Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jual anak di bawah umur, 4 mucikari berdalih dijebak korban

Jual anak di bawah umur, 4 mucikari berdalih dijebak korban Tersangka mucikari. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Tertangkap basah menjual anak di bawah umur ke sejumlah lelaki hidung belang mulai dari Lamongan, Surabaya dan Madura, Jawa Timur, empat mucikari berdalih tidak pernah menjual korbannya ke siapapun demi keuntungan pribadi. Bahkan, mereka mengaku tidak pernah mendapat keuntungan sepeser pun dari aksi trafficking tersebut.

Nuri (29), asal Sampang, Madura, tinggal di Surabaya mengaku, dia mengenal korban berinisial LL alias AJ (15), asal Lamongan, dari rekannya Via (22), warga Lamongan yang bekerja di Klub Malam Rasa Sayang Lamongan.

Sejak itu, selama tiga minggu, korban tinggal bersama Nuri di Surabaya. Dan selama itu pula, Nuri bersama pacarnya, Syaiful (30), asal Sampang, Madura, yang sama-sama penghobi dugem, kerap mengajak korban ke tempat hiburan malam.

"Saya tidak pernah menjual, malah saya ini dijebak. Saya kenal ya dikenalin sama teman saya Via. Dia yang kenal. Selama ini dia tinggal sama saya, tidur makan gratis tapi tega jebak saya," dalih Nuri di Mapolrestabes Surabaya, Senin sore (22/12).

Kemudian, lanjut Nuri, korban mengutarakan maksutnya agar bisa dapat uang. "Dia itu bilang ke saya, pingin dapat uang, nggak enak makan tidur gratis di rumah saya. Dia ingin senang-senang. Malah bilang ke saya: Nggak apa-apa mbak (Nuri) meski saya kamu jual, yang penting saya bisa senang-senang, nggak enak di rumah saja dan saya ingin dapat uang. Bilangnya begitu," ucap Nuri menirukan kalimat korban.

Setelah didesak korban, Nuri kemudian meminta pacarnya, Syaiful mengenalkan korban ke teman-temannya. "Jadi saya tidak menjualnya, malah saya dijebak. Sudah dikasih hati, malah tega sama saya. Kakaknya (saudara korban) pernah mengingatkan saya, jangan bergaul sama adiknya (korban), karena adiknya itu nakal, lama-lama saya bisa ditangkap polisi. Kakanya itu tinggal di Kaliasin, Surabaya, bilangnya begitu ke saya," katanya menceritakan.

Nuri juga mengaku baru dua kali mengenalkan korban ke lelaki hidung belang yang merupakan kenalan Syaiful. "Dan saya tidak menerima sepeser pun dari dia (korban). Cuma dapat Rp 100 ribu buat makan-makan itu saja. Itupun cuma sekali," dalihnya lagi.

Senada, Via (22), warga Lamongan yang ikut ditangkap polisi bersama pacarnya, Hadi alias Ega (29), asal Sampang, Madura, juga mengaku korban jebakan dari aksi korban LL alias AJ, yang sengaja menjual dirinya sendiri ke lelaki hidung belang.

"Saya kenal sama dia (korban) itu dari teman saya. Terus dia mau ikut kerja di Rasa Sayang Lamongan. Karena masih di bawah umur nggak boleh. Dia saya suruh pergi nggak mau. Kemudian ada teman saya, suka sama dia, terus diputus karena dia itu anaknya kurang ajar, nggak sopan sama orang tua, jadi ditinggal sama teman saya tadi," ungkap Via.

"Jadi saya tidak tahu menahu dia jual diri atau tidak. Wong saya tidak terima uangnya kok. Terus dia saya kenalkan ke Nuri di Surabaya," katanya.

Namun, dari aksi perkenalan empat tersangka (dua pasang kekasih) itu, berujung pada masalah hukum. Keempatnya didakwa dan terbukti melakukan tindak pidana perdagangan anak di bawah umur alias trafficking.

Bahkan, melalui perantara salah satu tersangka, korban sempat dibooking Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, Wisnu Hartono, yang turut diamankan polisi pada Sabtu malam (20/12) lalu.

Hal ini dibenarkan Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Setija Juanianta. "Memang benar, salah satu pejabat di Madura berinisial W juga kita tangkap dan sudah kita tetapkan tersangka. Dia ada kaitannya dengan empat tersangka ini. Dia kenalan dari salah satu tersangka (mucikari)," terang Setija.

Dalam praktik trafficking oleh empat tersangka itu, Setija mengungkap, tidak ada pembagian hasil. "Jadi korban dijual ke lelaki A misalnya, dengan harga Rp 1 juta, kemudian dengan lelaki B Rp 2 juta. Empat tersangka tidak menerima pembagian hasil berupa uang, tapi diajak ke mal beli baju, dugem, makan dan minum di restoran dan dibelikan handphone oleh korban," papar Setija.

Namun, karena keempat tersangka bertindak sebagai mucikari dan menjual korban ke lelaki hidupang belang, para tersangka melanggar Pasal 2 jungto Pasal 17 Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2007 dan atau Pasal 88 Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002, tentang perlindungan anak.

"Para tersangka menjadi perantara atau mucikari dengan maksud memperoleh keuntungan materi dari perbuatannya itu. TKP di Surabaya ada beberapa, untuk TKP lain, di Lamongan dan Madura. Sehingga mereka (para tersangka) kita kenakan pasal trafficking dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara," tegas Setija.

(mdk/ren)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dagangan Tak Laku Sama Sekali, Pasangan Paruh Baya Ini Menangis Haru saat Ada Pembeli Borong Jualannya

Dagangan Tak Laku Sama Sekali, Pasangan Paruh Baya Ini Menangis Haru saat Ada Pembeli Borong Jualannya

Setiap orang memiliki besaran rezekinya masing-masing.

Baca Selengkapnya
Diremehkan Mantan Suami & Diganggu Preman, Janda Cantik 2 Anak Nekat Jualan Bakso Gerobak Kini Omzetnya Rp100 Juta

Diremehkan Mantan Suami & Diganggu Preman, Janda Cantik 2 Anak Nekat Jualan Bakso Gerobak Kini Omzetnya Rp100 Juta

Sempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.

Baca Selengkapnya
Tragis, Ayah di Palembang Babak Belur Dikeroyok Dua Anak Kandung

Tragis, Ayah di Palembang Babak Belur Dikeroyok Dua Anak Kandung

Peristiwa itu berawal ketika korban bermaksud menjual ruko itu dan uangnya untuk biaya kuliah anak bungsunya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Semoga Kelak Menjadi Anak Sukses, Momen Siswa Bawa Bekal Nasi dari Rumah Bikin Haru 'Gak ada Uang untuk Jajan'

Semoga Kelak Menjadi Anak Sukses, Momen Siswa Bawa Bekal Nasi dari Rumah Bikin Haru 'Gak ada Uang untuk Jajan'

Di tengah teman-temannya yang berlomba membeli jajanan, siswa ini harus duduk sendirian menikmati bekal nasi yang dibawanya.

Baca Selengkapnya
Kronologi Ibu Jual Anaknya Saat Masih dalam Kandungan Rp4 Juta

Kronologi Ibu Jual Anaknya Saat Masih dalam Kandungan Rp4 Juta

Karena tak kunjung dibayar, ibu korban melapor ke polisi dengan dalih anak hilang.

Baca Selengkapnya
Bikin Tercengang, Harga Rompi Ojek Gunung Muria Capai Ratusan Juta

Bikin Tercengang, Harga Rompi Ojek Gunung Muria Capai Ratusan Juta

Aneh tapi nyata, harga jaket ojek di Gunung Muria sentuh angka ratusan juta per setel. Simak informasinya.

Baca Selengkapnya
Anaknya Menangis Lantaran Tak Enak Hati Minta Uang Kuliah Profesi, Respons Ayah Ini Bikin Terenyuh

Anaknya Menangis Lantaran Tak Enak Hati Minta Uang Kuliah Profesi, Respons Ayah Ini Bikin Terenyuh

Cara didikan orang tua menentukan keberhasilan anak di masa depan.

Baca Selengkapnya
Ibu dan Anak di Jakarta Selatan Ditemukan Meninggal Dalam Rumah, Kondisi Mengenaskan

Ibu dan Anak di Jakarta Selatan Ditemukan Meninggal Dalam Rumah, Kondisi Mengenaskan

Penemuan kedua jenazah ini bermula ketika pembantu mengetuk pintu namun tidak ada jawaban dari kedua korban.

Baca Selengkapnya
Momen Jenderal Dudung Eks Kasad 'Narik' Becak, Penumpangnya Sosok Tak Sembarangan

Momen Jenderal Dudung Eks Kasad 'Narik' Becak, Penumpangnya Sosok Tak Sembarangan

Begini momen keseruan Jenderal Dudung Abdurachman bareng sang cucu dengan naik becak.

Baca Selengkapnya