Merdeka.com - Pemerintah tengah mengkaji untuk mengembalikan status kewarganegaraan Indonesia bagi Arcandra Tahar. Arcandra dicopot dengan hormat oleh Presiden Joko Widodo sebagai Menteri ESDM karena memiliki kewarganegaraan ganda yakni Amerika dan Indonesia.

Ketua Umum Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) Alfi Rusin, melihat peluang untuk mengembalikan status WNI Arcandra bisa dilakukan. Hal ini merujuk pasal 20 pada UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan.

Pasal itu berbunyi 'Orang asing yang telah berjasa kepada negara Republik Indonesia atau dengan alasan kepentingan negara dapat diberi Kewarganegaraan Republik Indonesia oleh Presiden setelah memperoleh pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, kecuali dengan pemberian kewarganegaraan tersebut mengakibatkan yang bersangkutan berkewarganegaraan ganda.

Menurut dia, Arcandra adalah orang yang berprestasi. Salah satu prestasinya bahkan terlihat dalam mengoptimalisasi sumur-sumur tua menjadi produktif, meski hanya duduk sebagai menteri selama 20 hari.

"Segala upaya terhadap sumur existing (sumur tua) merupakan upaya yang harus diapresiasi. Dan itu bagus," ucap Alfi dalam pesan singkat, Rabu (24/8).

Menurut dia, dalam 10 tahun terakhir, tidak ada temuan pemboran eksplorasi yang signifikan.

"Sehingga kalau tidak ada effort (usaha untuk mengoptimalisasikan sumur tua), maka produksi minyak nasional 10 tahun yang diperkirakan, akan tinggal sekitar 350 barel per hari. Ini tidak sampai setengah dari produksi saat ini," kata Alfi.

Dia pun menyebut, sudah memegang program-program lain yang direncanakan oleh Arcandra, khususnya dalam meningkatkan cadangan minyak yaitu, Enhanced Oli Recovery (EOR).

"Kalau itu dijalankan buat Migas nasional, Indonesia akan menjadi luar biasa," pungkas Alfi.