Merdeka.com - Salah satu stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Tulungagung, Jawa Timur, kedapatan menjual solar bersubsidi yang tercampur air sehingga menyebabkan puluhan kendaraan, termasuk mobil angkutan umum mogok.

Kasus itu terkuak setelah sejumlah kendaraan berbahan bakar solar yang baru saja mengisi BBM di SPBU Podorejo, Tulungagung, tiba-tiba macet tak jauh dari SPBU tersebut, Minggu (10/11) dini hari.

Akibatnya, puluhan sopir dan kernet kendaraan berbahan bakar solar mengamuk ke pihak manajemen SPBU dan menuntut ganti rugi.

"Seharusnya jika sudah ada yang mogok pihak SPBU tidak lagi melayani pembelian solar kendaraan lain," cetus Samsudin, salah seorang sopir truk dengan nada kesal seperti dikutip Antara.

Samsudin mengaku harus menguras seluruh tangki solarnya agar kendaraan bisa dioperasionalkan lagi.

Dia juga terpaksa menunda perjalanan mengirim barang ke luar kota akibat dari kejadian tersebut.

Belum diketahui bagaimana solar yang berada dalam tangki timbun SPBU Sudimoro bisa tercampur air dalam jumlah banyak.

Pihak kepolisian sejauh ini masih melakukan investigasi, untuk mengetahui apakah ada unsur kesengajaan, sabotase, atau insiden tidak disengaja.

"Kami masih akan menyelidiki kasus ini," kata Kapolres Tulungagung, AKBP Whisnu Hermawan Februanto.

Dikonfirmasi mengenai kejadian itu, pihak SPBU mengaku air diduga masuk saat truk tangki pertamina mengisi tangki timbun SPBU. "Mungkin air masuk saat pengisian ulang oleh truk Pertamina, karena saat itu tutupnya dibuka," tutur Yudi.

Yudi mengaku tidak tahu-menahu bagaimana air bisa masuk, apakah sudah tercampur saat dalam tangki Pertamina atau air masuk saat tutup bungker tangki timbun dibuka. Namun berdasar pengamatan pihak SPBU, volume air yang masuk dan tercampur solar dalam tangki timbun SPBU mencapai kisaran 1.200 liter dari keseluruhan volume tangki solar sebesar 8.000 liter.

"Kami akan berkoordinasi dengan pihak Pertamina. Untuk kendaraan yang rusak akibat kejadian ini, pihak manajemen (SPBU) akan memberikan ganti-rugi," ujarnya.

Selain menyebabkan puluhan kendaraan rusak/macet mesin, pihak SPBU mengaku merugi puluhan juta rupiah lantaran seluruh solar yang ada di dalam tangki timbun terpaksa harus dibuang tidak bisa dijual lagi.