Kasus-kasus pemerkosa ini gagal beraksi karena ejakulasi dini
Merdeka.com - Ejakulasi dini bisa jadi petaka bagi kaum Adam. Namun, dalam beberapa kasus, banyak wanita beruntung karena nyaris menjadi korban pemerkosaan akibat pelaku ejakulasi dini.
Nyatanya, nafsu syahwat si penjahat tidak sepadan dengan kemampuan bercinta. Alhasil belum sempat melakukan aksi bejatnya para pelaku sudah loyo duluan.
Para wanita yang selamat pun bersyukur tidak jadi korban pelampiasan nafsu bejat pelaku. Si penjahat mesum itu pun dengan mudah diringkus.
Berikut kasus-kasus pemerkosa gagal beraksi karena ejakulasi dini:
Ejakulasi dini, perampok gagal perkosa bidan pengantin baru
Niat Mustakim (30) mendatangi rumah tetangganya sendiri, Sabrina (23) memang untuk merampok. Namun, karena korban saat itu sedang berpakaian seksi, pemuda itu justru tertarik untuk memerkosanya.Peristiwa itu terjadi di rumah korban di Jalan Mahkota, Blok 41, RT 81, Kelurahan Sako, Kecamatan Sako, Palembang, Rabu (10/6) siang. Saat itu, korban yang berprofesi sebagai bidan di salah satu rumah sakit itu sedang sendirian, sementara suami yang baru sebulan menikahinya tidak berada di rumah.Tersangka datang dengan modus pura-pura meminta cabai. Karena sudah dikenalnya, korban menyuruh mengambil sendiri di lemari es di dapur. Ketika itu, korban sedang berpakaian seksi sambil menonton televisi di ruang depan.Melihat itu, tersangka yang tadinya hanya untuk merampok, membuatnya terangsang melihat pemandangan itu. Tersangka pun kembali ke ruang depan dan menutup pintu. Tersangka lalu menodongkan pisau ke leher korban.Kaget dengan ancaman itu, korban teriak, namun teriakannya terhenti karena dibentak tersangka. Pemuda yang bekerja sebagai sopir pengantar roti itu memeluk korban.Secepat kilat, tersangka melepas celana dan menggoyangkan pinggulnya di dekapan korban. Seketika itu, tersangka mencoba mencopoti pakaian bidan itu. Belum sempat memerkosa, tersangka sudah orgasme duluan atau peltu alias nempel metu."Tadinya mau saya perkosa, tapi burung saya keluar duluan, nyemprot di celananya, jadi gagal," ungkap tersangka Mustakim di Mapolsek Sako Palembang, Kamis (11/6).Belum puas dengan aksinya itu, tersangka melanjutkan niat awalnya untuk merampok korban. Tersangka meminta paksa uang. Takut akan dibunuh, korban menyerahkan uang sebesar Rp 550 ribu dan tersangka langsung meninggalkannya.
Ejakulasi dini, guru PPKn gagal perkosa murid
Gara-gara mengalami ejakulasi dini, seorang guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) gagal memerkosa seorang madrasah tsanawiyah, di Desa Gumelar, Kecamatan Balung, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Namun sang guru berinisial Mkl (45) ini sempat melakukan pencabulan. Sang murid berinisal Vn (14) ini melaporkan Mkl ke Polres Jember.Vn adalah murid Mkl yang tinggal di asrama salah satu yayasan sosial dan pendidikan di Balung. MKl masih kerabat dekat sang pemilik yayasan. Vn mengaku pernah dua kali dipaksa melayani hasrat seksual Mkl.Pertama, pada Jumat malam, 10 Oktober 2014, di asrama. Saat itu Vn bersama beberapa kawannya nonton televisi hingga tertidur di tempat tinggal Mkl yang dekat dengan asrama. "Semua dibangunkan, kecuali saya," katanya.Saat sepi, Mkl memaksa Vn melayani hasratnya. "Saya jerit-jerit. Saat itu, anak Pak Mkl datang dari acara salawatan. Saya nangis. Anaknya sempat tanya kenapa, tapi dijawab Pak Mkl kalau saya ditinggal kawan-kawan saya," kata Vn.Mkl sempat mengancam Vn agar tidak melaporkan perbuatan itu kepada siapapun. "Kalau kamu bilang orang lain, aku akan bilang kalau kamu habis tidur sama orang," kata Mkl.Peristiwa kedua terjadi setelah pulang sekolah. Vn disuruh memijat kaki Mkl di salah satu ruangan. Sebetulnya saat itu Vn tidak sendirian, karena ditemani seorang siswi lainnya."Tapi oleh Pak Mkl teman saya itu disuruh pergi membeli sesuatu. Lalu saya ditarik disuruh tiduran. Saya menjerit-jerit. Saya teriak," kata Vn.Tanpa melepas baju, Mkl memaksa melakukan penetrasi. Namun gagal, karena sebelum mencapai sasaran, ia sudah mengalami ejakulasi.
Pejabat gagal perkosa PNS gara-gara ejakulasi dini
Seorang pejabat Badan Pertanahan Negara (BPN) Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, AP (45) gagal melakukan perkosaan terhadap anak buahnya AA karena mengalami ejakulasi dini. Peristiwa itu terjadi di salah satu ruangan BPN di Jalan Andi Mappayukki, Watampone, Kabupaten Bone. AP adalah Kepala Seksi di Kantor BPN Bone yang menangani pembuatan sertifikat tanah. Tersiar kabar, aksi bejat AP itu sudah empat kali berulang dan semuanya gagal karena ejakulasi dini. Aksi terakhir AP terjadi awal bulan Mei lalu.Entah apa yang merasuki pikiran pria tersebut. Ia berusaha melampiaskan birahinya kepada AA saat staf perempuannya itu sedang sibuk bekerja di ruang kerjanya hingga sore hari. Agar bisa berduaan dengan AA di ruangan itu, AP menyuruh salah seorang staf pria membeli makanan dengan dalih lapar dan ia akan lembur.Setelah tinggal berduaan, AP langsung memeluk AA. AA berusaha menolak perlakuan atasannya itu, tetapi ia diancam akan dipecat jika berteriak. Beruntung, AP mengalami ejakulasi dini sehingga aksi itu urung terjadi.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tanda penuaan dini pada wajah dapat mencakup berbagai perubahan yang terlihat nyata.
Baca SelengkapnyaRasa kesepian bisa kita alami secara tiba-tiba, penting untuk mengenalinya secara tepat walau kadang kondisi ini tidak disadari.
Baca SelengkapnyaKata-kata nyeleneh tapi bermakna sangat dalam kadang dibutuhkan di saat kondisi tertentu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penyebab cegukan dan cara mengatasinya yang perlu diketahui.
Baca SelengkapnyaTahi lalat umum terjadi, namun bisa berubah menjadi kondisi berbahaya.
Baca SelengkapnyaSama halnya dengan jerawat yang ada di wajah, jerawat punggung dapat merusak penampilan.
Baca SelengkapnyaKorban sempat cekcok dengan istrinya hingga sang istri meninggalkannya.
Baca SelengkapnyaSalah satu hal yang biasanya paling menonjol tampak setelah pernikahan adalah perut yang kian membuncit.
Baca SelengkapnyaKebiasaan memukul merupakan suatu hal yang kerap dilakukan anak. Hal ini perlu diperhatikan dan dihindari oleh orangtua.
Baca Selengkapnya