Merdeka.com - Sekitar dua puluh mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) mengikuti kelas perdana dengan sistem kuliah online yang dilakukan oleh Jimly School of Law and Government (JSLG). Dalam sistem kuliah ini, mahasiswa berinteraksi secara komputerisasi, bersama Prof Jimly Asshiddiqie.

Kuliah perdana itu dilaksanakan di Studio Mini JSLG, di Gedung BPPT, Jakarta. Lama kuliah lebih kurang dua setengah jam.

"Tadi ada yang dari Sidney, Australia, lalu ada dari London dan Amerika. Tapi yang kirim pertanyaan banyak sekali. Di samping itu bisa juga bertanya secara langsung melalui televisi," ujar Jimly kepada merdeka.com, saat ditemui di kantornya, yang terletak di lantai 3 Gedung BPPT, Jakarta, Selasa (8/5).

Saat kuliah tadi, Jimly pun sempat menerima pertanyaan secara langsung oleh dua mahasiswa secara interkatif. Mereka menanyakan bagaimana cara melakukan sistem kuliah yang baik.

"Ada tiga model, satu yang memang mahasiswa saya di fakultas hukum perguruan tinggi yang memang saya mengajar. Jadi kuliahnya itu resmi, seperti reguler saja," jelasnya.

Dijelaskan Jimly, sistem perkuliahan online sama seperti kuliah secara konvensional. Di akhir semester juga akan diadakan absen, ujian, dan penilaian.

"Itu semua universitas mau, walaupun sekarang yang kongkretnya baru kira-kiras sepuluh univeristas, seperti yang langsung baru dengan UI dan PTIK," kata mantan ketua MK ini.

Sistem perkuliahan secara online ini sudah dilakukannya selama satu tahun. Sejauh ini, sistem kuliah ini tidak ada kendala.

"Jadi selama setahun itu kesulitanya adalah pemantapan sistemnya. Ini kan mengansumsikan saya ini sudah lancar dan semua pemakai itu sudah lancar mengoperasikan dan ini yang belum ada," tandas Jimly.