Merdeka.com - Kecelakaan pesawat Hercules C-130 milik TNI AU di Jl Jamin Ginting, Kota Medan, Sumatera Utara, kemarin siang mengingatkan publik pada kecelakaan Mandala Airlines pada 5 September 2005. Kedua pesawat nahas itu sama-sama jatuh sehabis lepas landas (take-off) di Lanud Soewondo, yang sebelumnya merupakan Bandara Internasional Polonia Medan.

Bedanya, Mandala jatuh saat pesawat baru naik, sementara Hercules celaka 2 menit setelah lepas landas. Hal ini menyebabkan lokasi jatuhnya pesawat berjarak lebih dari 8 km, meski masih di wilayah Kota Medan, Sumatera Utara.

Mandala yang berjenis Boeing 737-200 kala itu jatuh di Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru, sementara Hercules terjerembab di Kecamatan Medan Tuntungan. Jalan Jamin Ginting yang banyak disebut media sebenarnya menghubungkan dua lokasi jatuhnya dua pesawat nahas itu.

Pada kecelakaan Mandala, 101 penumpang pesawat tewas termasuk Gubernur Sumut Tengku Rizal Nurdin, berikut 47 orang yang tertimpa pesawat di darat. Pesawat dengan nomor penerbangan RI 091 itu membawa 117 orang (112 penumpang dan 5 awak). 16 Penumpang selamat dari insiden pagi hari pukul 09.40 itu.

Sementara, untuk pesawat Hercules, semua kru dan penumpang yang berjumlah 113 orang diduga tewas. Hingga saat ini, proses evakuasi korban pesawat militer buatan AS pada 1961 itu masih terus dilakukan. Hingga pukul 06.45 pagi ini, sudah 141 kantong jenazah dibawa ke RS Adam Malik.

Pihak TNI AU juga belum mengetahui pasti penyebab kecelakaan Hercules, karena masih harus dilakukan penyelidikan. Sementara, berdasarkan hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) atas kecelakaan Mandala, ditemukan kerusakan sehingga menyebabkan salah satu mesin pesawat tidak bertenaga.

Sebelum KNKT merilis hasil penyelidikannya, beredar isu bahwa Mandala jatuh karena kelebihan kapasitas akibat durian sebanyak 2 ton yang dibawa gubernur. Kabar itu cepat merebak karena memang banyak ditemukan durian di dekat puing-puing pesawat.