JIS dituding beri keterangan palsu soal hasil visum
Merdeka.com - Keluarga korban pencabulan merasa tidak terima dengan keterangan saksi yang diajukan pihak pengelola TK JIS. Mereka menuding JIS memaksa saksi untuk memberi keterangan palsu terkait visum dari korban.
"Dia (pengelola) bilang visum dari (klinik) SOS. Sekali lagi, SOS tidak mengeluarkan visum," ujar T yang merupakan ibu salah satu korban pencabulan di JIS di Jakarta, Kamis (6/11).
Untuk membantah keterangan dari pihak JIS, T kemudian memeriksakan anaknya di beberapa rumah sakit antara lain RS Pondok Indah dan RS Polri. Hasil yang didapat berbeda jauh dengan visum dari pihak JIS.
"Menurut penjelasan dokter kelamin RS Pondok Indah dan RS Polri, mereka menyatakan anak saya positif terkena herpes kelamin," kata T.
Herpes kelamin merupakan penyakit yang muncul disebabkan virus. Virus tersebut dapat menjangkiti tubuh bayi yang lahir dalam keadaan normal.
"Sementara anak saya lahir secara caesar," ungkap dia.
Di samping itu, untuk memperkuat alibi pihak JIS mengajukan ahli yaitu dokter P. T mengaku tidak dapat menerima keterangan dokter P lantaran dia hanya dokter anak.
"Dokter P bukan dokter spesialis kulit. Dia dokter anak. Dia tidak memeriksa anak saya, hanya memasukkan cotton bud untuk mengetahui apakah ada bakteri atau tidak," kata dia.
Hasil cotton bud itu yang menjadi dasar adanya visum dari SOS. Sementara SOS sendiri, menurut T, bukan sebuah rumah sakit. "SOS hanya sebuah klinik," kata dia.
Atas hal ini, kuasa hukum keluarga korban Johan Lee Chandra mengatakan pihak JIS telah berbohong. Dia mengatakan JIS telah memaksa saksi untuk melanggar sumpah di pengadilan.
"Padahal saksi di bawah sumpah pengadilan," ungkap dia.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus Sekeluarga Bunuh Diri Bersama-sama Lompat dari Lantai 22 Apartemen, Tangan Saling Terikat
Hasil pemeriksaan tim identifikasi terhadap keempat jenazah ditemukan adanya tali yang mengikat antar satu korban dengan korban lain.
Baca SelengkapnyaFakta Baru Sekeluarga Tewas di Musi Banyuasin, 2 Anak Korban Ditemukan di Semak-Semak & Jamban
Melihat kondisi korban, diyakini keempatnya sudah tewas lebih dari tiga hari.
Baca SelengkapnyaDitinggal Orangtua Kerja, Bocah Tujuh Tahun Tewas Terjatuh dari Lantai 4 Rusun
Pihak keluarga memutuskan untuk tidak melakukan otopsi terhadap jasad korban.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Terlibat Pembunuhan Berencana, Caleg ini Terancam Hukuman Mati
Jasad korban ditemukan terbungkus selimut oleh seorang pesepeda pada Minggu (25/2) lalu.
Baca SelengkapnyaUsai Bertengkar Hebat, Pria di Malang Mutilasi Istri jadi Beberapa Bagian
Penyebab pertengkaran keduanya belum diketahui. Kasus mutilasi ini masih diselidiki
Baca Selengkapnya4 Sekeluarga Tewas Diduga Dirampok di Musi Banyuasin, Rumah Korban Jauh dari Permukiman
Korban HR merupakan pedagang ponsel keliling. Dia tinggal bersama tiga korban lain, yakni ibunya dan dua anaknya sejak bercerai dengan istrinya dua tahun lalu.
Baca SelengkapnyaDitemui Keluarga Pelaku, Orangtua Remaja Perempuan Korban Penganiayaan di Ciputat Tolak Damai
Nida bersama suaminya kemudian membuat laporan Polisi.
Baca SelengkapnyaRemaja Bunuh Satu Keluarga di Penajam Paser Utara Divonis 20 Tahun Penjara, Keluarga Korban Ajukan Banding
Vonis tersebut dijatuhkan majelis hakim dipimpin hakim ketua Budi Susilo dengan anggota Jerry Thomas dan Rihat Satria Pramuda dibacakan pada Rabu 13 Maret 2024.
Baca Selengkapnya4 Orang Tewas di Pelataran Apartemen Penjaringan Jakut Satu Keluarga, Dugaan Kuat Bunuh Diri
Hasil pemeriksaan sementara, empat orang korban meninggal dunia diduga akibat bunuh diri lompat dari Lantai 22.
Baca Selengkapnya