Merdeka.com - Kelompok Terbang (Kloter) 10 debarkasi Makassar tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, pukul 09.06 WITA. Dari Kloter inilah, ada beberapa jemaah yang jadi korban tragedi Mina, peristiwa nahas saat tahapan melempar jumrah.

Kepala Bidang Penyelenggaraan Umroh dan Haji Kemenag Sulsel, Iskandar Fellang yang ditemui di asrama haji Sudiang, Makassar, menjelaskan, sembilan jemaah haji yang meninggal dunia ini adalah korban tragedi Mina masing-masing Yahman Mistan, Najmiyah Samad, Namma Muhammad Kasim, Abubakar Karjo, Suami istri Hasbullah dan Siti Lubabah, Nuralam dan juga suami istri Lasikim dan Syarifah. Tetapi Syarifah meninggal di pemondokan karena sakit.

"Jemaah haji lain yang meninggal adalah dari Kloter 18 atas nama Darwis asal Kabupaten Bulukumba, korban kecelakaan crane. Selebihnya korban luka dalam peristiwa kecelakaan crane, antara lain Saharmi Umar dan Paharuddin Sidin dari Kloter 2 asal Kabupaten Sidrap dan Muhammad Harun dari Kloter 16 asal Kabupaten Maros," ujarnya di Makassar, Senin, (12/10).

Kloter 10 ini menumpang pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA1310 yang memberangkatkan 455 orang yang di antaranya ada lima orang petugas haji. Kemudian kembali sebanyak 446 orang karena sembilan di antaranya meninggal dunia. Jemaah haji dari Kloter 10 ini adalah jemaah haji dari Propinsi Sulawesi Barat.

Adapun barang-barang milik jemaah haji yang meninggal ini, kata Iskandar Fellang, juga ikut terbang bersama kloter 10 ini. Oleh petugas haji nanti menyerahkan ke pihak pemerintah daerah asal jemaah haji itu selanjutnya menyerahkannya ke pihak keluarga masing-masing.

"Sebenarnya yang tiba dari kloter 10 ini 448 orang dari yang seharusnya hanya 446. Itu karena ada dua jemaah haji dari kloter lain yang pindah ke kloter 10 ini yang istilahnya tanazul, dikarenakan tidak sempat ikut kloternya saat pemulangan lantaran sakit. Dua jemaah ini di antaranya pindahan dari kloter asal Propinsi Gorontalo," jelasnya.