Kapal imigran gelap diledakkan oleh tentara Australia
Merdeka.com - Para imigran yang terdampar di Pantai Karangjambe Desa Karangduwur Kebumen Jawa Tengah, dikenakan biaya Rp 30 juta jika sampai ke tujuan mereka yakni, Pulau Chrismast. Pernyataan tersebut terungkap setelah seorang nahkoda kapal dan satu anak buah kapal ditangkap Kepolisian Resor (Polres) Kebumen.
Kepala Subbagian Humas Kepolisian Resor Kebumen, Ajun Komisaris Polisi Wasidi, mengatakan pihaknya menangkap seorang nahkoda bernama Pendi warga Desa Angkue Kecamatan Bajuwe Kabupaten Bone Sulawesi Selatan dan satu anak buah kapal (ABK), Arman, warga Timbala Kecamatan Bopina Kabupaten Bomban Sulawesi Tenggara, yang membawa para imigran menuju Pulau Christmas.
"Sedangkan satu ABK lainnya, berinisial Ab masih dalam pengejaran, karena setelah berhasil mendarat di pantai, yang bersangkutan melarikan diri," katanya, Selasa (25/2).
Dari keterangan Pendi dan Arman kepada Polres Kebumen, terungkap para imigran berencana menuju Pulau Christmas. Setelah sampai di tujuan, rencananya para imigran akan memberikan uang senilai Rp 30 juta kepada para tersangka.
"Imigran gelap tersebut berangkat dari pelabuhan Ratu pada hari Rabu (19/2) sekitar pukul 01.00 WIB membawa 26 imigran gelap yang rencananya menuju pulau Chrismast Australia dengan ongkos 30 juta apabila sampai pada tujuan," katanya.
Dari pengakuan, kedua orang yang ditangkap tersebut menceritakan, setelah perjalanan tiga hari tiga malam kapal tersebut sampai di perairan Australia. Namun, kapal mereka ditangkap tentara Australia yang sedang berpatroli. Setelah itu, semua penumpang dan ABK dipindahkan ke Kapal tentara Australia.
"Kapal kayu yang digunakan dari Pelabuhan Ratu diledakkan oleh tentara Australia," ucap Wasidi.
Setelah itu, para imigran dan ABK diantar ke perairan Indonesia. Para imigran dan ABK tersebut kemudian dimasukkan ke dalam sekoci dan dikembalikan ke Indonesia pada hari Senin (24/2) sekitar pukul 08.30 WIB.
"Pada hari yang sama sekitar pukul 11.00 WIB, mereka terdampar dan terombang-ambing di laut karena kehabisan bahan bakar. Hingga kemudian menepi di Pantai Karangjambe," katanya.
Petugas Pos TNI AL Logending Kecamatan Ayah, Kebumen, Sersan Mayor Suwarto mengaku sempat mendapat laporan akan adanya sekoci yang terombang-ambing di wilayah perairan selatan, tepatnya di daerah Gombong, Kebumen. "Saya mendapat laporan kabarnya akan mendarat sekitar pukul 11.30 WIB, tetapi ternyata sudah mendarat sekitar pukul 11.45 WIB. Saat kita sampai di sana, mereka ternyata sudah berhamburan lari ke mana-mana. Kami sendiri membawa lima imigran ke pos," ujarnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pria ini mengungkapkan banyak hal mengenai alasannya hingga tantangan tinggal di Negeri Kanguru.
Baca SelengkapnyaCegah Kepadatan di Pelabuhan, Kemenhub Tambah Jumlah Perjalanan ke Jawa
Baca SelengkapnyaSeratusan imigran etnis Rohingya tersebut dalam pelayaran menuju Australia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perusahaan di Amerika Serikat diwajibkan membayar gaji dan ganti rugi kepada mantan karyawannya.
Baca SelengkapnyaDalam beberapa referensi, bekerja di kapal pesiar setidaknya memiliki gaji minimal USD1.000 per bulan.
Baca SelengkapnyaPemerintah tak lagi tahan barang bawaan pekerja migran di bandara asalkan nilainya tidak lebih dari Rp24 juta setahun.
Baca SelengkapnyaDaging sapi di pasaran langka hingga sebabkan kenaikan harga, hal ini jadi biang keladinya.
Baca SelengkapnyaKedutaan Besar Republik Indonesia di Thailand mengumumkan, banyak Warga Negara Indonesia (WNI) gagal masuk Thailand.
Baca SelengkapnyaCalon penumpang yang telah memiliki tiket, bisa melakukan pembatalan tiket di loket stasiun. Nantinya akan dikembalikan 100 persen di luar bea pesan.
Baca Selengkapnya