiden Jokowi
Mahasiswa Bekasi Gelar Aksi Demonstrasi dan Bakar Foto Presiden Jokowi

Aliansi Mahasiswa Bekasi-Karawang menggelar demonstrasi di Jalan Cut Meutia, Kota Bekasi, Selasa (6/2). Mereka membakar foto Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca Selengkapnya
Gerakan Kampus Kritik Jokowi Meluas, Mungkinkah Berdampak Terhadap Kepercayaan Publik ke Presiden?
Gerakan Kampus Kritik Jokowi Meluas, Mungkinkah Berdampak Terhadap Kepercayaan Publik ke Presiden?

Sejumlah kampus besar melakukan petisi hingga deklarasi menyelamatkan demokrasi dan mengkritik Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya
Momen Presiden Jokowi Kepanasan Hingga Pinjam Topi Siswa SMK, Ternyata Mengaku Fans
Momen Presiden Jokowi Kepanasan Hingga Pinjam Topi Siswa SMK, Ternyata Mengaku Fans

Berikut momen Presiden Jokowi dipinjami topi oleh siswa SMK lantaran kepanasan saat kunjungan kerja. Simak informasi berikut.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Banyak Kampus Kritik Jokowi, Ini Respons Gibran
Banyak Kampus Kritik Jokowi, Ini Respons Gibran

Civitas akademika dari puluhan perguruan tinggi melontarkan kritik dan peringatan kepada Presiden Jokowi atas sikapnya terkait penyelenggaraan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Usai Baliho Lulusan Paling Memalukan, Presiden Jokowi Absen Dies Natalies ke-74 UGM
Usai Baliho Lulusan Paling Memalukan, Presiden Jokowi Absen Dies Natalies ke-74 UGM

Ketua BEM KM UGM Gielbran Muhammad Noor menyerahkan sertifikat ini kepada seorang mahasiswa lain yang memakai topeng wajah Jokowi.

Baca Selengkapnya
Jalan Panjang dan Berliku Pemakzulan Presiden
Jalan Panjang dan Berliku Pemakzulan Presiden

Kampus bergerak menuntut Presiden menghentikan penyalahgunaan kekuasaan

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini Alasan Jokowi Bagi-Bagi Bansos Beras Jelang Pilpres 2024
Ternyata Ini Alasan Jokowi Bagi-Bagi Bansos Beras Jelang Pilpres 2024

Presiden akhirnya buka suara terkait polemik pemberian bansos beras kemasan 10 kg di tahun politik.

Baca Selengkapnya