Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kades: Mediasi kasus pemotongan bambu gagal dilakukan

Kades: Mediasi kasus pemotongan bambu gagal dilakukan   bambu. Shutterstock

Merdeka.com - Kepala Desa Tampingan Heru Siswanto (39) mengaku pihaknya sudah berupaya untuk melakukan mediasi sebanyak lima kali untuk menyelesaikan masalah pemotongan bambu. Namun, mediasi itu mengalami kegagalan.

Penyebabnya, karena pihak pemilik bambu Minayah tidak mau meminta maaf kepada Mustofa, korban penganiayaan yang dilakukan oleh anak Minayah yaitu Syaiful Aqli, Abdul Hadi dan Rowi.

Mediasi itu dilakukan bertujuan supaya Budi dan Heru tidak ditahan oleh Kejari Mungkid, Kabupaten Magelang hanya karena memotong dua batang bambu yang menimpa rumah Munir. Juga kasus penganiayaan yang dilakukan tiga anak Minayah pemilik kebun dan bambu yang dipotong karena mengganggu jalan supaya diselesaikan secara kekeluargaan. Namun, upaya yang dilakukan perangkat desa selalu gagal.

"Malam kejadian mau dimasa pelaku penganiayaan tiga anak pemilik kebun. Besoknya tersangka (tiga anak pemilik bambu), bapak dan ibunya sudah deal sebetulnya. Mustofa sama Munir datang agak terlambat. Mustofa datang, Mbok Miyanah tidak minta maaf malah mengumpat Mustofa. Terus belum ada kesepakatan bubar dan lain waktu ada mediasi. Tercetus ganti kompensasi biaya perawatan cuman 500 ribu. Keluarga kurang sreg," ungkap Heru, Selasa (20/11).

Kemudian dilakukan mediasi ketiga kalinya, Mertua si Aqli, salah satu pelaku penganiayaan Mustofa bernama Karim minta tolong pada saya untuk dimediasi penyelesaian secara kekeluargaan. Dengan cara apapun kesepakatan itu dibuat dia akan ikut keputusan. Kemudian Heru memanggil korban penganiayaan Mustofa dan keluarga. Di situ ada semacam permintaan tuntutan ganti rugi.

"Yang dikehendaki korban penganiayaan Mustofa sebenarnya dari keluarga tiga kakak beradik pelaku penganiayaan dan orangtuanya Minayah yang merupakan pemilik bambu dan kebun untuk datang kerumah Mustofa," tuturnya.

"Supaya mereka meminta maaf tapi tidak dilaksanakan. Malah ngumpat, Wah aku wes entek akeh. Nek diminta ganti rugi tidak mampu. Mereka manteb sama markusnya ada jaminan dia (tiga pelaku penganiayaan) bebas. Saya mediasi sendiri mbok wes to rampungi sana tidak ada respon. Sampai hari terakhir penyerahan BAP tidak ada penyelesaian. Kesanya sopo wani ro aku," tambahnya.

Heru menegaskan pihak pemilik bambu dan keluarga mengandalkan dua orang markus yang masih keluarga mereka yaitu SRJ seorang purnawirawan TNI-AD yang sering tidak selesaikan masalah. Namun, malah bikin rumit permasalahan. Serta seorang anggota reserse Polsek Tegalrejo berpangkat Bripka ARS yang sudah dipindah di Polsek Ngablak.

"Keduanya masih saudara dekat pemilik kebun dan tanaman 2 batang bambu yang dipotong Munir dan Budi. ARS dipindah diduga tersandung kasus penghilangan barang bukti," jelas Heru.

Selain itu, tambah Heru, kasus penganiayaan yang menimpa Mustofa yang dilakukan tiga anak Minayah pemilik kebun bambu terkesan dikesampingkan oleh petugas Polres Magelang. Sementara yang dilakukan penyelidikanya secara intensif kasus pemotongan dua batang bambu yang dilakukan oleh Munir dan Budi yang bertujuan untuk merapikan dan supaya tidak mengganggu jalan warga yang mau ke sawah dan mushola kampung.

"Yang kasus penganiayaan unit dua Polres Magelang agak dikesampingkan dan yang pengrusakan unit dua yang selalu ada kesan terkesan nekan-nekan keluarga Budi dan Munir. Apakah untuk semacam barter atau gimana saya mempertanyakan. Nyuwun sewu jujur saja untuk orangnya yang punya kebun dan bambu tinggi egonya. Merasa punya saudara purnawirawan TNI AD dan anggota reserse di polsek," tegas Heru.

Heru khawatir jika Munir dan Budi yang hanya memotong dua batang bambu divonis oleh hakim dipengadilan dan dimasukan ke dalam penjara berdampak buruk. Sebab, mayoritas warga menyayangkan dan ketakutanya warga akan melakukan tindakan yang buruk terhadap Minayah dan keluarganya yang telah melaporkan Budi dan Munir ke polisi.

"Takutnya Munir dan Budi masuk jadi preseden buruk desa kami. Secara hukum adat pohon pohon bambu melengkung ke jalan sudah jadi hak milik seseorang yang pohonya menimpa rumah. Agraria dan syariat islam katakan dari bawah keatas itu sudah jadi hak milik orang. Besok katanya mau sidangpun tidak ada sama sekali pemberitahuan dari pihak keluarga. Saya soalnya tadi pagi ke kejaksaan juga," pungkasnya.

Heru juga menyayangkan pihak kepolisian sampai-sampai menduga jika dirinya membela dua warganya Budi dan Heru. Serta dikait-kaitkan dengan saat moment pemilihan kepala desa(pilkades) dimana warga Dusun Tampingan 2 mayoritas memilih Heru sebagai kepala desa. Sementara, warga Pongangan 2 mayoritas memilih calon kades yang lain.

"Ada salah satu oknum reserse yang menuduh saya terkait soal politik pilkades. Sehingga saya dinilai membela Budi dan Munir padahal saya selaku kepala desa tidak berpikir sampai kesana. Akhirnya dengan secara teratur saya agak menjaga jarak dengan polisi dan beberapa warga supaya tidak dianggap memihak dimasalah pemotongan bambu itu dan penganiayaan yang dilakukan oleh tiga anak pemilik bambu terhadap Mustofa. Semuanya khan warga saya mas," tandasnya.

(mdk/did)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Heru Budi Klaim Penyebab Hek Kramat Jati Banjir Bukan Proyek Tanggul Jebol, Tapi Ada Turap

Heru Budi Klaim Penyebab Hek Kramat Jati Banjir Bukan Proyek Tanggul Jebol, Tapi Ada Turap

Heru menyatakan, telah memantau penanganan banjir di Hek Kramat Jati. Dia mengeklaim, saat ini banjir sudah terkendali.

Baca Selengkapnya
Menegangkan, Tuna Wicara Gelut Lawan Beruang di OKU hingga Kaki Putus

Menegangkan, Tuna Wicara Gelut Lawan Beruang di OKU hingga Kaki Putus

Peristiwa itu terjadi saat korban berada di kebun bersama ayahnya di Desa Mendingin, Kecamatan Ulu Ogan, Ogan Komering Ulu (OKU).

Baca Selengkapnya
Menhub Budi Ungkap Penyebab 'Adu Banteng' Tabrakan KA Turangga dan KA Lokal Baraya di Bandung

Menhub Budi Ungkap Penyebab 'Adu Banteng' Tabrakan KA Turangga dan KA Lokal Baraya di Bandung

Terdapat beberapa kemungkinan yang menyebabkan adu banteng dua kereta itu.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Angkutan Barang Sumbu Tiga akan Dibatasi Selama Mudik Lebaran 2024, Cek Aturannya Berikut Ini

Angkutan Barang Sumbu Tiga akan Dibatasi Selama Mudik Lebaran 2024, Cek Aturannya Berikut Ini

Pembatasan operasional angkutan barang selama mudik lebaran itu berdasarkan keputusan bersama antara kepolisian dengan sejumlah pemangku kebijakan.

Baca Selengkapnya
6 Hal yang Tanpa Disangka Bisa Jadi Penyebab Munculnya Bau Badan

6 Hal yang Tanpa Disangka Bisa Jadi Penyebab Munculnya Bau Badan

Munculnya bau badan merupakan persoalan yang sering dialami oleh banyak orang dan bisa mengganggu kepercayaan diri serta interaksi sosial.

Baca Selengkapnya
Awalnya Gerombolan Pemuda Ini Ditegur Pak Bhabin Motornya Tak Sesuai Aturan, Endingnya Diberi Kejutan Bikin Tersenyum

Awalnya Gerombolan Pemuda Ini Ditegur Pak Bhabin Motornya Tak Sesuai Aturan, Endingnya Diberi Kejutan Bikin Tersenyum

Brigadir Agus Kurniawan kedapatan menghampiri segerombolan pemuda di pinggir jalan.

Baca Selengkapnya
8 Jembatan Gantung Putus Akibat Banjir di Kabupaten Musi Rawas Utara

8 Jembatan Gantung Putus Akibat Banjir di Kabupaten Musi Rawas Utara

Bencana ini merendam 6 Kecamatan di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) sejak Rabu 10 Januari 2024 lalu.

Baca Selengkapnya
Kasus Peternak Kambing Lawan Pencuri Jadi Tersangka Disetop, Keputusan Jaksa Dinilai Patut Dicontoh

Kasus Peternak Kambing Lawan Pencuri Jadi Tersangka Disetop, Keputusan Jaksa Dinilai Patut Dicontoh

Julius menyampaikan, keputusan yang menetapkan Muhyani hanya melakukan pembelaan diri sudah tepat

Baca Selengkapnya
Kinerjanya Dikritik Megawati, Ini Tanggapan Bawaslu

Kinerjanya Dikritik Megawati, Ini Tanggapan Bawaslu

Bawaslu memastikan, mereka telah menjalankan apa yang menjadi tugasnya sebagai pengawas Pemilu.

Baca Selengkapnya