Kapolres: Ketua DPRD Depok mengada-ngada soal dikokang senpi
Merdeka.com - Ketua DPRD Kota Depok mengaku mendapat perlakuan yang tidak mengenakan saat melakukan sidak ke proyek pembangunan Apartemen Terrace Suites di Jalan Cinere Raya. Politisi PDIP itu mengaku ditodong senjata api laras panjang oleh seorang anggota polisi dari Polsek Limo.
Namun apa yang disampaikan oleh Hendrik tersebut dibantah oleh Kapolres Depok Kombes Ahmad Subarkah. "Itu mengada-ada, tidak benar kejadian itu. Terlalu dibesar-besarkan saja," ujar Ahmad Subarkah saat dikonfirmasi merdeka.com, Kamis (2/10).
Menurut Ahmad, yang terjadi adalah anggota polisi sedang melakukan patroli di sekitar lokasi. Namun tidak ada aksi penodongan senjata laras panjang yang di arahkan kepada ketua DPRD Kota Depok seperti pengakuan Hendrik.
"Mana mungkin anggota berani menodongkan senjata apalagi kepada ketua DPRD. Tadi saya sudah telepon anggota, tidak ada kejadian itu," imbuhnya.
Sebelumnya, Hendrik mengaku ditodong senjata laras panjang oleh seorang anggota polisi dari Polsek Limo. Menurut Hendrik, kejadian tersebut terjadi sore tadi sekitar pukul 15.00 WIB. Hendrik mengaku di meja kerjanya banyak komplain soal pembangunan apartemen mewah itu yang dituding dibangun di atas lahan fasilitas sosial dan fasilitas umum (fasos fasum).
"ya saya cek ke lokasi, bener tidak karena laporan banyak yang masuk ke meja saya. Saya datang sebagai anggota DPRD Kota Depok," ujar hendrik kepada merdeka.com, kamis (2/30).
Saat di lokasi, Hendrik mengaku sudah memperkenalkan diri sebagai anggota DPRD Kota Depok. "Saya sudah bilang saya mau inspeksi, saya ketua DPRD Kota Depok," ujar Hendrik.
Namun tiba-tiba kata dia, seorang anggota polisi terlihat marah dengan kedatangannya. Anggota yang belum diketahui identitasnya itu juga mengeluarkan perkataan yang tidak mengenakan bagi Hendrik.
"Anggota itu juga mengokang laras panjangnya dan diarahkan ke saya. Dia baru menjauh setelah ditarik beberapa temannya," ujar Hendrik.
Hendrik pun tidak terima dengan kejadian itu. Politisi PDIP ini juga mempermasalahkan mengapa ada anggota polisi di proyek pembangunan apartemen tersebut.
"Ngapain juga mereka di situ. Apa mereka dibayar oleh developer untuk mengamankan. Ini belum jelas," terangnya.
Meski mendapat perlakuan yang tidak mengenakan, Hendrik mengaku belum akan menempuh jalur hukum. "Nanti dululah," imbuhnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua KPUD tidak menjabarkan soal penyebab penundaan proses rekapitulasi suara di kecamatan.
Baca SelengkapnyaPihak KPUD Depok juga sudah melakukan perbaikan terhadap kesalahan pembacaan dalam sistim Sirekap saat penghitungan sementara pemilihan presiden
Baca SelengkapnyaKomeng mengaku saat ini masih menunggu perkembangan untuk dilakukan pelantikan sebagai DPD.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Terbaru, pengendara terlibat kecelakaan lantaran bendera partai di jalan Gatot Subroto, Jaksel
Baca SelengkapnyaKorban akhirnya mendatangi penyidik untuk memastikan kasusnya berjalan sesuai prosedur.
Baca SelengkapnyaKisruh rekapitulasi penghitungan tingkat Kota Depok berdampak pada petugas Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK).
Baca SelengkapnyaKorban ditarik ke depan pintu, lalu dicaci maki, dianiaya di depan anak dan istrinya
Baca SelengkapnyaPKS memperingatkan kepada para penyelenggara untuk bersikap amanah dan tidak mencuri suara rakyat.
Baca SelengkapnyaPenderita DBD di Depok melonjak drastis di Februari hingga 119 kasus
Baca Selengkapnya