Kantongi JKBM, bayi kembar siam di Buleleng tetap tak bisa operasi
Merdeka.com - Bayi laki-laki kembar siam yang terlahir di RSUD Buleleng, agaknya akan selamanya dibiarkan dempet. Apalagi pihak RSUP Sanglah tanpa melihat kondisi si bayi, langsung dengan tegas menolak biaya operasi bayi kembar siam ini jika dengan menggunakan Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM).
"Pemerintah ini seperti apa sih. Memang JKBM tidak menanggung biaya operasi hanya biaya perawatan dan obat. Tapi kondisi seperti anak saya begini, setidaknya bisa dibantu dan dicarikan jalan keluar," keluh salah seorang keluarga yang justru menggerutu menyesalkan memilih Gubernur Mangku Pastika.
Kadek Mudana (30) ayah bayi kembar siam tersebut membenarkan, bahwa dirinya bersama pihak keluarga sempat konsultasi ke RSUP Sanglah terkait upaya pemisahan organ bayi anaknya. Namun ketika menyodorkan kartu sehat pemerintah provinsi (JKBM), pihak rumah sakit milik pemerintah itu justru dengan acuh menolak biaya operasi dilakukan dengan tanggungan JKBM.
"Saya sudah sempat konsultasi ke RSUP Sanglah pak. Tapi justru ditolak pakai JKBM. Ini kartu yang keluarkan provinsi Bali, rumah sakit juga punya provinsi Bali, kok ditolak," kata Mudana sambil memeluk istrinya di ruang Melati RSUD Buleleng, Rabu (25/3) di Singaraja.
Kadis Kesehatan Provinsi Bali, saat dihubungi terkait hal ini dan penjelasan soal JKBM tidak mau mengangkat teleponnya. Sementara itu, pihak RSUD Buleleng juga tidak dapat berbuat banyak terhadap proses pemisahan badan yang dempat menyamping setengah berhadapan ini.
"Untuk kelanjutannya, kami hanya bisa lakukan perawatan di incubator. Terus kondisi anak ini harus segera diambil tindakan secepatnya, karena sudah sangat lemah sekali kondisinya. Kalau keluarga tetap ambil keputusan tetap bertahan, kami tetap berusaha sesuai yang ada," terang Wakil Direktur SDM RSUD Buleleng, dr. Nyoman Gunawan.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bayi Batuk Tak Perlu Langsung Dibawa ke Dokter, Mengapa?
Sejumlah kondisi batuk pada bayi tidak perlu terlalu dikhawatirkan orangtua dan tidak selalu harus diobati.
Baca SelengkapnyaBayi di Panti Asuhan Semarang Diduga Meninggal Tak Wajar Hingga Makamnya Kembali Dibongkar
Kompol Andika menuturkan bahwa penyidik sudah meminta keterangan dua orang saksi.
Baca SelengkapnyaKorlantas Pastikan Pelabuhan Merak, Ciwandan dan BBJ Siap Beroperasi Mudik Lebaran 2024
"Dari Jawa itu ada 11 dermaga di tiga pelabuhan, dari mulai Pelabuhan Merak, Ciwandan dan BBJ," kata Dirgakkum Korlantas Polri, Brigjen Raden Slamet
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bagi-Bagi Beras 10 Kg di Kalbar, Airlangga Tegaskan Tak Terkait Pemilu
Penyerahan bantuan beras dilakukan di halaman Gudang Bulog Provinsi Kalimantan Barat, Kamis (18/1).
Baca SelengkapnyaOrang Berobat Tidak Dipungut Biaya, Jokowi: Kita Bersyukur Ada KIS
Jokowi memastikan JKN-KIS dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk semua jenis penyakit
Baca SelengkapnyaBMKG Ungkap Penyebab Gempa Sumedang M4,8: Ada Sesar Baru Belum Pernah Terpetakan
Wilayah Sumedang sebelumnya mengalami gempabumi sebanyak dua kali. Yaitu tanggal 14 Agustus 1955 dan 19 Desember 1972.
Baca SelengkapnyaKMP Agung Samudra Kandas di Perairan Selat Bali, Puluhan Penumpang Dievakuasi
Kapal mengangkut 42 orang penumpang dan 16 orang Anak Buah Kapal (ABK).
Baca SelengkapnyaIbu Bunuh Bayi karena Cibiran Tetangga di Sumbawa NTB Terancam 20 Tahun Penjara
Kasat Reskrim Polres Sumbawa, Iptu Regi Halili mengatakan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, serta ahli medis.
Baca SelengkapnyaDi Sulteng, Jokowi Apresiasi Gebrakan Mentan Lakukan Percepatan Tanam Padi
Luas hamparan panen di Desa Pandere, Kecamatan Gumbasa seluas 266 hektar.
Baca Selengkapnya