Kapolda Metro usulkan sistem terpadu penanganan krisis di Bandara

Merdeka.com - Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal (Irjen) Tito Karnavian mengusulkan pembentukan sistem terpadu penanganan krisis di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Hal ini disampaikan Tito dilatar belakangi oleh peristiwa kebakaran yang terjadi di JW Sky Lounge Terminal 2E Bandara Soekarno Hatta, Minggu (5/7) kemarin.

"Menurut saya perlu ada perumusan Standar Operation Procedure (SOP) dalam pengelolaan crisis management. Khususnya setelah kejadian (kebakaran) kemarin," ujar Tito di sela-sela penandatanganan kesepakatan kerja sama dengan PT Angkasa Pura II di Cengkareng, Tangerang Selatan, Senin (6/7).

Sekalipun tidak mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, Tito menilai, peristiwa sekecil apapun yang terjadi di bandara sangat berdampak bagi seluruh aktivitas jadwal penerbangan domestik.

"Syukurnya tidak ada korban jiwa. Bayangkan jika ada korban jiwa (pasti lebih berdampak lagi)," tegasnya.

Lebih lanjut Tito mengatakan, polisi sendiri masih mendalami kasus ini. Selain terus memeriksa saksi, penelitian terhadap puing-puing bekas kebakaran dan seluruh alat bukti yang ada di Tempat Kejadian Perkara (TKP), melalui Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri, menjadi langkah yang ditempuh.

Mantan Kepala Detasemen Khusus 88 Antiteror ini menjabarkan, nantinya tim terpadu ini nantinya memiliki tiga tugas pokok. Tugas pokok tersebut di antaranya penindakan, audit dan pemulihan pasca krisis. Lebih dalam, tiga tugas pokok ini akan dikerjakan oleh tiga tim kecil di bawahnya.

Untuk tim penindakan, jelas Tito, bertugas sebagai tim yang melakukan penindakan apabila ditemukan adanya pelanggaran hukum dan regulasi baik sebelum maupun sesudah insiden yang menimbulkan krisis. Sedangkan tim audit, bertanggung jawab atas penyidikan dan penyelidikan mendalam terhadap seluruh pihak yang terlibat dalam insiden.

"Lalu untuk tim pemulihan, ialah tim yang bertugas terhadap pemulihan kepercayaan publik pasca insiden," tandasnya. Adapun Tito mengusulkan, yang mengepalai tim ini dari Angkasa Pura, didampingi kepolisian dan pihak terkait.

Lebih jauh, mantan Kapolda Papua ini menambahkan, langkah yang dilakukan tim ini hendaknya disampaikan ke publik guna memulihkan kepercayaan publik terhadap otoritas bandara.

"Pasca itu diharapkan tidak terulang kembali insiden itu. Sebab, kalau kejadian terulang kembali, kepercayaan publik terhadap otoritas bandara akan turun," pungkasnya.