Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kegelisahan Hatta, manifesto politik 1925 dan sumpah pemuda

Kegelisahan Hatta, manifesto politik 1925 dan sumpah pemuda Mohammad Hatta. image.bzlink.us

Merdeka.com - Pada 1925, sekelompok pelajar yang sedang bersekolah di Belanda merasa gelisah akan nasib bangsanya yang ditindas oleh pemerintah Belanda. Kerumunan pemuda itu adalah Gunawan Mangunkusumo, Mohammad Hatta, Iwa Kusumasumantri, Sastro Mulyono, dan RM Sartono. Mereka adalah punggawa atau Perhimpunan Indonesia pada saat itu.

Organisasi yang sudah berdiri sejak 1908 itu merasa sudah saatnya perkumpulan itu bukan tempat kongkow, tapi juga memikirkan masa depan negeri mereka yang masih terjajah. Maka pada 1925 itu mereka merasa sebagai waktu yang tepat untuk menentukan sikap dalam bentuk pernyataan atau lebih dikenal dengan Manifesto Politik 1925.

Manifesto menelurkan tiga pokok pemikiran, (1) Rakyat Indonesia sudah sewajarnya diperintah oleh pemerintah yang dipilih sendiri, (2) Dalam memperjuangkan pemerintahan itu tidak diperlukan bantuan dari pihak manapun, dan (3) Tanpa persatuan perjuangan tidak akan tercapai.

Zen Rachmat Sugito, penulis esai-esai sejarah mengatakan, secara konten, manifesto itu adalah bentuk konkret semangat anti kolonialisme. Zen juga mengutip sejarawan (Alm). Sartono Kartodirdjo,

"Manifesto itu adalah gerakan yang dinamis dan lebih luas cakupannya. Selain persatuan juga menanamkan kepercayaan diri yang kuat sebagai sebuah bangsa," ujar Zen saat dihubungi merdeka.com pada Jumat (18/10) malam.

Manifesto politik itu segera diterbitkan dalam buletin organisasi, Indonesia Merdeka. Tulisan itu segera tersebar di kalangan pemuda yang berada Indonesia. Gerakan pemuda di Indonesia saat itu masih dalam bentuk organisasi kedaerahan seperti, Jong Java, Jong Celebes, Jong Ambon, dan Jong-jong yang lainnya.

Maka pada 1926, dari semua organisasi pemuda saat ini sepakat untuk menggelar kongres pemuda di Jakarta. Kongres yang menghilangkan sekat-sekat pembeda, baik oleh suku, agama, dan ras. Pada tahun itulah langsung digelar kongres yang diadakan di Weltervreden (Gambir) dengan pimpinan Mohammad Thabrani Soewirjowitjitro dari Jong Java. dalam sejarah Indonesia itulah yang disebut sebagai kongres Pemuda yang pertama.

Kongres itu menghasilkan ikrar sumpah pemuda yang isinya banyak disusun oleh Muhammad Yamin. Isi Kongres itu berisi tiga ikrar, mengaku bertumpah darah satu tanah air Indonesia, berbangsa yang satu bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa persatuan, bahasa Melayu.

Asvi Warman Adam menuliskan hal itu dalam buku, Sumpah Pemuda dan Manifesto Politik 1925. Isi ikrar yang ketiga ditolak oleh Sanusi Pane. Dia menganggap bahasa persatuan haruslah Bahasa Indonesia. Demikian juga dengan peserta kongres yang lain yang juga menolak isi ketiga ikrar itu. setelah melalui perdebatan peserta rapat sepakat menolak usulan itu dan menunda penetapan hasil kongres.

Dua tahun kemudian, kongres Pemuda II kembali dilaksanakan pada 27 Oktober 1928 yang berlokasi di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond, sekarang Lapangan Banteng. Kongres berlangsung di tiga tempat, lokasi kedua di Oost Java Bioscoop di Konigsplein Noord, sekarang Jalan Medan Merdeka Utara. Namun, pada 28 Oktober 1928 kongres dilakukan di Gedung Kramat Raya 106, Jakarta Pusat.

Dalam kongres kedua itulah Muhammad Yamin dan pemuda yang lain menyepakati perubahan pada bait ke tiga ikrar sumpah pemuda, kata Bahasa Melayu diubah menjadi Bahasa Indonesia. Pada hari itu juga kali pertama lagu Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf Soepratman dialunkan. Dan kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan yang kelak disebut sebagai Soempah Pemoeda:

I

KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA

II

KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA

III

KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGDJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA

Menurut Zen, hasil kesepakatan itu terutama perdebatan bahasa persatuan, Bahasa Indonesia dalam kelanjutannya mengalami perdebatan panjang. Dia mencontohkan, bagaimana perdebatan dalam kongres Bahasa Indonesia pertama pada 1938 di Solo. Kongres itu seperti harus menjawab tantangan isi Sumpah pemuda, terutama kesiapan Bahasa Indonesia sebagai bahasa lisan, tulisan, hingga bahasa akademik.

"Dalam kongres bahasa itu banyak bermunculan istilah-istilah baru untuk bahasa Indonesia dan mereka yakin Bahasa Indonesia memiliki potensi sebagai yang siap digunakan dalam berbagai bidang," kata Zen.

(mdk/ian)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pemenang Pemilu Tahun 1955, Berikut Sejarahnya

Pemenang Pemilu Tahun 1955, Berikut Sejarahnya

Pemilu 1955 di Indonesia merupakan salah satu tonggak sejarah penting dalam proses demokratisasi dan konsolidasi negara setelah merdeka pada tahun 1945.

Baca Selengkapnya
Sejarah Indonesische Persbureau, Kantor Berita Indonesia Pertama yang Didirikan Bumiputera

Sejarah Indonesische Persbureau, Kantor Berita Indonesia Pertama yang Didirikan Bumiputera

Selain penyalur informasi terkini, kantor ini juga menjadi sarana penghubung antara pers Belanda dan pers yang ada di Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya
Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949, Ini Sejarah dan Para Tokoh Penggagasnya

Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949, Ini Sejarah dan Para Tokoh Penggagasnya

Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah sebuah upaya besar dalam perang kemerdekaan Indonesia melawan Belanda.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial

Sejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial

Sebuah daerah khusus peternakan ini dikenal mirip seperti padang rumput yang berada di Selandia Baru dan didirikan langsung oleh Pemerintah Hinda Belanda.

Baca Selengkapnya
Sejarah Pemilu Indonesia dari Masa ke Masa Sejak Tahun 1955

Sejarah Pemilu Indonesia dari Masa ke Masa Sejak Tahun 1955

Mengetahui sejarah Pemilu di Indonesia dari masa ke masa sejak tahun 1955 sampai 2024.

Baca Selengkapnya
4 Partai Pemenang Pemilu 1955, Berikut Sejarah dan Hasil Suaranya

4 Partai Pemenang Pemilu 1955, Berikut Sejarah dan Hasil Suaranya

Pemilu 1955 memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia karena hasil pemilu tersebut menjadi dasar pembentukan negara Kesatuan Republik Indonesia.

Baca Selengkapnya
11 Prinsip Pemilu beserta Tujuan, Fungsi, dan Asasnya

11 Prinsip Pemilu beserta Tujuan, Fungsi, dan Asasnya

Prinsip-prinsip dalam pemilu adalah kriteria yang harus dipenuhi oleh penyelenggara pemilu agar pemilu berjalan dengan demokratis dan transparan.

Baca Selengkapnya
Pemilu 2019 Tanggal Berapa? Berikut Pelaksanaan dan Pemenangnya

Pemilu 2019 Tanggal Berapa? Berikut Pelaksanaan dan Pemenangnya

Pemilu 2019 menandai pemilihan presiden keempat dalam era reformasi Indonesia.

Baca Selengkapnya
Tempat ini Jadi Saksi Bisu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ada Kursi dengan Bekas Tancapan Kuku

Tempat ini Jadi Saksi Bisu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ada Kursi dengan Bekas Tancapan Kuku

Simak cerita di balik tempat bersejarah dan saksi bisu ditangkapnya Pangeran Diponegoro.

Baca Selengkapnya