Jokowi soal Australia & Brasil: Jangan ada yang coba-coba intervensi
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo menegaskan kembali dampak yang terjadi akibat narkoba. Menurut Presiden, pemberantasan narkoba merupakan salah satu tantangan bangsa Indonesia untuk masa depan nanti.
"Tantangan kita masalah narkoba, hati-hati sekarang tiap hari ada 50 generasi kita yang meninggal mati karena narkoba 50 per hari. Pertahun kalikan 360 berarti 18 ribu, ada 4,5 juta yang harus direhab," papar Jokowi saat memberikan pidato di hadapan ratusan siswa siswi SMA Taruna Nusantara di Istana Negara, Jakarta, Senin (2/3).
Jokowi ingin 18 ribu orang yang masuk rehabilitasi tahun lalu terus ditingkatkan agar sembuh dari bahaya narkoba.
"Pada tahun kemarin kita mampu 18 ribu pertahun, tahun ini saya targetkan 5 kali lipat, tahun depan 400 ribu harus dilakukan kalau nggak kalah dengan kecepatan," ujarnya.
Jokowi juga ingin eksekusi yang dilakukan Jaksa Agung harus tegas. Setelah dirinya menolak ampunan bagi para terpidana narkoba yang mengajukan grasi, penegakan hukum juga harus beriringan, yakni dengan tegas mengeksekusi.
"Itu masih jadi hukum positif kita dan yang eksekusi terhukum mati bukan presiden tetapi pengadilan, presiden hanya dimintai grasi. Pengampunan dan tidak ada pengampunan untuk pengedar narkoba. Presiden tidak akan memberikan grasi pada pengedar narkoba," tegasnya.
"Bagaimana mau berikan ampunan 50 orang genarasi kita meninggal tiap hari. 18 ribu meninggal tiap tahun 4,5 juta orang direhabilitasi. Saya bilang ndak, ndak ada ampunan seperti itu," tegasnya lagi.
Atas hal ini, Jokowi mengingatkan, jangan ada pihak yang coba-coba mengintervensi proses penegakan hukum terkait narkoba ini. Seperti Australia dan Brasil yang terus melobi bahkan membuat aksi agar Pemerintahan Indonesia membatalkan eksekusi.
"Jangan ada yang coba-coba untuk intervensi kedaulatan hukum kita, masalah eksekusi mati narkoba ini. Ini adalah kedaulatan hukum kita," ujarnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Dikritik soal Pembagian Bansos, Bahlil: Jangan Batasi Presiden Dekat Dengan Rakyat
Bahlil menegaskan pihak-pihak yang mengkritisi penyaluran bansos, dapat diartikan pihak tersebut tidak senang masyarakat menerima bantuan.
Baca SelengkapnyaJokowi Kaget Lulusan S2 dan S3 Indonesia Kalah dari Vietnam dan Malaysia
Jokowi bakal menggelontorkan anggaran agar populasi produktif S2 dan S3 di Indonesia bisa meningkat drastis.
Baca SelengkapnyaPrabowo Bocorkan Isi Pembicaraan dengan Jokowi
Alasan Presiden mengaungkan kebijakan hilirisasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Jawab Tudingan Kecurangan Pemilu 2024: Laporkan ke Bawaslu
Jokowi meminta pihak yang menemukan kecurangan untuk melaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI
Usulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca SelengkapnyaJokowi Bertemu Suya Paloh, Kubu Ganjar Duga Upaya Ajak NasDem Gabung Koalisi Prabowo-Gibran
Jokowi bertemu Suya Paloh pada Minggu (18/2) kemarin.
Baca SelengkapnyaJokowi Bertemu dan Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, Anies: Biar Masyarakat Menilai
Anies tidak banyak berkomentar saat ditanya perihal Jokowi bertemu Prabowo dan Gibran
Baca SelengkapnyaJokowi Bawa Polemik Pengungsi Rohingya saat Bertemu Pimpinan Negara ASEAN di Jepang
Jokowi menilai polemik Rohingya jadi persoalan dunia bukan negara yang disinggahi saja
Baca SelengkapnyaJokowi Serahkan Bantuan Pangan di Maros
Bantuan tersebut sebagai upaya menghadapi kenaikan harga beras.
Baca Selengkapnya