Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jelajah tempat keramat di Pulau Dewata

Jelajah tempat keramat di Pulau Dewata Bali. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Supranatural sudah mengiringi kehidupan manusia sejak lampau. Bahkan orang-orang sejak lama meyakini tempat-tempat tertentu memiliki aura mistis kuat. Selalu ada cerita di baliknya kadang sulit dicerna nalar.

Keramat sudah turun-temurun diwariskan antargenerasi. Terkadang kisah itu dibuat dengan maksud tertentu. Yakni menjaga keseimbangan alam atau lainnya. Tetapi beberapa percaya ada kekuatan lain di luar manusia bisa menyebabkan sebuah peristiwa.

Di Bali, tempat-tempat dikeramatkan bertebaran. Sebagian bahkan disebut kerap mengganggu manusia di sekitarnya. Meski begitu, sebagai manusia sebaiknya tidak perlu ciut. Kita hanya harus menghormati keberadaannya. Berikut ini adalah rangkuman beberapa lokasi dianggap keramat di Pulau Dewata.

Kolam di Pura Langgar dihuni ikan Lele merah berkepala raksasa

Percaya atau tidak, keberadaan Pura Dalem Jawa (Langgar) desa Bunutin, Taman Bali, Bangli memang penuh dengan getaran spiritual. Pura yang merupakan bukti terjalinnya akulturasi kebudayaan Hindu-Islam sejak ratusan silam itu, seakan menyimpan segudang misteri di dalamnya.

Salah satunya Telaga (kolam) berbentuk U yang mengelilingi areal Pura Langgar seluas satu hektar itu, hidup berbagai jenis ikan yang sangat dikeramatkan oleh umat Hindu dan Muslim.

Dari sejak puluhan tahun tidak seorang pun warga setempat atau pengunjung yang berani mengambil ribuan bahkan mungkin jutaan jumlah ikan dalam kolam tersebut. Ukurannya tak tanggung-tanggung, ada yang mencapai bobot puluhan kilogram dan panjang sampai satu setengah meter.

"Saya juga tidak tahu apa sebabnya, yang pasti itu keyakinan kami di sini tidak ada yang berani memancing dan memakan ikan dari kolam ini," ungkap Kelian Pura Dalem Jawa (Langgar) Penataran Agung Bunutin Bali Ida I Dewa Gede Oka Nurjaya, Kamis (2/4) di Bangli, Bali.

Dia menceritakan, pernah suatu ketika dari dalam telaga muncul ikan lele yang sangat besar. Yang aneh dari kemunculan ikan lele itu, diperkirakan panjangnya satu setengah meter itu kepalanya yang berukuran raksasa dan berwarna merah.

"Kepalanya ikan lele itu sebesar bongkahan batang pohon kelapa dan berwarna merah," kata Wiadnyana, meyakinkan bahwa ikan itu nyata adanya bukan gaib namun sangat langka bisa melihatnya.

Tidak hanya itu, bukti kekeramatan kolam itu juga pernah terjadi. Saat warga mau menguras air telaga, tidak ada satu ikan pun yang berhasil ditangkap.

"Padahal kalau kita lihat sekarang itu ikannya banyak sekali kan. Tapi, saat dikuras airnya oleh warga, keberadaan ikan-ikan ini tidak ada sama sekali," ujarnya. "Ini ikan kesayangan Ida Raden Mas Blambangan," imbuhnya.

Tampak dalam areal telaga itu, terdapat lima pelinggih (tempat suci) sebagai penjaga telaga di empat penjuru mata angin. Paling barat ada Bale Patok. "Bale Patok yang ada di sini diyakini oleh warga sebagai tempat untuk melakukan pemujaan memohon kesuksesan dalam berkarir," ujar Oka.

Katanya, masing-masing tugu atau pelinggih punya fungsinya. Selain Bale Patok untuk memohon karir, ada juga tempat lainnya yang memohon untuk pengobatan, serta mohon peningkatan spiritual, serta juga ada yang khusus untuk memohon kesuburan bagi petani dan peternak.

Goa ini diyakini dihuni raksasa, tempat buang sial warga Bali

Di sebuah tebing di Dusun Pucungan desa Kayubihi, Bangli, Bali, terdapat sebuah goa. Uniknya, goa yang tertutup di antara rimbunnya semak belukar dan pohon bambu ini merupakan goa bersejarah, tempat persembunyian para pejuang zaman penjajahan Belanda.Goa yang terletak di tepi tebing ini, kini jadi mistis setelah warga setempat mempercayainya bahwa di goa tersebut dihuni raksasa yang sedang bertapa hingga sekarang.Begitu angkernya goa tersebut, masyarakat setempat meyakini sebuah pantangan yang tidak boleh dilanggar. "Orang yang baru manten (nikah) dilarang melintas di depan goa, apalagi wanita yang lagi haid," kata I Wayan Suarsana, warga setempat yang lahannya tepat berada di area goa kepada wartawan, Sabtu (7/3).Suarsana menuturkan, bahwa bagi yang baru menikah minimal setelah enam bulan menikah baru boleh melintas depan goa. Karena jika dilanggar, niscaya akan cerai. Bagi wanita sedang haid, diyakini tidak akan memiliki keturunan.Di dusun ini hanya terdapat 66 KK, dan seluruhnya meyakini kepercayaan tersebut secara turun menurun. Di dalam goa dengan kedalaman 25 meter di mana diameternya hanya 5 meter dan tinggi lorong goa sekitar 10 meter, terdapat sumber mata air yang lebarnya tidak lebih 1 meter dengan kedalaman hanya sampai siku tangan orang dewas."Goa ini bukan tempat persembahyangan. Tapi sering digunakan warga untuk melukat (pembersihan buang sial). Ada sumber mata air di dalamnya, tidak pernah meluap dan tidak pernah surut airnya," Cerita Suarsana.Untuk menuju ke goa ini, dari kota Bangli kurang lebih berjarak 10 km ke arah jalur Kintamani Bangli. Goa ini dipercaya oleh warga setempat ada sejak zaman penjajahan Belanda."Di dalam goa ini konon para pejuang berlindung sambil memohon kuasa Tuhan untuk mengatur strategi perlawanan," Terangnya.

Pohon sakti di Pura Bali ini dihuni naga emas dan bidadari

Saat proyek pelebaran Bandara Ngurah Rai di Denpasar, Bali, semua bangunan lama dirubuhkan. Namun hanya satu yang tidak dapat disingkirkan, yaitu keberadaan pohon kepuh di areal lokasi bandara internasional milik pulau Bali ini.Pohon kepuh setinggi lebih dari 20 meter ini sudah ada sejak kali pertama dibangunnya reklamasi Bandara Ngurah Rai pada 1970-an. Pada saat itu pula, pohon ini tetap berdiri kokoh tanpa mampu untuk ditebang atau diratakan.Di tempat ini, dibangun sebuah pura yang diyakini oleh seluruh karyawan yang bekerja di lingkup Bandara Internasional Ngurah Rai sebagai penjaga alam udara dan laut di wilayah perbatasan Desa Adat Kelan dan Desa Adat Tuban.Saat proyek perluasan Bandara Ngurah Rai, semuanya diratakan tidak terkecuali pura di pohon kepuh ini. Sayang, pura bisa dipindah ke tempat lain dengan upacara pemindahan dan disetujui warga. Namun, hal itu mubazir karena yang diharapkan oleh pihak pelaksana proyek adalah menebang pohon kepuh tua yang melindungi pura di bawahnya."Sudah lebih dari 4 kali pohon ini mau ditumbangkan tetapi tidak pernah berhasil, kami desa adat sih mempersilakan saja, tetapi kami tidak bertanggung jawab kemungkinan terjadi," kata Mangku Gusti Made Gina, Pemangku Pura Kepuh di Tuban, Kuta Sabtu (27/12).Di tempat ini tidak hanya warga setempat yang haturkan bhakti, tetapi banyak para sopir taksi yang datang mohon keselamatan. "Dahulu kebanyakan para sopir yang sembahyang di sini, itu sebelum jalan di depan pura diputus," ujar Mangku.Pohon Kepuh yang terletak di sisi utara terminal cargo, itu memang banyak menyimpan misteri. Bahkan sejumlah karyawan yang bekerja di lingkup Bandara Ngurah Rai, ketika meminta sesuatu ke pohon itu selalu diberkati.Cerita salah seorang karyawan di salah satu penerbangan di Bandara Ngurah Rai, mengaku lebih dari 7 tahun bekerja tetapi masih status tenaga kontrak."Sejak saya memohon di pura itu, ternyata tidak lebih dari seminggu ada surat pengangkatan untuk saya. Sejak saat itulah saya rajin sembahyang di pura Kepuh," kata seorang wanita karyawan di Bandara yang meminta namanya tidak ditulis.Masih cerita dia, setiap bekerja jam sif apapun, mau siang, pagi atau malam dia mengaku terlebih dahulu absen di pohon kepuh ini sebelum absen ke perusahaan."Intinya kita umat di Bali, selalu menjalankan kehidupan sehari-hari harus selaras Sekala dan Niskala (alam nyata dan tak nyata)," ujarnya.Hal senada juga kembali diucapkan oleh Mangku Pura Kepuh ini Gusti Made Gina, bahwa segala permohonan dan permintaan yang dilakukan dengan hati yang tulus bukan dasar permohonan yang ada timbal baliknya, di tempat ini pasti dikabulkan."Asal niat kita ikhlas, maka permohonan kita pada Tuhan akan disampaikan dan didengarkan di tempat ini. Ingat, bukan untuk menguji, tetapi silakan percaya tak percaya," ungkap mangku, Sabtu (27/12).Kata Mangku, kebanyakan dari warga yang memohon di tempat pura kepuh bandara Ngurah Rai ini adalah mereka yang memiliki sakit tak kunjung sembuh. "Untuk mohon kesembuhan selalu berhasil di tempat ini sembuh. Tetapi kalau lain-lain, cari pesugihan dan enteng jodoh atau mohon punya anak, ada sih satu dua yang berhasil," terang Mangku Gina, usai melayani umat di Pura Pohon Kepuh Tuban, Kuta Bali.

Penebangan pohon sakti di Pura Kepuh, Denpasar, Bali, pernah disayembarakan. Misalnya saat PT Angkasa Pura I hendak memasang radar pemancar Bandara Ngurah Rai. Ritual pemujaan sudah digelar sebelum ditebang, tapi akhirnya diurungkan."Dulu sempat disayembarakan untuk menebang pohon ini. Tahun berapa itu, saya lupa sekitar tahun 80-an," kata Mangku Gusti Gina.Ceritanya, saat seorang buruh tebang pohon asal Jawa memanjat pohon tersebut, kira-kira setinggi tujuh meter malah terjatuh saat hendak mengayunkan gergaji mesinnya. Dia meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.Sayembara kedua juga sempat dilakukan, dimana saat itu ada kiai, pemangku dan tokoh adat setempat melakukan permohonan untuk pemindahan siapapun yang jadi penunggu tempat ini. Setelah upacara, ada tukang dari Lombok bersiap menebang. "Yah, kabarnya juga meninggal saat dalam perjalanan menuju ke Pura ini. Ia kecelakaan dalam perjalanan," ujarnya.Semenjak itulah, keberadaan pohon kepuh ini tetap berdiri kokoh. Kendati angin kencang menerpa, tetap tidak tergoyahkan. "Setidaknya bukan soal keangkeran atau hal-hal yang aneh. Tetapi perlu diketahui, bahwa sesuatu yang sekiranya tidak penting jangan dianggap terlalu mengganggu. Buktinya, sekarang perluasan bandara tetap saja berjalan normal, apa pohon ini mengganggu pemandangan, juga tidak. Mari kita saling menjaga alam ini," ujar Mangku.Dia melanjutkan, konon Pura Kepuh di Bandara Ngurah Rai itu dahulunya tempat pemandian. Karenanya, tempat ini masih dikunjungi para bidadari dari kayangan. Bahkan, dia menuturkan, percaya atau tidak konon di tempat ini warga sering melihat sosok naga emas melingkari pohon kepuh setinggi lebih dari 17 meter itu.Sebenarnya pura itu bernama Tegal Melangkang, namun sebagian masyarakat mengenal tempat ini sebagai Pura "Kepuh" Ngurah Rai sebab pura berada di bawah pohon kepuh tua yang usianya lebih dari 100 tahun."Pura ini bukan Pura Kepuh, pohonnya yang namanya pohon kepuh. Nama pura ini Tegal Melangkang," kata I GST Made Gina, Pemangku di Pura ini, Sabtu (27/12).Menurut dia, banyak orang yang datang ke tempat itu doanya terkabul. "Kebanyakan warga melihat sosok naga kekuning keemasan. Ada juga yang sering melihat wanita cantik berselendang menari-nari," ungkapnya.Soal benar atau tidak cerita tersebut, tapi bagi warga sekitar tempat ini disucikan. Bahkan mega proyek perluasan Bandara Ngurah Rai tak mampu meratakan tempat ini. Kendati warga adat setempat mengizinkan asal diberikan tempat baru untuk pemindahan pura Malengkang. Hasilnya seorang buruh proyek tertimbun persis jarak 20 meter sebelah barat dari pura ini. Terakhir hingga mendatangkan paranormal dari Tanah Jawa dan para kiai untuk memohon izin kepada penunggu di pohon kepuh. Namun tetap saja tidak berhasil.

 

Cerita pohon kelapa sakral di Bali yang sering buat kesurupan bule

Di hotel Patrajasa Tuban, Bali tumbuh pohon kelapa yang unik dan disakralkan. Pohon tersebut memang tampil tidak biasa, lazimnya pohon kelapa tidak memiliki cabang dan hanya tumbuh dalam satu batang pohon dengan rimbunan daun nyiur di atasnya. Namun pohon kelapa yang ada di areal hotel ini memiliki cabang lebih dari 13 dan sudah sejak lama pohon kelapa ini Disakralkan. Keberadaan pohon ini dibenarkan oleh PR Patrajasa Hotel Samina. Dia mengatakan begitu banyaknya cabang batang pohon kelapa ini, hingga sampai harus ditopang dengan penyangga dari besi oleh pihak hotel."Soal sejak kapan pohon kelapa ini mulai memperlihatkan cabangnya, saya tidak tahu pak. Pastinya sebelum saya disini pohon ini sudah lebih awal ada," jelas Samina di Patrajasa Hotel, Tuban Kuta Bali Selasa (31/3). Sejumlah karyawan hotel mengaku pohon tersebut tidak mempunyai jumlah cabang yang pasti. Oleh karena itu, mereka percaya jika mampu menghitung sampai tiga kali dan jumlahnya selalu sama maka doanya dan permintaan akan dikabul."Kalau hitung awal biasanya sampai di atas 20. Nanti hitungan kedua bisa 18 atau 17, ke tiga bisa di atas 20 lagi. Makanya kalau ditanya ada berapa, kami selalu jawab banyak," ucap Agus, salah satu karyawan lama di hotel yang terletak berdampingan dengan Bandara Ngurah Rai ini.sebenarnya pohon ini ada sejak lama, bahkan sebelum banyak hotel berdiri di daerah ini. Pada awalnya pohon ini dianggap biasa, itu saat bercabang dua. Bahkan oleh sejumlah anak nelayan justru sering dipakai mainan kuda-kudaan. Saat cabang yang terbagi menjadi dua anehnya banyak karyawan hotel dibuat kesurupan. "Hampir setiap hari saat itu karyawan kesurupan. Sampai ada tamu hotel turis asing juga kesurupan dan menggunakan bahasa Bali. Akhirnya baru kita semua percaya," cerita Agus.Agus berharap agar di bawah pohon tersebut dibangun sebuah tugu dan disakralkan. Para penduduk percaya pohon ini dihuni oleh ratusan kera dan dayang-dayang pantai, sehingga cabang terus tumbuh dan muncul."Percaya atau tidak, sejak itu pohon kelapa ini terus bercabang dan bercabang hingga sekarang kita sakralkan," terangnya yang memperkirakan mulainya disakralkan sejak tahun 1983.

Misteri wanita pengantin di lokasi arung jeram Sungai Ayung Bali

Sungai Ayung di Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, selain terkenal sebagai tempat wisata arung jeram, ternyata juga menyimpang cerita mistis. Obyek wisata sungai yang menjadi lokasi tewasnya turis asal India Bhavik Shah (29), itu juga terkenal angker.Berdasar cerita tutur masyarakat setempat, konon sungai atau tukad yang membelah dua kabupaten antara Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Badung ini dihuni sosok wanita cantik bergaun pengantin. "Entah sudah berapa banyak mas yang nyaris tewas dan sudah tewas di sungai ini. Anehnya mereka adalah pasangan kekasih atau pasangan suami istri yang berlibur ke bali," ujar salah seorang pemandu wisata arung jeram yang mengaku sudah lebih dari 20 tahun jadi pemandu.Dalam upacara pencarian beberapa waktu lalu, di lokasi Sungai Ayung, Desa Kedewatan, Gianyar, untuk membersihkan arwah korban turis asal India ini, pemandu yang tidak ingin disebutkan namanya ini kerap kali dapat firasat akan ada wisatawan lain bakal kena musibah saat arung jeram. "Yang namanya luka jahit akibat terbentur batu, tidak terhitung jumlahnya di sini," ucap laki-laki berbadan tegap ini.Kepada merdeka.com, pemandu ini menuturkan kerap kali melihat sosok wanita berjalan di atas derasnya air sungai. Biasanya itu terjadi di saat tamu lagi sepi, namun setelah penampakan itu terlihat tidak berselang lama selalu saja ada rombongan datang untuk aktivitas arung jeram. Angkernya Sungai Ayung ini tidak hanya diakui oleh pemangku adat setempat. Bahkan hampir sebagian masyarakat sekitar lokasi yang dekat arus sungai juga mengakui keangkeran sungai yang memisahkan dua kabupaten di bali ini. Seperti dikatakan Humas Bali Adventure, I Wayan Sukianten, yang mengatakan sepanjang jalur Sungai Ayung ada jalur-jalur berbahaya baik itu secara skala (nyata) dan niskala (gaib)."Ada sejumlah tempat yang keramat di sepanjang alur Sungai Ayung, sehingga pihaknya bersama perusahaan lain membangun tempat suci pelinggih dan mengaturkan sesajen di tempat yang dianggap keramat tersebut," kata Sukianten.

(mdk/ary)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menjelajahi Sungai hingga Alam Liar di Pulau Dongeng Depok, Letaknya di Dalam Mal

Menjelajahi Sungai hingga Alam Liar di Pulau Dongeng Depok, Letaknya di Dalam Mal

Pulau dongeng di Depok bikin liburan keluarga akhir tahun makin seru dan ceria

Baca Selengkapnya
10 Wisata Jepang Paling Rekomendasi, Sajikan Beragam Keindahan Alam & Budaya

10 Wisata Jepang Paling Rekomendasi, Sajikan Beragam Keindahan Alam & Budaya

Berikut beberapa pilihan wisata Jepang paling rekomendasi yang sajikan beragam keindahan dan budaya.

Baca Selengkapnya
Menjelajah Kekayaan Tradisi Baduy di Imah Saba Budaya, Wajib Dikunjungi Sebelum Masuk ke Kampung Adat

Menjelajah Kekayaan Tradisi Baduy di Imah Saba Budaya, Wajib Dikunjungi Sebelum Masuk ke Kampung Adat

Sebelum masuk ke kampung Baduy, ada baiknya mengenal sekilas di Imah Saba Budaya

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mencicipi Kue Ka Khas Pulau Seribu, Hanya Ada saat Ritual Nelayan Pulang Melaut

Mencicipi Kue Ka Khas Pulau Seribu, Hanya Ada saat Ritual Nelayan Pulang Melaut

Kelezatan kue ka hadir berbarengan dengan dalamnya makna yang dipercaya oleh masyarakat sekitar.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Pulau Penyengat, Sajikan Wisata Budaya hingga Kuliner Khas Tanjung Pinang

Mengunjungi Pulau Penyengat, Sajikan Wisata Budaya hingga Kuliner Khas Tanjung Pinang

Di Pulau Penyengat ini, wisatawan bisa menikmati pesona alam seperti indahnya senja sore hari dari pinggir pantai.

Baca Selengkapnya
8 Wisata Balikpapan Alam yang Indah dan Wajib Dikunjungi, Bikin Liburan Makin Berkesan

8 Wisata Balikpapan Alam yang Indah dan Wajib Dikunjungi, Bikin Liburan Makin Berkesan

Mrdeka.com merangkum informasi tentang wisata Balikpapan alam yang indah dan wajib dikunjungi.

Baca Selengkapnya
10 Makanan Daerah di Pulau Jawa, Terbuat dari Pangan Nabati Lengkap dengan Cara Membuatnya

10 Makanan Daerah di Pulau Jawa, Terbuat dari Pangan Nabati Lengkap dengan Cara Membuatnya

Setiap daerah memiliki makanan daerah yang menjadi ciri khasnya masing-masing. Berikut adalah macam-macamnya di Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya
Melihat Desa Petani Unik di Jepang, Alamnya Cantik & Ladang Tertata Rapi

Melihat Desa Petani Unik di Jepang, Alamnya Cantik & Ladang Tertata Rapi

Banyak warga lokalnya menggunakan ladang untuk dijadikan sebagai lahan menanam sayur-sayuran.

Baca Selengkapnya
Keindahan Nagari Mandeh, Desa Wisata Religi Bak Raja Ampat di Sumatera Barat

Keindahan Nagari Mandeh, Desa Wisata Religi Bak Raja Ampat di Sumatera Barat

Nagari Mandeh merupakan salah satu kampung nyaris terisolir. Letaknya sangat jauh dari Kota Padang.

Baca Selengkapnya