Jelang Tahun Baru, PSK asal Maroko ramai di kawasan Puncak
Merdeka.com - Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbang) Cianjur, Jabar, menduga pekerja seks komersial (PSK) asal Maroko masih banyak berkeliaran di Perumahan elite Kota Bunga, Cipanas-Puncak. Untuk itu, Kepala Kesbang Tom Danny Gadiat mengatakan akan berkoordinasi dengan imigrasi dan Pengawas Orang Asing (POA) dalam waktu dekat untuk melakukan razia.
Dia mengatakan, perumahan elite tersebut menjadi target untuk dilakukan razia karena dugaan PSK asal Maroko, banyak tinggal di perumahan tersebut. Tidak menutup kemungkinan, ungkap dia, setelah dilakukan razia dan penangkapan PSK asal Maroko di Cisarua dan Sukabumi, mereka lari ke wilayah Cianjur khususnya Kota Bunga.
"Maka saat ini kami terus mengawasi dan memantau wilayah Cianjur yang dikhawatirkan menjadi tempat migrasi PSK asal Maroko itu. Tapi cuma satu tempat yang sedang kami bidik di Kota Bunga," katanya, seperti dilansir Antara, Jumat (19/12).
Namun, tutur dia, untuk melakukan razia, pihaknya masih menunggu keputusan dari kantor imigrasi dan POA. Sehingga, razia harus dilakukan secara bersama-sama termasuk dengan Satpol PP dan kepolisian.
"Kalau ada yang tertangkap tentunya kami akan menyerahkannya ke kantor imigrasi, seperti beberapa waktu lalu, kami menangkap satu orang PSK asal Maroko, lalu diserahkan ke kantor imigrasi Sukabumi," katanya.
Selain itu, pihaknya telah melakukan koordinasi untuk mengawasi maraknya PSK dan warga asing menjelang Natal dan Tahun Baru. Hal tersebut untuk menciptakan situasi dan kondisi yang aman dan nyaman bagi warga Cianjur.
"Pengawasan ini tidak dilakukan hanya menjelang Natal dan Tahun Baru saja, namun pada hari-hari tertentu tetap dilakukan pengawasan," katanya.
Sementara itu, Kepala Satpol PP Cianjur Tohari Sastra mengatakan, siap menggelar razia di berbagai tempat hiburan jika memang sudah ada instruksi. Selain untuk mempersempit jaringan penyaluran PSK asal Maroko, termasuk antisipasi maraknya pekerja seks lokal.
"Dalam waktu dekat ini kami akan menggelar razia, meskipun selama ini kegiatan tersebut rutin dilakukan. Kami juga berharap penyakit masyarakat dapat menurun," katanya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Usai Minta Maaf, 78 Pegawai KPK Terlibat Pungli Terancam Sanski Disiplin
78 Pegawai KPK itu sebelumnya meminta maaf secara terbuka telah melakukan pungli di Rutan KPK.
Baca SelengkapnyaPungli di Rutan KPK Capai Rp6,1 Miliar
Dewan Pengawas KPK menemukan ada 93 pegawai KPK yang diduga terlibat dalam perkara pungli.
Baca SelengkapnyaHari Ini, 15 Pegawai KPK Jalani Sidang Etik Kasus Dugaan Pungli
Dewas KPK menggelar sidang etik terkait dugaan pungli
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Terbukti Terlibat Pungli di Rutan KPK, 78 Pegawai Disanksi Berat Minta Maaf dan 12 Diserahkan ke KPK
Untuk 78 pegawai KPK dikenakan sanksi berat berupa permintaan maaf secara langsung dan terbuka
Baca SelengkapnyaFOTO: Panas-Panasan Pakai Seragam Putih Hitam, Ribuan Petugas KPPS se-Kecamatan Palmerah Dilantik di Lapangan Bola
Petugas KPPS untuk Pemilu 2024 akan menjalani masa kerja selama 1 bulan dari 25 Januari hingga 23 Februari 2024
Baca SelengkapnyaDieksekusi, 78 Pegawai KPK Serentak Minta Maaf Terlibat Pungli di Rutan
Permintaan maaf tersebut dibacakan langsung oleh para pegawai yang dijatuhi sanksi berat oleh Dewan Pengawas (Dewas) KPK.
Baca SelengkapnyaKPK Tetapkan Pencentus Pungli Rutan KPK Hengki Jadi Tersangka
Nantinya tidak semua pelaku pungli yang terlibat akan dijadikan tersangka.
Baca SelengkapnyaTetap Ikut Rapat Meski Masuk Rumah Sakit, Aksi Anggota KPPS Ini Bikin Salut
Pemilu tinggal hitungan hari, petugas KPPS tentu tengah disibukkan dengan segala persiapan menuju hari pencoblosan.
Baca SelengkapnyaPKS Marah Gara-Gara Calegnya Dipukul Usai Pasang Alat Peraga Kampanye di Masjid: Premanisme!
Makhyaruddin Yusuf mengatakan soal larangan memasang APK bukan ranah terduga pelaku, melainkan Panitia Pengawas Pemilihan (Panswaslih).
Baca Selengkapnya