Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kampung Kapitan, bukti eksistensi leluhur China di Palembang

Kampung Kapitan, bukti eksistensi leluhur China di Palembang Kampung Kapitan di Palembang. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Salah satu peninggalan leluhur etnis Tionghoa pernah berdiam di Palembang adalah keberadaan Kampung Kapitan. Sayang, kondisinya kini memprihatinkan dan seakan lepas dari perhatian pemerintah setempat.

Kampung Kapitan berada di tepian Sungai Musi atau tepatnya di Jalan KH Azhari, Kelurahan 7 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang. Destinasi wisata itu bisa ditempuh sekitar 10 menit menggunakan ketek dari dermaga Benteng Kuto Besak.

Melalui jalur darat, wisatawan akan sedikit kesulitan mencari lokasi ini karena tidak ada petunjuk atau papan nama yang dipasang menuju lokasi tanpa bertanya kepada warga sekitar atau pedagang Pasar 7 Ulu yang berada di depan lorong masuk.

Kampung ini terdapat tiga rumah tua yang besar dengan bangunan beton dan berbahan kayu onglen yang dikenal kualitas nomor satu. Rumah itu sangat unik karena merupakan kombinasi rumah limas Palembang dan rumah khas Eropa yang berpilar.

Di bagian dalam, nampak jelas nuansa Cina yang berisi tempat abu, kuil dan patung pagoda. Maklum, satu di antara rumah tersebut menjadi tempat persembahyangan etnis Thionghoa.

kampung kapitan di palembang

Kampung Kapitan di Palembang ©2016 Merdeka.com

Lantaran buku silsilah pertama hilang, membuat tidak diketahui secara pasti kapan kampung tersebut dibangun. Generasi yang terdata yakni Tjoa Ham Hin yang lahir pada tahun 1850 dan diangkat Belanda menjadi Kapitan pada tahun 1880. Kini rumah tersebut dihuni oleh keturunan generasi ke-13, Tjoa Tiong Gie, yang akrab dipanggil Mulyadi. Sayang, merdeka.com tak bisa menemuinya di lokasi karena sedang berada di luar kota.

Budayawan Palembang, Ali Hanafiah menjelaskan, Kampung Kapitan menandakan adanya keterkaitan sejarah etnis Tionghoa di Palembang pada zaman kolonial Belanda.

"Kampung Kapiten merupakan sejarah besar etnis Tionghoa di Palembang," ungkap Ali kepada merdeka.com, Jumat (5/2).

Jabatan Kapitan diangkat oleh VOC yang berdasarkan status ekonomi tertinggi di kampung itu. Tugasnya untuk mengurus perdagangan, pajak, izin usaha, izin tinggal, hingga urusan surat lahir dan surat kawin.

"Jabatan itu turun-menurun hingga keturunan berikutnya," ujarnya.

Sayang, meski dijadikan salah satu obyek wisata, Kampung Kapitan layaknya luput dari kepedulian pemerintah setempat. Bahkan, satu dari tiga bangunan ambruk lantaran termakan usia.

Beberapa tahun lalu, Pemerintah Kota Palembang membangun taman beton di halaman bangunan tua tersebut. Namun, taman itu terbengkalai dan di sana-sini mengalami kerusakan.

"Rumah ini bersejarah tapi pemerintah kurang peduli. Pengunjung kadang geleng kepala lihat kondisinya," kata Hadi, warga sekitar.

"Kalau diurus dengan benar, pasti banyak yang datang, bisa jadi mata pencarian kami," sambungnya.

(mdk/hhw)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menyusuri Kampung Kapitan, Tempat Tinggal Etnis Tionghoa Pertama Masa Kolonial di Palembang

Menyusuri Kampung Kapitan, Tempat Tinggal Etnis Tionghoa Pertama Masa Kolonial di Palembang

Kawasan yang saat ini menjadi cagar budaya di Palembang dulunya sebuah lingkungan tempat tinggal bagi warga Tionghoa era kolonial Belanda.

Baca Selengkapnya
Sejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial

Sejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial

Sebuah daerah khusus peternakan ini dikenal mirip seperti padang rumput yang berada di Selandia Baru dan didirikan langsung oleh Pemerintah Hinda Belanda.

Baca Selengkapnya
Tabrakan dengan KA Lokal Bandung, Begini Sejarah Kereta Turangga Namanya dari Hewan Tunggangan Bangsawan

Tabrakan dengan KA Lokal Bandung, Begini Sejarah Kereta Turangga Namanya dari Hewan Tunggangan Bangsawan

Kereta api Turangga adalah salah satu kereta api yang memiliki sejarah panjang, nama kereta ini diambil dari kendaraan mitologi tunggangan para bangsawan Jawa.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sosok Charles Adriaan van Ophuijsen, Pria Belanda Kelahiran Solok Sumbar Pionir Ejaan Bahasa Indonesia

Sosok Charles Adriaan van Ophuijsen, Pria Belanda Kelahiran Solok Sumbar Pionir Ejaan Bahasa Indonesia

Meski namanya sangat kental dengan Belanda, namun sosoknya menjadi pionir dalam menciptakan ejaan Bahasa Indonesia yang kita sekarang gunakan ini.

Baca Selengkapnya
Sejarah Kota Pariaman, dari Kawasan Pelabuhan Penting sampai Dinamika Perdagangan di Era Penjajahan

Sejarah Kota Pariaman, dari Kawasan Pelabuhan Penting sampai Dinamika Perdagangan di Era Penjajahan

Setiap tahunnya 2 sampai 3 kapal India bersandar di Pariaman untuk mengirim kain kepada penduduk lokal.

Baca Selengkapnya
Bocah di Jakarta Utara 'Disunat Jin' Usai Kencing di Kali, Ternyata Ini yang Terjadi

Bocah di Jakarta Utara 'Disunat Jin' Usai Kencing di Kali, Ternyata Ini yang Terjadi

Dilansir dari Liputan6, ocah 6 tahun, AJ disunat jin yang memicu perhatian warga Mereka berbondong-bondong ke rumah AJ, . Simak kronologi selengkapnya!

Baca Selengkapnya
Dua Bangkai Kapal Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Laut China Selatan, Muatan 100.000 Porselen dan Kayu Masih Utuh

Dua Bangkai Kapal Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Laut China Selatan, Muatan 100.000 Porselen dan Kayu Masih Utuh

Dua kapal ini berasal dari masa Dinasti Ming, yang berkuasa di China dari tahun 1368-1644.

Baca Selengkapnya
Sejarah Sei Rampah, Wilayah yang Terkenal Banyak Tanaman Rempah

Sejarah Sei Rampah, Wilayah yang Terkenal Banyak Tanaman Rempah

Wilayah yang terletak di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) dulunya dikenal sebagai kota yang kaya akan rempah-rempah.

Baca Selengkapnya
Sejarah Pertempuran Lima Hari Lima Malam, Perang Tiada Henti Pasukan TRI Melawan NICA di Kota Palembang

Sejarah Pertempuran Lima Hari Lima Malam, Perang Tiada Henti Pasukan TRI Melawan NICA di Kota Palembang

Perjuangan dan semangat yang dimiliki pasukan tentara Indonesia melawan Belanda demi mempertahankan kemerdekaan begitu besar dalam peristiwa ini.

Baca Selengkapnya