Kapal nelayan NTT sudah empat hari menghilang
Merdeka.com - Kapal Motor (KM) Aries, sebuah kapal nelayan yang mengangkut sekitar 18 anak buah kapal (ABK) yang dinahkodai Harun Pamife, hingga kini belum diketahui nasibnya setelah meninggalkan Pelabuhan Perikanan Tenau Kupang, NTT pada Selasa (1/4) malam.
"Kami sempat melakukan kontak via telepon genggam pada Rabu (2/4) pagi, dan nakhoda kapal menyatakan posisi mereka masih di utara menuju pulau Flores bagian timur. Namun, sampai saat ini kapal tersebut belum juga tiba dan kontak lewat telepon genggam pun putus total," kata Abdul Wahab Sidin, salah seorang nelayan di Pelabuhan Perikanan Tenau Kupang, Jumat (4/4).
Seperti diberitakan Antara, para nelayan lainnya yang berbasis di Pelabuhan Perikanan Tenau Kupang mulai resah setelah tidak lagi mendapat kabar dari nakhoda kapal Harun Pamife dan ABK lainnya.
Kepala Pelabuhan Perikanan Tenau Kupang Fransisco Meo, saat dihubungi terpisah mengaku sudah menerima pengaduan dari para nelayan setempat soal nasib KM Aries yang hingga kini belum diketahui keberadaannya.
"Sekarang, kami mengirim dua kapal nelayan menuju ke timur dan barat untuk menyisir di wilayah perairan sekitarnya dan akan bermuara ke utara sesuai kabar terakhir yang disampaikan nakhoda kapal," katanya.
Menurut Wahab, setiap kapal nelayan yang beroperasi di wilayah perairan sekitar Laut Timor maupun ke utara menuju Laut Flores, paling lama hanya semalam dan langsung kembali ke pelabuhan perikanan untuk menurunkan hasil tangkapannya.
"Namun, sudah empat hari lamanya, KM Aries belum juga ada kabar sehingga membuat kami nelayan jadi cemas. Jika dua unit kapal nelayan yang diterjunkan untuk melakukan pencarian tersebut juga tidak ada hasilnya, kami akan laporkan masalah ini ke Tim SAR untuk bertindak lebih lanjut," ujarnya.
Ia mengatakan, kasus yang dialami KM Aries ini baru pertama kali terjadi, sehingga menimbulkan kecemasan di kalangan para nelayan yang berbasis di Pelabuhan Perikanan Tenau Kupang yang setiap hari berlayar mencari nasib di laut untuk menghidupi keluarga.
"Ada 18 orang di dalam kapal tersebut. Kami berharap mereka masih selamat. Jika ada badai yang datang tiba-tiba menghantam kapal mereka dan rusak, kami masih optimistis mereka masih mampu berenang. Kami hanya berharap, mereka masih selamat," kata Wahab.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Namun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk.
Baca SelengkapnyaKKP menyerahkan dua kapal ikan barang milik negara yang berasal dari barang rampasan ke nelayan Banyuwangi.
Baca Selengkapnya12 survivor tersebut ditemukan dan kemudian diselamatkan Tugboat Kharisma Bahari 168 yang melintas dari rute pelayaran dari Saumlaki Maluku menuju Gresik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kejadian itu pada saat pergeseran logistik pemilu dari Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Saliguma menuju Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Siberut Tengah
Baca SelengkapnyaPencarian kembali dilanjutkan setelah cuaca mendukung pada Selasa (12/3) pagi.
Baca SelengkapnyaGanjar mengapresiasi keberanian nelaysn menungkap praktik pungli.
Baca SelengkapnyaKeluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Baca SelengkapnyaUntuk setiap kapal nelayan yang sudah dikonversi akan dibekali dengan satu unit tabung baja.
Baca SelengkapnyaKapal Perang Republik Indonesia (KRI) Banda Aceh mengangkut pemudik dari Pelabuhan Tanjung Emas ke Jakarta
Baca Selengkapnya