Merdeka.com - Jelang lengsernya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Senin (18/10) pekan depan banyak tanggapan ihwal prestasi pada masa pemerintahannya selama dua periode. Pewarta senior Budiarto Shambazy mengaku miris atas capaian Presiden SBY.

"Masalah. Sebuah pemerintahan baru pasti menghadapi tantangan dan peluang. Jokowi itu lebih banyak menghadapi tantangan daripada peluang. Peluang kecil, masalahnya terlalu banyak," kata Budiarto dalam acara diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (18/10).

Budiarto mengatakan, Joko Widodo tidak banyak memiliki ruang buat bergerak dalam membereskan kemelut negeri. Antara lain postur anggaran yang tidak imbang, sulitnya memimpin negara dengan wilayah luas, ditambah tantangan buat menaikkan harga bahan bakar minyak.

"Itu tantangan paling menyulitkan untuk pemerintahan. Tantangannya makin banyak, peluangnya makin kecil untuk bergerak dan improvisasi. Ini yang diwariskan oleh SBY. SBY meninggalkan banyak masalah," ujar Budiarto.

Namun, Asisten Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Imelda Sari menampik hal itu. Menurut dia, prestasi SBY lima tahun terakhir bisa dirasakan dalam sektor ekonomi terus meningkat. Menurut dia, semua capaian itu sudah menempatkan Indonesia menjadi negara kelas menengah.

"Yang paling penting untuk Pak Jokowi, bagaimana menumbuhkan ekonomi rakyat kecil kemudian menjaga lingkungan supaya sustainable dan mendapat dana karbon. Indonesia juga akan menjadi pasar yang besar dilirik oleh Eropa," ujar Imelda.